Chapter 4

676 70 39
                                    

.
..
...
....
.....
....
..
.

Manik seindah amethyst itu terbuka perlahan, mengerjapkan kelopak mata agar penglihatannya jelas. Hinata baru saja bermimpi buruk dimana mimpinya membawanya mengingat kembali kejadian buruk di masa lalu. Hinata mendesah lelah, dia tidak ingin mengingatnya kembali karena itu hanya membuatnya semakin terluka. Hinata mulai terbiasa dengan keadaannya saat ini.

Hinata melihat jam kecil dengan bentuk lucu yang di tempatkan di atas nakas, sudah jam delapan lebih seperempat ternyata. Hinata memilih bangun dari tidurnya, dia mencoba mengabaikan gemerincing rantai yang masih membelenggu lehernya. Gadis manis itu hanya mengenakan kemeja bewarna nila yang panjang nya mencapai bawah lutut. Gadis itu sedikit menggigil saat kakinya menginjak lantai yang dingin. Dia berjalan menuju gorden yang menghalangi sinar matahari memasuki kamarnya.

Sreeek...!

Gorden terbuka dan Hinata dapat merasakan hangatnya sinar matahari menerpa kulitnya. Gadis itu mengedarkan pandangannya yang kosong untuk menyapu keadaan di luar kamarnya. Ada banyak pepohonan rindang yang berjajar rapi  di atas hamparan tanah hijau yang luas, ada pagar besi yang berfungsi sebagai pembatas di sana, ada banyak bunga tumbuh dengan subur yang di tata sangat Indah, ada kolam air mancur, tempat bersantai, dan beberapa kursi taman yang terlihat nyaman. Hinata ingin keluar dan berada di sana, menikmati udara segar yang sudah lama tak ia rasakan. Semenjak Hinata berani membuka gorden tersebut, Hinata yakin jika dirinya tengah berada di negara lain.

Lamunan Hinata buyar saat mendengar suara pintu terbuka. Hinata hanya menolehkan kepalanya guna mendapati dua pelayan yang selama ini melayaninya dengan sangat baik. Mereka mengingatkan Hinata pada sosok Lilian yang sangat dirindukannya.

"Terimakasih." Ucap Hinata dengan ramah. Gadis itu sudah kembali terbiasa tersenyum tulus seperti dulu, mungkin hal ini karena dia merasa nyaman dengan kepribadian dua pelayan itu.

"Sama-sama, nona Hinata. Ini pakaian yang akan nona kenakan serta sarapan untuk nona."

Hinata mengangguk untuk meresponnya. Gadis itu mendekati kedua pelayan itu dan melihat seperti apa baju serta makanan yang mereka bawa. Kemeja bewarna putih dengan pita di leher serta rok di bawah lutut bewarna cream polos. Ada makanan khas Jepang yang disukai Hinata dengan air putih dan ocha serta makanan penutup berupa kue manis kesukaan Hinata, cinnamon rolls.

Setelah urusan mereka beres, dua pelayan itu segera undur diri. Keduanya tampak bahagia setiap kali melayaninya, hal ini karena Hinata mau menghabiskan setiap makanan yang mereka bawa serta memakai baju yang mereka bawa juga. Suatu hari Hinata pernah menolaknya dan keesokan harinya yang Hinata dapati adalah mata sembab keduanya karena dimarahi habis-habisan oleh sang tuan yang entah siapa itu. Karena Hinata tidak tega, maka dari itu dia akan berusaha menerima perlakuan baik mereka.

Terkadang Hinata merasa aneh. Dia di kekang seperti seekor hewan peliharaan namun diperlakukan seperti seorang Putri Raja. Semua kebutuhannya dipenuhi tanpa dia minta. Hanya satu yang tidak pernah terpenuhi yakni keluar dari sini dan menemui Sasuke. Hinata heran dengan semua benda yang ada di kamarnya ini, semua benda yang ada di sini adalah benda-benda yang Hinata sukai. Mulai dari sabun, shampo, parfum, hingga buku-buku yang Hinata gemari semuanya ada. Apakah tuan yang menculiknya adalah seorang penguntit?

Lamunan Hinata kembali buyat saat pintu kamarnya kembali terbuka. Gadis itu refleks menoleh dan maniknya terbelalak saat mendapati orang lain masuk.

"S-siapa?"

"Ah, maaf nona cantik. Sepertinya kau melupakanku ya. Sedih sekali."

Laki-laki tampan bersurai gelap itu mendekat ke arahnya setelah memastikan bahwa pintubkamar tersebut terkunci. Dia tersenyum ramah hingga matanya menyipit. Bukannya merasa aman, Hinata malah merasa terancam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang