Sekarang sudah menunjukkan pukul 2 siang dan Shafira baru saja selesai sholat zuhur dengan posisi duduk.
"Sekarang kamu makan dulu," kata Gus Nabil.
"Mau punya kak Rafa," kata Shafira dan menatap makanan yang dimakan oleh Rafa.
"Sama dek," kata Rafa.
"Mau punya kakak" kata Shafira, "kalo nggak dikasih aku nggak mau makan" ancam Shafira.
Padahal lauk mereka sama ayam bakar madu, tapi entah kenapa Shafira melihat makanan punya Rafa lebih menggiurkan daripada punya dia.
"Ya udah nih, daripada keponakan kakak nanti ileran," kata Rafa dan menukar makanan mereka.
"Makasih kakakku sayang, kak Rafa yang terbaik pokoknya," kata Shafira dengan senang karena kakak laki-lakinya itu mau mengalah menukar makanan mereka.
"Sekarang makan," kata Gus Nabil dan meletakkan meja di depan Shafira.
"Suapin," pinta Shafira dengan manja.
Gus Nabil duduk di sisi brankar dengan arah menghadap Shafira dan tanpa protes menyuapi Shafira makan.
"Umi sama abi pulang dulu, nanti malam ke sini lagi, kamu mau titip apa?" Pamit dan tanya umi Amira.
"Mau udang asam manis buatan umi, tapi udangnya tanpa kulit," pinta Shafira.
"Ada lagi?" Tanya umi Amira.
"Martabak telur spesial di tempat bisa," jawab Shafira.
"Itu aja?" Tanya umi Amira dan Shafira menganggukkan kepalanya.
"Nanti umi bawakan," kata umi Amira.
Setelah itu Shafira salim sama kedua orangtuanya dan diikuti sama yang lain.
"Sudah nggak mual lagi?" Tanya Zulfa dan mendekati brankar.
"Sudah berkurang, mungkin karena memasuki bulan ketiga, tapi pas bulan kedua kemarin parah banget, aku nggak bisa bangun dari kasur selama tiga hari dan makanan cuma masuk sebentar, ini kedua kalinya aku masuk rumah sakit selama hamil tiga bulan," jawab Shafira dan menerima suapan dari Gus Nabil.
"Kalo keadaan perut gimana rasanya?" Tanya Zulfa.
"Kamu ngapain nanya-nanya begitu?" Tanya Rafa.
"Penasaran aja mas, kan selama ini yang aku dengar cerita cuma hamil biasa, jadi penasaran gimana rasanya hamil kembar," jawab Zulfa dan duduk di kursi samping brankar.
"Yang aku alami ya kak, pas bulan kedua kemarin perutku setiap hari pasti kram, rasanya didalam perut kaya penuh, susah BAB, sulit tidur, pokoknya perjuangan di bulan kedua itu berat banget" cerita Shafira, "kalo sekarang keadaannya lebih mendingan, perutnya juga sudah tidak kram lagi, dan sudah mulai bisa makan walaupun masih ada sedikit rasa mual" sambung Shafira.
"Apa nih jenis kelaminnya?" Tanya Rafa.
"Belum kelihatan, tunggu empat atau lima bulan," jawab Shafira.
"Kalian maunya laki-laki atau perempuan?" Tanya Zulfa.
"Apa aja yang penting sehat sama tidak kurang apapun," jawab Gus Nabil.
Gus Nabil kembali menyuapi Shafira makan dan menyuapinya pelan-pelan agar tidak muntah.
"Dek," panggil Rafa.
"Iya?" Tanya Shafira.
"Makasih atas hadiah mobil nya," ucap Rafa.
"Sama-sama" jawab Shafira, "tapi itu belum lunas loh, jadi kakak lanjutin bayarnya" kata Shafira.
KAMU SEDANG MEMBACA
INI HIDUPKU (End)
Teen FictionHidup di keluarga besar yang dipandang taat dengan agama, tidaklah mudah. Apalagi bagi remaja perempuan yang memiliki jiwa bebas dan hidup di jaman modern, membuatnya kesulitan untuk mengikuti jejak keluarganya. Omongan sana sini sudah menjadi lagu...