Chapter 3

443 59 38
                                    

.
..
...
....
.....
....
...
..
.


Kabar mengenai pernikahan Sasuke-Hinata yang akan dilaksanakan lebih cepat dari tanggal yang sudah ditentukan telah tersebar luas. Beritanya sangat mudah tersebar mengingat Sasuke adalah pebisnis muda yang sukses meniti karirnya di usia ke dua puluh tujuh tahun selain itu Sasuke juga masuk dalam jajaran sepuluh laki-laki tertampan versi majalah fashion Jepang. Tak ayal jika tingkah polahnya menjadi pusat perhatian para pemburu berita.

"Brengsek!"

Bersamaan dengan makian itu sebuah majalah dengan gambar Sasuke di sampulnya tersobek menjadi beberapa bagian.

"Kenapa ini bisa terjadi?"

Semua barang yang ada di meja tersapu kasar hingga jatuh berantakan menimbulkan suara ribut yang memekakkan telinga. Tak hanya itu saja, teriakkan murka yang terdengar menyedihkan menggema setelahnya.

"Ino."

"Pergi kau! Aku tidak ingin melihatmu!" Teriak Ino.

Gadis yang memiliki penampilan berantakan itu memicing tajam pada sosok laki-laki bersurai hitam di depannya. Meski begitu Ino tetaplah cantik, dia adalah seorang model papan atas dengan julukan barbie hidup dengan penampilan menawan. Namun, sekarang penampilannya yang menawan itu terlihat sangat kacau hanya karena satu orang yang begitu ia damba.

"Sadarlah. Dia sudah memiliki orang lain di hatinya."

"Jangan ikut campur! Ini semua salahmu sialan. Jika kau tidak ada, aku tidak akan pernah putus dengan Sasuke. Ini semua salahmu! Salahmu!" Ino dengan brutal melemparkan apapun yang ada di dekatnya kepada sosok laki-laki yang masih Setia berdiri di sana. Laki-laki tersebut hanya mampu menghela napas pasrah dan menghindari apapun itu yang akan mengenainya.

"Aku menyesal bertemu denganmu. Aku membencimu. Aku sungguh tidak ingin melihatmu! Pergi dari hadapanku, Sai!"

Sai Uchiha, sepupu Sasuke yang dulu menjadi selingkuhan Ino hanya mampu menatap perempuan itu dengan iba. Dia ingin menerjang perempuan itu dan memeluknya erat sembari membisikkan kata penenang.

"Ino, sadarlah. Kau akan menyakiti dirimu sendiri jika kau___"

"DIAM!"

Gebrakan meja terdengar bersamaan dengan teriakan Ino yang menggelegar. Gadis itu menatap nyalang Sai yang masih Setia berdiri di depannya. Ino muak!

"Kau mencintaiku kan?" Tiba-tiba Ino menyeringai menatap Sai.

"Ya." Sai mengernyit heran, tatapan mata Ino seperti predator betina yang siap melakukan apapun untuk keegoisannya.

"Buktikan jika kau benar-benar mencintaiku!" Ino dengan angkuh bersidekap seraya menantang Sai.

"Maksudnya?"

"Celakai Hyuga itu. Lenyapkan jalang itu dari dunia ini. Kau mampukan? Demi aku yang kau cintai kau bisa melakukannya kan? Iya kan?" Ino memberi Sai tatapan paling menakutkan. Gadis itu melangkah mantap mendekati Sai, dia bahkan menarik sangat kuat kerah kemeja Sai agar atensinya hanya tertuju padanya.

"Sadarlah Ino!" Sai merespon dengan tenang. Tentunya Sai sangat terkejut dengan ucapan Ino. Dia tidak menyangka Ino akan memiliki pikiran seperti itu.

Emosi Ino yang sebelumnya sedikit mereda kini meluap semakin menjadi, dia kini gelap mata karena didominasi oleh emosi. Ino mendecih keras, dia dengan kasar melepaskan kerah kemeja milik Sai.

"Pengecut! Jangan berani mencintaiku jika kau tidak bisa menuruti keinginanku, brengsek!"

Ino menyambar kunci mobil yang ada di atas meja makan serta tas tangan miliknya yang tergeletak tak berdaya di sisi sofa. Membenahi penampilannya asal-asalan sebelum berjalan menuju pintu apartemen mewahnya dengan kaki menghentak.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang