MSF ⚡ Chepter 3 ⚡

379 11 0
                                    

Aldi terduduk sendirian di cafe red valvet tempat yang akan menjadi pertemuan pertamanya dengan wanita yang akan di jodohkan oleh saudara kembarnya itu. Sudah sekitar 45 menitan Aldi menunggu namun wanita itu sama sekali tidak menampakan batang hidungnya juga.

Bahkan hot cofe yang Aldi pesan sedari tadi sudah dingin terkena udara cafe. Kemana pikiran wanita itu, apa dia pikir Aldi seorang pengangguran yang memiliki banyak waktu kosong? Terkutuk lah wanita itu jika berpikir demikian karena demi menghadiri pertemuan ini Aldi bahkan sengaja mengcancel meetingnya Bersama perusahaan yang seharusnya menandatangani kontrak kerja sama mereka hari ini. Ini merupakan pertemuan pertama mereka tapi wanita itu sudah membuat kesan buruk bagi Aldi.

Aldi bersumpah jika dalam 5 menit kedepan wanita itu masih belum juga datang maka dia memutuskan untuk kembali ke kantor_

Tidak lama dari sumpah yang Aldi sampaikan dalam hati tiba-tiba seorang wanita menggenakan dress kurang bahan dengan di bagian bawah robek sampai ke paha, berwarna hitam yang Aldi yakini harga dress itu pasti sangat mahal, sebenarnya Aldi heran mengapa masih ada saja orang yang begitu bodoh mau mengeluarkan uang banyak demi sebuah pakaian yang bahkan kurang bahan seperti itu menurut Aldi pakaian di tanah abang jauh lebih bagus ketimbang pakaian kurang bahan yang wanita ini kenakan.

"Hai kamu pasti Aldo kan? Cowok yang bakal dijodohin sama saya, perkenalkan nama saya Flora saya_"

"Anda sudah terlambat sekitar 45 menit Nona Flora dan itu artinya anda sudah membuabg waktu berharga saya sekitar setengah jam lebih." Jawab Aldi datar, memotong pembicaran Flora.

Flora yang mendapatkan jawaban bernada sindiran seperti itu hanya bisa memanyunkan bibirnya, apa-apaan laki-laki ini belum apa-apa saja sikapnya sudah seperti itu bagaimana nanti jika mereka sudah menikah akh... Flora tidak mampu membayangkannya. "Saya minta maaf, saya baru kembali ke Indonesia setelah beberapa tahun belakangan menetap di luar negri, saya tidak tau bahwa jalanan di Jakarta ternyata macet."

"Alasan, bukannya dari dulu sampai sekarang semua orang tahu bahwa Jakarta itu macet, lantas kenapa anda tidak berangkat lebih cepat dari waktu yang sudah ditentukan." Skak sekarang Flora sudah tidak bisa mengelak lagi.

Malas berdebat akhirnya Flora menarik nafasnya. "Ok saya akui untuk kali ini saya yang salah, maafkan saya sudah terlambat bertemu dengan anda sampai membuang waktu berharga anda."

"Bagus kalau anda mengetahui kesalahan anda."

Flora mengangguk berniat memulai pembicaraan baru. "Oh dan_"

"Oh dan satu lagi lain kali jika kita bertemu bisakah anda menggunakan pakaian yang sedikit lebih tertutup, apa anda tidak malu berpakaian seperti itu ke mall seperti ini, jujur saja pakaian anda saat ini lebih cocok di gunakan di dalam club ketimbang pergi ke sebuah cafe." Komentar Aldi, cafe yang menjadi pertemuan mereka saat ini memang berada di sebuah mall kelas atas, maka tidak heran sebelum sampai di dalam cafe ini pasti mereka akan melewati store-store atau toko dari brand-brand ternama yang berada di dalam mall.

Flora yang sudah mulai kesal karena omongannya sedari tadi di potong pun akhirnya menyuarakan kekesalannya pada pria asing yang mulai lancang mengomentari gaya berpakainya. "Jangan mengajari saya! Anda tidak tau apa yang sedang saya pakai ini jadi saya harap anda tidak perlu ikut campur dengan fashion saya. Lagi pula saya perancang busana saya lebih tau tentang fashion dari pada anda tuan." Kata Flora mengomel.

