Bab 3; Hari pertama

87 6 4
                                    


Punten ini mah guys, cerita pertama gue di wattpad. Jadi tolong VOTE dan Commentnya yaaa biar kali aja beruntung bisa dibaca banyak orang hehehe. Terima kasih yaaa. Dan untuk baca versi au bergambar pake ssan bisa kunjungi akun twitter gue di @ngobpat yaaaaa!!  Terima kasih banyak dan happy reading: D

Tanpa terasa, hari yang sebenarnya ditakuti oleh Alka pun tiba. Ya, hari dimana ia akan memulai kehidupan baru sebagai seseorang bernama Kana Fransisca. Kana, nama itu disiapkan oleh Kakaknya untuk dipakai dalam misi penyamarannya di SMA Alexandra.

"Udah siap?" tanya Lova yang terlihat bahagia ketika melihat penampilan adiknya saat ini, sedangkan Alka tentu saja masih memasang wajah masam melihat pantulan dirinya di cermin.

"Lo ya bener-bener, Kak. ini siapa sih?" tanyanya dengan tangan yang sibuk mengusap wajahnya sendiri, ia tak percaya bahwa itu adalah dirinya yang terlihat pada pantulan cermin di depannya.

"Ya lo lah, masa iya itu Syahrini. Udah yuk ah buru, gue anterin." Lova menggamit lengan sang adik dan menariknya keluar dari apart-nya segera. Alka tentu saja mengikutinya dengan sedikit dumelan. Duh kenapa sih dia harus jadi adiknya Lova!

Suasana diluar gerbang sekolah Alexandra saat itu sedang ramai oleh para murid yang berdatangan karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, tentu saja bertambah riuh dengan anak-anak putra dari sekolah Alexander yang berdiri megah tepat berhadapan dengan sekolah Alexandra.

"Mampus gue..." desis Alka ketika melihat teman-temannya, tentu saja Eldo, Manik dan Reyhan. Mereka sedang makan bubur ayam di depan sekolahnya. Alka menatap lirih, andai saja semuanya tidak terjadi. Ia pasti masih bergabung bersama mereka sekarang.

"Makan soto yuk?" ajak Lova membuyarkan lamunan Alka, untung saja kakaknya tidak mengajak dirinya makan bubur ayam. Bisa salting Alka jika bertemu teman-temannya.

Alka kemudian mengangguk dan mengikuti kakaknya untuk pergi ke penjual soto ayam yang berada di seberang gedung sekolah Alexander. Setidaknya dia akan aman karena tidak akan bertemu dengan teman-temannya.

Malang bagi Alka, sepertinya ia lebih baik bertemu dengan Laskarz daripada saat ini ketika takdir malah mempertemukannya dengan musuh bebuyutannya. Robbers...

"Bang bagi kecap!" Dendra mengangkat tangannya saat si penjual sedang sibuk-sibuknya melayani pelanggan. Kontan, Bintang segera menggeser kecap yang ada di depannya.

"Nih, gausah manja!" celetuknya dengan sebal menatap Dendra yang begitu manja di matanya.

Alka yang saat itu ditarik Lova untuk duduk tak jauh dari gerombolan Robbers, mau tidak mau harus memalingkan wajah. Bisa gawat kalau mereka sadar siapa dirinya.

"Mau pesen apa kamu, Dek?" tanya Lova menatap sang adik yang sedang mengalami tremor dadakan karena ia harus satu meja oleh musuh besarnya.

"Kenapa lo, Dek?" tanya Lova yang saat ini sibuk menuang sambel ke dalam mangkuk sotonya. Sementara Alka, nafsu makannya saja sudah menguap entah kemana.

"Mbak mbak, boleh kesiniin sambelnya?" Sebuah suara yang amat ia kenal membuat bulu kuduknya meremang, Hujan...

Hujan tentu saja menatap penasaran objek yang duduk tepat disampingnya dan yang ditatap sibuk menutupi wajahnya dengan satu tangannya. Aneh.

"Mbak?" Ia kemudian berusaha sendiri beringsut mendekati sang puan agar mudah mengambil objek yang ia pinta.

"Aaaaaa! Nggak usah deket-deket!" Kana berteriak (tentu saja ia tak lupa menggunakan suara perempuannya) menepuk tangan Hujan dan membuatnya beradu tatap dengan lelaki itu. Hih geli!

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang