Prolog

32 5 1
                                    

Pandangan gadis itu memburam. Egonya menolak ambruk, tetapi tubuh nya sudah tidak kuat menahan rasa sakitnya lagi.

"Lo gak usah mimpi jadi yang ke satu!"

Dadanya sesak. Matanya terpejam. Merasakan sakit yang menjalar di ulu hatinya.

"Kita kan bisa sama-sama. "

"Kalo kamu kuat, Ilalang lebih kuatt!"

"Bila lama banget sihh? Ilalang capek nihh!"

"Lo tau gak, Bil?"

"Gak tau, dan gak mau tau. " jawabnya ketus.

"Gak asik lo. "

Butiran-butiran kenangan kembali menghantui isi kepala nya. Gadis itu mencoba mencerna apa yang barusan terjadi.

✧・゚: *✧・゚:*


"Ketawa terus ya, Nak ...,"

"Ya iya dong cantik, kan kamu anak Ayah"

"KENAPAA?! KENAPA?! TUHAN HUKUM BILA KAYAK GINI!!"

"Kak ..., Apa Bila gak bisa bahagia seperti mereka? "

"Gue salah apa, Lang?"

"Gue benci lo, Bil!"
"Pergi dari kehidupan gue!

✧・゚: *✧・゚:*

" Tak pantaskah aku bahagia Tuhan? Sekali saja. Aku mohon ...."

-Abila Rezfan Azkadina

"Haruskah aku berhenti sampai sini saja Tuhan? Aku lelah."

-Gilang Abraham

"Kalo gue gak bisa bahagia ...,"
"Dia juga gak akan bisa bahagia."

-Unknown


✧・゚: *✧・゚:*

"Belajar kuat dari apa yang di dapat."

Tangerang, Desember 2021.

AKU & EKSPEKTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang