.
..
...
....
.....
....
...
..
.Hinata mengeringkan rambutnya yang basah sembari menunggu air dalam teko mendidih, wajah ayunya sedikit tertekuk karena suatu alasan. Mandi air hangat setelah bekerja memang yang terbaik, membuat tubuhnya yang lelah menjadi rileks kembali. Dia baru saja membersihkan badannya dan berganti pakaian dengan piyama bewarna ungu kesukaannya. Gadis itu juga tak lupa menyalakan penghangat ruangan karena suhu di Sapporo mulai turun menusuk tulang mengingat musim dingin telah tiba. Bunyi ponsel yang menandakan adanya pesan masuk membuat Hinata teralih, dia memeriksa ponselnya dan binar bahagia tiba-tiba muncul saat tahu Sasuke lah yang membunyikan notifikasi di ponselnya. Dengan cekatan, Hinata membalas pesan Sasuke dengan senyuman bahagia di wajahnya. Perasaan kecewa yang beberapa saat lalu Hinata rasakan seolah menghilang saat pikirannya dipenuhi oleh Sasuke yang perhatian. Hinata benar-benar seperti gadis remaja yang baru saja jatuh Cinta. Tak lama, teko airnya berderik nyaring. Hinata sampai kaget karena dia terlalu asyik dengan ponselnya. Gadis itu terkekeh pelan sebelum menuangkan air panas itu pada dua cangkir bertuliskan inisial dirinya dan Sasuke.
Tepat ketika Hinata baru saja selesai mengisi cangkir dengan inisial nama Sasuke, bunyi bel pintu rumahnya terdengar. Tak mau berlama-lama, Hinata segera membuka pintu tersebut dengan wajah paling bahagia.
"Selamat datang, Sa--Akh!!"
Tubuh Hinata terangkat dengan mudahnya. Gadis itu terpekik kaget karena tiba-tiba saja tubuhnya telah tersampir apik di bahu seseorang.
"Astaga Sasuke-kun! Kau membuatku kaget. Turunkan aku sekarang! Aku berat tahu." Kata Hinata.
Bukannya segera menurunkan Hinata, Sasuke sang pelaku malah mengubah tubuh Hinata menjadi di atas tangannya. Kini Sasuke menggendong Hinata ala-ala pengantin baru yang mana hal tersebut membuat wajah Hinata merah sempurna. Gadis itu refleks menutupi wajahnya yang membuat Sasuke terkekeh bahagia. Lalu, satu kecupan panjang mendarat tepat di dahi tertutup poni Hinata.
"Aku pulang."
.
..
...
....
.....
....
...
..
.Di ruang keluarga yang tidak terlalu besar Sasuke dan Hinata menikmati waktu berdua mereka dengan secangkir coklat hangat. Keduanya baru saja selesai makan malam, Sasuke juga telah membersihkan dirinya dan berganti pakaian dengan piyama yang sama seperti yang dikenakan Hinata. Sasuke memang sengaja meninggalkan beberapa pakaiannya di sana karena laki-laki itu rutin dua kali dalam seminggu menginap di rumah calon istrinya. Bahkan akan lebih jika Hinata memintanya. Seperti saat ini.
TV di depan mereka menyala menampilkan berita-berita terkini di Tokyo dan sekitarnya. Sasuke menyamankan dirinya duduk di atas karpet lembut dengan punggung bersandar pada sofa, sedangkan Hinata mencari kehangatan dengan duduk diantara kaki Sasuke. Mereka berdua sesekali mengomentari isi berita yang disajikan dengan apik oleh sang reporter.
"Maaf ya." Sasuke memulai.
"Um, tidak apa-apa. Sasuke-kun sudah mengatakan alasannya tadi." Hinata membalas ucapan Sasuke dengan senyuman ringan. Gadis itu meremas pelan lengan Sasuke yang bertengger manis di perutnya sebagai isyarat bahwa dia tidak masalah.
Senyuman tulus terbentuk di wajah Sasuke yang selalu datar itu, dia menghela napas lega sebelum menyamankan dagunya di Puncak kepala Hinata. Laki-laki pemilik marga Uchiha itu menghirup aroma shampoo Hinata yang harum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
FanfictionHinata tidak tahu apa yang terjadi padanya. Saat manik seindah batu amethys itu terbuka, yang dilihatnya adalah gelap dengan sedikit cahaya yang mengintip dari balik tirai mewah bewarna coklat keemasan. ° ° ° °° °°° °° ° ° ° Gadis bermarga Hyuga it...