Jungwon terbangun karena mendengar suara pecahan beling menubruk lantai beresonansi sampai kamarnya –lebih tepatnya kamar mereka–
Di lihatnya sisi ranjang sebelah sudah kosong. Ia melawan kantuk, sebelah tangannya dengan serampangan meraba-raba nakas yang berada persis di sebelah ranjangnya, mencari benda pipih berdimensi persegi empat yang punya kemampuan untuk memberitahu pukul berapa sekarang –ponselnya–
Bilangan digital itu sempat kabur di pandangannya sebelum menampakkan angka tujuh tiga empat. Ada rutukan yang lebih mirip hembus napas sembari memproses notifikasi-notifikasi email yang terpampang di sana, sebelum akhirnya memutuskan untuk abai dan bangkit menghempaskan selimutnya.
Pertengahan Juli, artinya posisi matahari tengah sejajar dengan ekuator. Mungkin itu juga alasan mengapa kamar ini nyaris terasa seperti sauna di pagi hari.
Suara lainnya dari luar kamar yang lebih mirip serpihan beling terserok membuat telinga Jungwon mendelik penasaran. Dia baru ingat kalau ini bukan berisik pertama pagi ini.
Sewaktu dia pergi ke luar untuk mengecek, yang dilihatnya pertama kali adalah sosok Nishimura Riki yang tengah bertumpu di lututnya, menyapu sesuatu yang terlihat seperti pecahan cangkir ke dalam serokan.
Jungwon berhenti di sampingnya, menunggu anak itu selesai. Ni-ki menoleh, sadar bahwa dia perlu klarifikasi.
"Eum–" bahunya dikedikkan, menggestur kepada seluruh berantakan ini, "nggak sengaja kesenggol, ini cangkir kotor di pinggir bak cuci." katanya.
Binar matanya apologetik, dengan ragu-ragu mencoba menawarkan damai, "aku bikin kopi, sih...?"
Jungwon menghela napasnya.
"Nggak apa."
Dia menerima sapu dan serokan itu dari Ni-ki, dengan sigap membersihkan pecahan beling itu jauh lebih cepat dan membuangnya ke dalam tempat sampah sebelum memakan korban.
"Hati-hati kakimu."
Ni-ki mengangguk.
Pria itu menarik salah satu kursi meja makan dan mendudukkan dirinya sendiri di sana. Dagunya bertumpu pada telapak tangan yang balik ditumpu oleh sikunya, dan matanya tidak pernah lepas dari figur dengan bahu lebar di hadapannya.
Anak itu berpegangan pada ujung counter pantry sembari menunggu kopi mereka mengucur ke carafe, bola matanya bergulir mengamati koleksi kaleng berisi biji kopi dan kemasan teh yang dipajang di kabinet kaca milik Jungwon.
Butuh beberapa saat sampai Jungwon menyadari bahwa motif piyama anak itu –dia harus cepat-cepat membiasakan diri menyebut anak itu sebagai suaminya, demi tuhan– adalah pola berulang karakter dari kartun tayo the little bus.
Dari kejauhan, dia bisa mengidentifikasi beberapa karakter yang dikenalinya, seperti Tayo, Gani, Rogi, Lani, Peanut... well. Baiklah. Seorang pewaris perusahaan consumer goods yang paling memonopoli produk-produk di seluruh penjuru negara tercatat mengenakan piyama Tayo. Entah jadi seperti apa ekonomi negara ini beberapa tahun ke depan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY ; wonki✔
Short StoryBagaimana ceritanya kalau Jungwon dan Ni-ki dijodohkan padahal mereka tidak saling mengenal? ⚠bxb, yaoi, fluff, mature content [Yang Jungwon x Nishimura Riki] Dom - Yang Jungwon Sub - Nishimura Riki Start : 17-02-2022 End : 07-03-2022