"Anda jangan salah paham, saya bilang seperti itu bukan karena memperhatikan baju yang saat ini anda kenakan, saya hanya tidak suka jika anda berpakaian seperti itu di saat anda sedang bertemu dengan saya, bukan apanya saya hanya takut orang-orang akan salah menilai saya, saya takut orang-orang berpikir saya sedang jalan Bersama seorang jalang, saya hanya tidak mau reputasi saya rusak hanya karena masalah ini. Sebab hal ini tentu akan berdampak tidak baik dengan bisnis saya."

"Maksud anda? Anda mengatai saya jalang?."

"Bukan begitu maksud saya tapi begini apakah hidup di negri orang membuat pola pikir anda ikut berubah juga?"

Flora menggerutkan keningnya, apa maksud laki-laki satu ini, apa dia pikir Flora sudah mulai terpengaruh dengan budaya sana, hingga melupakan budaya ketimuran yang selama ini maminya ajarkan kepadanya? Akh sudah lah Flora benar-benar malas berdebat dengan pria batu yang ada di depannya ini. "What ever terserah anda saja. Saya datang ke sini hanya ingin mengatakan bahwa saat ini saya sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun apalagi sampai menikah jadi saya rasa perjodohan ini sebaiknya kita batalkan saja, bagaimana anda setuju?"

"Saya setuju, lalu bagaiamana cara kita untuk mengatakan penolakan seperti ini kepada orang tua kita, saya yakin baik orang tua anda atau orang tua saya pun tidak akan menerima dengan penolakkan semacam ini, pasti nantinya mereka akan terus menyuruh kita untuk lebih sering bertemu."

*****

"Hai Bro gimana first impression ama tuh cewek? Gue yakin tuh cewek pasti cantik, secara gitu pilihan Mami mana pernah sih salah." Tukas Aldo seperti biasa Aldo masuk kedalam ruangan Aldi tanpa permisi terlebih dahulu.

"Yah canti lah sama kayak cewek-cewek pada umumnya aja, cuman gue gak suka sama pakaean dia, terus selain itu tuh cewek juga udah buat gue borring nungguin dia di café, intinya dia bukan tipe cewek idaman gue banget." Keluh Aldi.

Aldo mengerutkan dahinya binggung. "Setahu gue tuh cewek kerjaannya designer masa iya sih dia ke café aja sampe salah kostum apa lo gak salah? Kalau masalah telat wajar aja, tuh cewek lama tinggal di Paris gue denger-denger sih sekitar 5 Tahunan lebih dia gak balik-balik ke Jakarta, nah barusan ini tuh cewek balik ke Indo, ya kali aja tuh cewek gak tau kalau sekarang Jakarta macet parah."

"Gue gak mungkin salah dalam menilai pakaian dia Do, Lo bayangin aja tuh cewek pakek dress pas body gitu, dadanya aja sampe kayak mau keluar gitu, udah gitu dressnya juga potongannya rendah banget cuman sampe sepahah dia doing, gue rasa tuh cewek beneran udah gila, ke café dadannya udah kayak mau pergi ke club malam."

Aldo menggeleng-geleng takjub pada kakak yang tuanya lebih beberapa menit dari dirinya, dia heran mengapa di jaman sekarang masih ada saja pria dengan pemikiran yang begitu polos. "Lo apaan sih pakaian kek gitu dimana-mana udah biasa kali, lagian cewek-cewek di Jakarta sekarang ini juga udah mulai banyak yang pakek pakaian yang kek gitu deh kayaknya."

"Ya udah lah ngapain kita malah jadi bahas baju tuh cewek sih? Mentang-mentang dia disegner terus kita jadi ngebahas baju gitu? Gak penting banget sumpah." Ujar Aldi bosan dengan pembahasan yang tidak selesai-selesai itu. "Btw lo dateng ke sini jauh-jauh cuman mau bahas itu dong? Gue gak ada waktu kalau lo cuman mau bahas tuh cewek doing."

"Enggak gue cuman mau Tanya hasil dari pertemuan pertama lo berdua tadi apa?"

"Ya intinya tuh cewek juga sama sama-sama kayak gue dia juga nolak perjodohan ini, jadinya gue sama dia udah nyusun rencana biar penolakan gue sama dia terkesan masuk akal di depan ortu dia sama artu kita, Lo cuman perlu ikutin instruksi gue aja biar semua rencana kita berjalan dengan mulus."

***

Continue...

Follow my ig: @Ptryutami

My Sexy Wife [#3 The Story] {Flora, Aldi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang