Bagian 3

272 54 2
                                    

Seseorang tengah melambai dengan mereka berdua, dan memberi isyarat untuk keluar dari tempat sempit itu dengan cepat.

Ice yg melihatnya tentu saja memberi kode dengan Singto dan Singto pun melihat manusia aneh tersebut yg berhenti tepat di belakang Ice.

Singto mengangkat tangannya lalu mengacungkan jari telunjuknya

"1"

"2"

"3"

Dalam hitungan ketiga mereka berdua pun berlari menuju pria yg memberikan mereka isyarat.

Manusia aneh tersebut menggeleng-geleng kepala mereka karena mendengar sesuatu yg berisik, lalu mereka mengikuti langkah kaki tersebut dan mengejarnya.

Singto, Ice dan juga pria asing tadi langsung saja melompat dan bersembunyi di dalam mobil tanpa menutup pintu mobil tersebut, namun mereka bertiga dalam keadaan diam.

Singto berusaha menutup mulut dan juga hidungnya sembari melihat manusia aneh tersebut di depan matanya.

Singto membelalakkan matanya saat melihat cairan yg ada di wajah manusia gila tersebut yg hampir mengenai dirinya, ia pun menggeser tubuhnya sedikit tanpa mengeluarkan suara gesekan tubuhnya.

Ice yg melihat Singto ikut membelalakkan matanya dan ikut panik saat Singto menggeser tubuhnya dengan sangat pelan, karena manusia gila tersebut ada di depan matanya.

Pria asing yg melihat orang di sampingnya langsung saja menarik tubuh Ice perlahan karena cairan seperti nanah tersebut hampir juga mengenai Ice.

Mereka bertiga sudah kehabisan oksigen, dan perlahan manusia gila tersebut pergi meninggalkan mereka dengan jalan yg gontai.

Singto, Ice, dan juga pria asing tersebut menghela nafas lega,  keringat dingin membasahi tubuh Singto karena ini pertama kalinya ia melihat orang yg menggila seperti anjing.

"Sing"

"Sing" Panggil Ice dengan pelan.

Singto menoleh pelan dengan mata yg masih membulat.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Ice.

Singto mengangguk kaku dan bernafas dengan cepat dan memberi tanda ia baik-baik saja.

Ice, dan pria asing tersebut keluar dari mobil dan melihat kesunyian di jalan raya, lalu Singto menyusul keluar dan membersihkan tubuhnya.

"Waahh, cairannya hampir saja mengenai kulitku" Ucap Singto mengacak rambutnya.

Singto menatap pria asing tersebut dengan teliti "Kenapa kau membantu kami?"

"Bukankah itu lebih baik?" Tanya Pria asing tersebut.

Ice menggeleng kepalanya dan menengahi mereka berdua.

"Namaku Ice Panuwat" Ucap Ice memperkenalkan namanya.

"Namaku New Thitiphoom"

"Baiklah New, terima kasih sudah membantu kami" Ucap Ice tersenyum lalu memberikan tangannya, dan New menjabat tangan Ice.

"Dia Singto, kami baru saja kenal pagi tadi karena bekerja di tempat yg sama" Ujar Ice.

"Kalian terlihat dekat" Ucap New tersenyum.

"Apa maksud dari senyumanmu itu ha?" Tanya Singto menatap sinis New.

"Sing, di keadaan seperti ini kau harus mengerti" Ujar Ice menengahi

"Tapi aku tidak percaya dengannya" Jawab Singto

"Dia sudah membantu kita dari orang gila itu" Ucap Ice.

2032Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang