EPIPHANY ; wonki✔

Book

"Twenty thousand leagues under the sea?"

Ayah Ni-ki bergantian menatap buku di tangannya dan putra semata wayang yang duduk di seberangnya. Hari ini ulang tahunnya yang ke-limapuluh, jadi Jungwon dan Ni-ki sama sekali tidak bisa menolak undangan ibu Ni-ki untuk ikut menghadiri makan malam privat di atas kapal pesiar pribadi mereka.

'Kamu bagian dari keluarga juga.'

Sekarang, ia mengutip sang wanita, meskipun sentimen itu justru membuat Jungwon panik karena ini berarti dia harus cepat-cepat mencari hadiah —sebab apa hadiah yang tepat untuk seseorang yang bisa membeli hampir segalanya di dunia ini?— dan Ni-ki sama sekali tidak membantunya dalam hal ini.

Tapi dari seluruh hadiah yang ada di dunia ini, kenapa anak itu harus...

"Sayang." panggil sang ibu perlahan, berhati-hati untuk tidak menyentil ego putranya, seolah hal-hal seperti itu sudah sering terjadi di antara mereka, "apakah ini hobi barumu? Fiksi sains?"

"Nggak juga." jawab Ni-ki tenang, menggigit potongan steak dari garpunya, "aku baru selesai baca itu, dan berpikir kalau ayah harus baca juga. Sebagai hadiah ulang tahun. Maksudku, ini juga salah satu filmnya Kirk Douglas, jadi kupikir ayah bakal tertarik."

Sang ayah meletakkan buku itu kembali di samping piringnya.

"Oh, ya?"

Ni-ki mengangguk mantap, "yep, ayah harus tahu kalau Jules Verne adalah orang pertama yang mendesain kapal selam dalam skala besar, yang betul-betul bisa dibuat menyelam, dan dia hanya seorang novelis, bukan insinyur." jabarnya, dan ini membuat Jungwon berhenti menyuap makan malamnya, karena dia tahu persis apa yang dibicarakan Ni-ki.

Tesisnya.

"Oh, dan sketsa-sketsanya mengenai sirkulasi udara di sekitar lambung kapal juga merupakan referensi skema yang digunakan angkatan laut di seluruh dunia selama tujuh puluh tahun. Baca, deh, yah, kalau lagi senggang." lanjutnya.

Jungwon menunggu sampai topik ini larut berganti dengan cerita-cerita lainnya hingga tengah malam akhirnya menjemput.

★☆★

Pasalnya, bersosialisasi dengan orangtua akan selalu makan energi lebih banyak daripada kegiatan fisik yang sesungguhnya. Ini juga salah satu alasan kenapa Ni-ki menutup pintu mobil Jungwon sedikit lebih keras dari biasanya, menyandarkan kepalanya pada bantal lempar yang diambilnya dari jok belakang.

"Kamu baca tesisku?" mulai Jungwon, saat mereka keluar gerbang pelabuhan.

"Eum."

"Cuma mahasiswa dan alumni yang bisa mengakses situsnya."

"Aku pinjam akses temen."

"...tesis itu dalam bahasa Perancis." bisik Jungwon.

Ni-ki membetulkan sandarannya pada bantal, menoleh malas pada Jungwon.

"Apa yang bikin kamu mikir aku nggak bisa bahasa Perancis?"

Dia tersenyum penuh arti. Itu senyum yang sama dengan yang waktu itu di kedai ramen. Titik balik Jungwon dalam berpikir bahwa Ni-ki cuma anak miliuner biasa, dan sekarang Ni-ki telah melampaui ekspektasinya dalam segala aspek.

Yang bersangkutan tidak berbicara apa-apa lagi setelah itu. Ia menolehkan kepalanya kembali ke arah jendela, membuat dirinya sendiri nyaman dengan bantal di lehernya, dan mulai terlelap seperti bayi.

Jungwon mengusap kepalanya pelan dan mulai menyetir masuk ke jalan tol.

Note:

20.000 Leagues Under The Sea; novel fiksi sains klasik karya penulis Prancis Jules Verne yang diterbitkan tahun 1870. Novel ini menceritakan tentang Kapten Nemo dan kapal selam Nautilus, menurut perspektif dari Profesor Pierre Aronnax.

20.000 Leagues Under The Sea; film petualangan fiksi ilmiah American Technicolor tahun 1954 dan salah satu fitur pertama yang direkam di CinemaScope.

+++20.000 Leagues Under The Sea ini film yang aku saranin tonton di chapter sebelumnya, that's a good and old film