"Good morning papi, ko Zee" suara riang seorang gadis menuruni tangga menuju meja makan. Kecupan di pipi di daratkan pada dua lelaki kesayangannya.
"Morning too, Ella" jawab Samuel dan Zee bersamaan.
"Mau Pake selai apa?" Tanya Samuel pada putri satu satunya.
"Coklat" jawab Ella sembari membenarkan letak jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Kepalanya mendongak ketika melihat dua lembar roti dengan selai coklat mendarat di piringnya, ternyata kakaknya lah sang pelaku. "Makasih Koko" ucap Ella dengan senyum manis miliknya.
Zeean mengangguk "habisin,nanti berangkat sekalian sama Koko" jawab Zeean kemudian bangkit membawa piring kotornya ke wastafel setelah menyelesaikan sarapan paginya.
Setelah menghabiskan sarapan dan menandaskan susu coklatnya gadis berusia 14 tahun dengan seragam putih biru lengkap dengan dasi dan rompi miliknya segera bangkit lalu berpamitan pada ayahnya yang tengah menggunakan jas kerjanya.
"Hati hati dek, nanti pulangnya papa jemput!" Teriak Samuel yang di angguki Ella dari daun pintu utama rumahnya.
Ella dengan segera menerima uluran helm miliknya dari tangan kakaknya yang ternyata sudah stay di depan rumah dengan motor sport hitam kesayangannya. Perjalanan menuju SMP tempat ia bersekolah hanya membutuhkan waktu 15 menit,di tambah laju motor Zeean yang cukup cepat membuat nya lebih cepat sampai.
***
Tahun ajaran baru di mulai,meskipun jam masih menunjukkan pukul 06:43 sekolah bersekala internasional itu sudah mulai ramai. Mereka berlomba lomba untuk berangkat pagi hanya demi bisa duduk di area bangku depan, mayoritas di lakukan para anak anak kelas 7 yang masih terlihat begitu excited di hari pertama mereka resmi menjadi murid SMP.
Tepukan di ikuti rangkulan di bahunya membuat Ella menoleh cepat ke arah kanannya. Seorang gadis tinggi dengan name tag bertulis 'Kathrina Irene' merangkulnya. "Good morning Ella" sapa Kathrina dengan senyum miliknya. "Morning too Athin" jawab Ella sembari memeluk singkat Athin. "Eh Marsha udah sampe belum si?" Tanya Ella. "aku tadi chat dia, dia bilang dia di kantin" jawab Athin lalu menarik tangan Ella menaiki tangga menuju lantai dua bangunan itu.
"Kamu mau duduk dimana El?"
"Di bekasnya kak Ashel dulu" jawab Ella lalu membuka pintu Kelas yang bertuliskan 9A, kelas unggulan di SMP itu.
"Aku di sampingmu ya" ucapan Athin hanya mendapat anggukan kecil dari ella. tak ada satupun anak di kelas,hanya ada 4 buah tas yang berada di atas meja bertandakan bahwa kursi itu telah menjadi pilihan duduk seseorang. Mereka lebih memilih untuk ke kantin, melepas rindu dengan masakan kantin Favorit.
"Eh terus Marsha?" Tanya Ella setelah mengingat sahabatnya.
"Ah biarin duduk sama Ferrel aja lah" ucap Athin memancing tawa Ella.
"Jail banget"
Ella mendudukkan bokongnya di kursi yang menjadi pilihannya lalu menyenderkan bahunya di tembok. Ia sengaja memilih tempat duduk di bawah AC ruang kelas. Tempat yang selalu menjadi pilihan Favoritnya di kelas. Menurutnya duduk dimanapun akan sama saja dan tidak mempengaruhi rank.
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian dua gadis mudaa yang sedari tadi hanya diam, Marsha dengan wajah ngos-ngosan miliknya tercetak jelas.
"Hai" sapa Marsha lalu memeluk dua sahabatnya.
"Ih kok kalian duduk berdua sih, terus aku sama siapa?!" Ucap marsha setelah melihat kedua sahabatnya duduk bersama.