Hualian
Kisah ini terjadi beberapa minggu setelah Wen kexing dan Zhou zishu pulang bersama, Hua Cheng, Wen kexing, Wei wuxian dan luo binghe sudah berkenalan dan menjadi temanHari Senin adalah hari yang paling dibenci anak anak murid, dimana mereka harus kembali melakukan aktivitas sehari-hari mereka terutama belajar. Suasana sekolah tidak ada bedanya dengan hari hari sebelumnya. Murid murid berjalan menuju gerbang, para anggota komite kedisiplinan berdiri disamping gerbang untuk memeriksa atribut atribut para siswa sambil membawa rotan ditangan mereka.
Luo Binghe, Hua Cheng, Wen kexing dan Wei wuxian berjalan menuju gerbang sambil berbincang bincang. Wen kexing mencari cari keberadaan Zhou zishu, ia melihat Zhou zishu sedang berdiri di samping para anggota komite kedisiplinan lainnya, seperti biasa ia (ZZ) selalu memasang ekspresi dingin di wajahnya. Wen kexing langsung melepas dasi serta tanda pengenal dan memasukannya kedalam tas. Hua Cheng yang melihat itu terheran heran, "Wen kexing, kenapa kau melepas dasi dan tanda pengenal mu. Apakah kau tidak takut dihukum"
Wen kexing mempercepat jalannya, "Walaupun aku menjelaskannya kalian pasti tidak akan mengerti. Kalian duluan saja ke kelasnya nanti aku nyusul." Wen kexing berlari melambaikan tangan kepada mereka.
Wei wuxian tertawa dan menyilangkan tangannya di dada, "hihihi, aku mengerti. Sepertinya Wen kexing ingin menjadi sepertiku."
Luo binghe dan Hua Cheng serentak menjawab " tidak mungkin"
Wei wuxian terkejut mendengar pernyataan dari temannya itu, "kenapa begitu, bukannya bagus dia menjadi sepertiku"
Hua Cheng meliriknya sambil menghela nafas, "tentu saja tidak mungkin, dia sangat berbeda darimu. Kau baru masuk beberapa minggu saja kau sudah beberapa kali masuk keruang kepala sekolah. Aku tidak tau kenapa dia (WK) sengaja melanggar peraturan, dia tidak pernah membicarakannya dengan kita. Tapi aku yakin dia melakukan itu karena dia bertemu dengan orang spesial dan akan lebih mudah untuk bertemu jika dia melanggar peraturan, walaupun aku tidak tahu siapa orangnya"
Wei wuxian mengangguk paham sedangkan Luo Binghe hanya diam dengan ekspresi dingin. Mereka memaasuki gerbang sambil mengucapkan "selamat pagi" kepada para anggota komite sekolah yang berdiri di samping gerbang.
Baru mereka masuk kelas, mereka mendengar dua murid sedang berbicara, "Apakah kau sudah mengerjakan PR" yang satunya menjawab, "sudah, aku sangat takut karena gurunya adalah guru killer jadi aku langsung mengerjakannya saat aku sampai rumah"
Hua Cheng berteriak sambil memukul meja membuat seisi kelas terkejut "sialan, aku lupa mengerjakannya. Wei wuxian apakah kau sudah mengerjakannya?"
Wei wuxian tertawa sambil mengeluarkan kertas berisi sebuah tulisan kaligrafi, "hahaha, aku sudah mengerjakannya. Saat aku pulang sekolah pamanku memarahiku dan langsung menyuruh mengerjakan PR"Seisi kelas langsung melihat Wei wuxian dengan tatapan tidak percaya, biasanya Wei wuxian lah yang selalu tidak mengerjakan PR. Wei wuxian mengerjakan PR adalah sesuatu hal yang sangat tidak bisa dipercaya. "Ada apa dengan ekspresi kalian, apakah kalian tidak percaya klo aku sudah mengerjakannya? Lihatlah sendiri jika tidak percaya"
Hua Cheng melirik kearah Luo binghe yang sedang duduk disamping jendela sambil melihat keluar dan menaruh telapak tangan di pipinya. "Luo binghe, apakah kau sudah mengerjakannya?"
Luo binghe masih melihat keluar jendela, entah apa yang dia lihat sepertinya dia melihat seseorang yang dia kenal tetapi enggan untuk memanggilnya, "sudah" jawabnya singkatHua Cheng semakin panik, bagaimana bisa dia menjadi lebih parah daripada Wei wuxian yang selalu tidak mengerjakan PR, "aku akan mengerjakannya. Aku akan mengerjakan PR di perpustakaan jika gurunya sudah datang katakan padanya bahwa aku di toilet sedang kecepirit" Hua Cheng berlari sambil membawa kuas, kertas dan tinta
