"Jika aku tidak kembali atau keadaan semakin memburuk, aku titipkan Hinata dan anak-anakku padamu. Aku mengandalkanmu, Sasuke."
"Naruto!"
"dimana Naruto, Sasuke-kun?"
"paman, kenapa kau kembali sendiri? Mana tou-chan?"
"nanadaime-sama, kenapa kau tidak bersamanya Uchiha-san?"
"Tidak! Beraninya kau kembali dan meninggalkan suamiku disana sendirian. Kenapa kau tidak memaksanya untuk kembali?!"
"papa ..."
"tidak mengapa, Sasuke-san. Aku minta maaf karena sudah menyalahkanmu, terima kasih."
.
.
.
Jepang, 20xx
Mimpi itu kembali membangunkan Sasuke dari tidurnya. Keringat mulai membasahi area kening dan punggungnya. Sasuke tidak bisa mengingat kapan terakhir kali ia merasakan nyenyaknya tidur di malam atau di siang hari.
Jam menunjukkan pukul dua dini hari. Sasuke beranjak dari ranjang, mengikat rambut setengah peunggungya dengan asal kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Sasuke membasuh wajahnya di westafel. Air yang terasa dingin itu menyentuh kulitnya yang lembap karena keringat dingin yang baru saja keluar.
Setelah beberapa basuhan, napas Sasuke yang sebelumnya terasa sesak kini mulai membaik. Pria Uchiha itu menarik napas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya dengan perlahan. Sasuke mendongakkan kepalanya, melihat pantulan dirinya yang terlihat acak-acakan di cermin yang terpajang di depannya.
Rambut hitamnya sudah memanjang hingga punggung. Sasuke membuka lemari kecil di samping cermin dan mengambil sebuah gunting berukuran sedang yang telihat tajam. Sudah saatnya ia memangkas rambutnya dan Sasuke selalu melakukannya sendiri –dia tidak pernah mengunjungi tempat pangkas rambut yang kini sudah berkembang dengan pesat dibandingkan dengan jaman dulu.
Kini rambut hitam itu hanya mencapai bahu. Sasuke tidak pernah merubah gaya rambutnya selama ini. Jika rambutnya sudah tumbuh hingga setengah punggung, maka ia akan memangkasnya seperti saat terakhir kali ia melihat wanita yang dicintainya; sebahu. Dan itu sudah terjadi ratusan tahun yang lalu.
Sasuke mengedipkan kedua matanya. Satu tangannya menyentuh mata sebelah kiri yang terlihat berbeda dengan mata sebelah kanannya. Mata itu kembali ada setelah insiden di masa lalu yang mengakibatkan matanya terluka dan terpaksa dihilangkan.
Mata yang ditakuti hampir semua orang kala itu, mata yang membuatnya menjadi sosok yang disegani, dan mata yang sudah melukai orang yang ia cintai seumur hidupnya.
Satu obsidian sebelah kanan miliknya berwarna hitam dan satu lagi berwarna ungu dengan pola spiral seperti yang terdapat dalam bawang merah.
Sharingan dan Rinnengan
Sharingan adalah mata khas klan Uchiha. Maniknya yang sehitam jelaga akan berubah menjadi warna merah darah seiring dengan bangkitnya sharingan ataupun mangekyou sharingan. Sedangkan sebelah mata kirinya adalah tahap akhir dari pembangkitan sharingan yaitu rinnengan; mata yang membuatnya bisa membuka gerbang dimensi untuk berpindah tempat atau teleportasi.
Namun kedua mata miliknya sudah tidak berguna sekarang. Sasuke tidak lagi menggunakan kekuatan matanya di masa ini.
Karena sekarang, Sasuke sudah hidup dalam dunia yang berbeda. Dunia yang sudah mengalami banyak perubahan, dunia yang terasa asing baginya, dan dunia yang sudah tidak ada lagi keberadaan shinobi di dalamnya.
Apakah ini hukuman baginya?
Ataukah ini kutukan yang dikirimkan dewa karena sudah menyakiti banyak orang di masa lalu?
Sasuke tidak tahu. Bahkan dia tidak mengerti mengapa dewa bisa menghukum dirinya sampai seperti ini.
.
.
.
Semua karakter yang terlibat hanya milik Masashi-sensei
A SasuHina Fanfiction
Warning; Crack Pair, Reincarnation, AU(?)
Inspired by Lonely Shinning Goblin
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANY TIMES
FantasyAnother fic for #HinataBazar Menjalani hidup memang tidak mudah Ujian dan cobaan kerap kali diberikan oleh Kami-sama Tidak memandang jenis kelamin Tidak memandang kaya atau miskin, Juga tidak memandang ia seorang manusia suci atau penuh dosa. . . Na...