episode 2

8 3 0
                                    

Aku melihat jam, takut jam istirahat habis dan bel rusak.

"Masih lama"

Aku memutuskan keperpustakaan, biasanya banyak novel remaja di sana. Aku ingin baca salah satunya

Aku keliling mencari buku yang bagus, terkadang aku salah memilih buku karna covernya, jadi aku membiasakan baca spoiler di belakang bukunya.

Gocha, aku dapat satu buku yang menurutku menarik. Kantong bajuku bergetar.

Aku mengambil hp dan melihat layarnya, banyak sekali notif pesan. Oh ya ampun, belum aku tinggal lama udah penuh dengan notif.

"Eh pesan dari abang"

_____Chat_____

Bang🐒
Abang nanti sore mau pergi ke singapur ya, ada urusan disana. Nanti kalo sempat abang pulang dulu mau pamit sama kalian.

Rara cantek
Iya, pulang aja dulu. Kangen nih,mau peluk udah lama gak peluk.

_____Chat_____

Abangku Gani, sekarang yang melanjutkan bisnis ayahku setelah ayahku meninggal, ayah dan ibuku meninggal watunya gak jauh jauh banget. Waktu itu ibuku meninggal karena serangan jantung dadakan setelah nonton hantu, dan ayahku meninggal karena kecelakaan maut di jalan tol saat ingin pergi ke palembang.

Yah sekarang kami tidak ada orang tua, dan bang Gani yang mengurus perusahaan yang di bangun ayah. Untunglah dia sudah selesai kuliah, jadi tidak perlu putus sekolah.

Abangku yang lain sudah ada keluarga sendiri, abang pertama Kevin tinggal di Malaysia dan abang ke dua Nathan di amerika, jauh banget. Kadang kadang mereka pulang itupun dua tahun sekali karena ibu dan ayah udah gak ada, padahal dulu lumayan lebih sering dari sekarang.

Eh, malah jadi curhat

Aku menutup hpku dan duduk di kursi perpustakaan.

~

Bel sudah berbunyi, waktu untuk pulang. Saat aku baru masuk rumah dan menutup pintu, tiba tiba ada yang menahan gagang pintu.

"Eh jangan tutup dulu, abang mau masuk"

Entah dari mana tiba-tiba Dina muncul dan berteriak

"Bang nyet, rindu lama banget gak balik balik!"

Nyet? Oh tuhan, jangan memakai nama itu!

"Nyet? Monyet?"

Oh tidak!

"Kak Rara suka manggil abang 'nyet'"

Ya aku sekarang pasra, siapin mental dulu.

"Rara"

Aku menutup mata, ada yang mengacak acak rambutku. Aku melihat ke atas, bang Gani tersenyum dan mengelus rambut ku agak kasar.

Dia tidak marah ya?

"Panggilan yang menarik" dan dia mencubit pipiku

Aku mencoba melepaskan cubitannya, dan akhirnya berhasil setelah menggunakan energi yang besar.

Otw aku memeluk nya. Aku rindu pelukan ini, sudah lama sekali aku tak memeluk nya seperti ini. Lama sekali..

"Ada yang rindu ya? Btw ini abang gak di suruh masuk?"

RARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang