1. Rindu

31 6 2
                                    

"Aku melihat dirimu di gelapnya langit malam ini. Kau ada di sana, menatapku. Menguatkan ku. Menjagaku dari tempatmu. Jujur, aku rindu dirimu."
-Abila Rezfan Azkadina.


HAPPY READING!

•Ramaikan komen di setiap partnya ya.

Seorang gadis yang memiliki rambut panjang berwarna hitam pekat, sedikit agak ikal, sedang berdiri di balkon kamarnya, menghirup udara malam yang begitu dingin.


"Bila cantik kan, Yah?" tanya nya pada langit malam yang begitu indah. Dia seperti sedang berdialog santai dengan sang Ayah yang sudah tenang di alam sana.

Sosok Ayah yang baik, humoris, dan menurut Bila, ia adalah "suport system terbaik".
Namun siapa sangka? Tuhan lebih menyayangi lelaki itu melebihi anaknya dan juga istrinya.

Bila memejamkan matanya, merasakan angin yang dingin, perlahan berhembus menerpa rambut panjangnya yang terurai. Mendadak tubuhnya gemetar.

"Cuman langit yang indah, hidup Bila udah gak indah lagi, Yah ...," ucapnya lirih.

Gadis itu menggengam erat pagar yang membatasi balkon kamarnya.

"Bila besok ke Jakarta."

Satu kalimat yang ia lontarkan berhasil membuat dirinya meneteskan air mata.

'Jakarta' adalah kota yang begitu indah. Identik dengan gedung-gedung pencakar langit, dan juga ada kerlap-kerlip dari lampu tumblr yang menghiasi taman-taman dan tempat-tempat lainnya.

Saat Bila berumur 8 tahun, dan masih tinggal di Jakarta, hampir setiap malam minggu ia bermain di taman kota bersama Ayah dan juga Mama nya. Sampai akhirnya, Tuhan lebih menyayangi Ayah nya.

Gadis itu menertawakan takdir yang sudah Tuhan persiapkan untuknya.

Setelah 10 tahun Bila dan Mama nya tinggal berdua, akhirnya Mama Bila memutuskan untuk menikah lagi.

Jika kalian bertanya, apakah Bila rela? Tentu tidak.
Tapi, mau bagaimanapun itu tetap keputusan Mama nya. Dan, kebahagiaan Mama nya bukan Bila yang menentukan.

Sudah 1 bulan Rina-Mama Bila menjalani kehidupan dengan seorang lelaki pilihannya. Dan memutuskan untuk tinggal di Jakarta.
Kota indah dengan kenangannya yang tak begitu indah.


✧・゚: *✧・゚:*


Jam di atas nakas menunjukkan pukul 07.00 pagi. Sinar matahari menerobos masuk melewati celah-celah jendela kamar Bila. Namun gadis itu masih belum bangun dari alam mimpinya.

"Abilaa Rezfan Azkadinaaaa bangun! Ini sudah siang. Allahuakbar punya anak gadis, jam seginii belum bangunnn!!" teriak Rina.

"Hm." Sang empu yang di teriaki hanya mendehem tanpa dosa.

Rina menggeleng kepalanya frustasi memikirkan cara apa yang ampuh untuk membuat anaknya terbangun.

"Mama hitung sampai tiga, kalau kamu belum bangun, siap-siap aja nih panci melayang,"

Padahal, semalam Rina sudah mewanti-wanti agar anaknya tidak tidur terlalu malam.

"Satuu .... "
"Duaa .... "
"Tii ...."

"Iyaaaa, Maaa! Bila bangunnn!" jawabnya cepat.

Belum sempat Bila mengumpulkan nyawanya, telinganya sudah di jewer duluan oleh sang kanjeng ratu tercinta.

"Bangun! mandi, makan. Kita mau langsung jalan ke Jakarta. Katanya kamu kangen?" titah Rina seraya melepaskan jeweran mautnya.

Bila berdehem.
Lalu berjalan menuju kamar mandi dan melaksanakan ritual mandinya. Memilih mandi adalah pilihan terbaik, daripada ia harus mendengarkan khotbah di pagi hari.

Rina turun kebawah mempersiapkan makanan untuk anaknya.
Suami barunya belum bisa pulang semenjak mereka menikah, karena ada urusan pekerjaan di luar kota.

"Angkat tangan nya di atas! Mari kita bergoyang!" seru Bila dari dalam kamar mandi.

"Pondesi pondesi pondesi, tetetettetettet,tetetetett!" lanjutnya heboh menyanyikan lagu yang sedang trand di sebuah apk tiktok.

Rina? Sudahlah, ia sudah frustasi dengan kelakuan anak gadisnya.

✧・゚: *✧・゚:*

Bila mengenakan baju sweater berwarna putih, dan memakai celana kulot berwarna cream. Gadis itu sedang melihat ke arah luar kaca mobil.

Bila menghembuskan nafasnya lelah.
Ternyata jarak dari bandung - jakarta lumayan jauh.
Dan semenjak di perjalanan Mamanya tidak membuka suara, membuat Bila bosan.

Rina, ... seperti sedang memikirkan sesuatu.

Bila berdeham memecahkan amfoster keheningan di antara mereka berdua.

"Maa, Mama kok die-"

"Sayang, dengerin Mama ya" Rina memotong ucapan Bila dengan cepat.

"Bila akan selalu dengerin Mama kok."

"Papa kamu yang sekarang punya anak dua. Yang satu perempuan seumuran sama kamu. Dan yang satu lagi laki-laki sudah kuliah, laki-laki itu sekarang adalah Kakak kamu."

Bila mencoba mencerna ucapan Rina.

"Mama tau, Mama salah. Karena baru ngomongin ini sekarang. Mama pikir, Mama butuh waktu buat ngomong di waktu yang pas, dan mungkin ini waktunya. "

Rina melirik gadis sulungnya berharap Bila bisa memakluminya.

Bila tersenyum. Senyum palsu yang ia perlihatkan kepada Mamanya. Senyum itu hanya Tuhan dan Bila yang tau.

"It's okee, gak papa sih jadi seru gituuu, "

"Apalagi punya banyak temen di rumah. Terus di tambah punya saudara yang seumuran" serunya antusias.

Bila menahan rasa sakit yang ada di dada. ia tidak marah mempunyai saudara tiri. tetapi ia merasa kesal mengapa mama nya baru bilang sekarang? Mengapa tidak sebulan yang lalu?

Rina memeluk putrinya hangat. Ia percaya Bila akan menerima semuanya, cepat atau lambat.

"Bila harap Mama gak beda-bedain Bila dengan mereka,"

"Bila sayang Mama. Bila pengen Mama bahagia. So ... kalo Mama bahagia Bila juga bahagia." lanjutnya dengan seulas senyum terukir di bibir mungil gadis itu.

・゚: *✧・゚:*

next?

AKU & EKSPEKTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang