Bagian 5

235 54 0
                                    

Di lain tempat, Singto, Ice dan juga New berjalan di trotoar dan sekali-sekali mereka melewati gang kecil agar cepat sampai ke rumah New.

Mendadak Ice berhenti berjalan membuat Singto dan juga New juga ikut berhenti.

"Ada apa?" Bisik Singto.

"Aku mendengar sesuatu"

Singto seksama ikut juga mendengar sesuatu yg di katakan Ice.

"Suaranya sangat menjijikkan" Ucap Singto

New melangkahkan kakinya mendekat ke arah Ice karna di belakang Singto ia tidak mendengar apa-apa.

"Mungkin suara limbah dari gedung ini" Tunjuk New.

Singto mengangguk kepalanya tanda setuju dengan jawaban New.

"Bisa jadi" Ucap Singto.

Ice mengangguk dan kembali melanjutkan perjalanan mereka

Ting ding ding ding

Ice dan juga New menoleh ke belakang karena suara tersebut sangat nyaring terdengar.

"Kau menendang sesuatu?" Bisik Ice.

"Maafkan aku"

Tap tap tap tap

Suara larian terdengar jelas dan suara yg menjijikkan tersebut juga terasa sangat dekat.

"I-itu bukan suara limbah" Ucap Ice.

"LARIIIIIIII" Teriak New.

Singto dan yg lainnya berlari sekencang mungkin, namun di depan sudah ada orang gila tersebut yg menoleh ke arah mereka.

"Sialan" Rutuk Ice.

"Kesini" Singto menunjuk ke pintu gedung dan mereka masuk ke dalamnya.

Wweeeerrrr huuuwweeerr

Suara orang gila tersebut terdengar membuat bulu kuduk mereka bertiga berdiri.

New menarik Ice masuk ke dalam ruangan yg tertulis peringatan 'Berbahaya'

"Singto, dimana dia?"

"Sssttt" New menutup mulut Ice.

Nafas mereka berdua terengah-engah, Ice dan New terkejut saat pintu mereka di gedor-gedor.

"Mereka berdua kemana?" Singto menoleh ke belakang kalau temannya tidak ada di belakang.

"Sialan" Rutuknya

Sedangkan orang gila tersebut mendekati dirinya

Ia melihat ada kapak dan dengan cepat ia mengambil kapak tersebut dan memulai perkelahian

"Ku anggap kalian Zombie sialan" Rutuknya.

"HIAAAAA" singto menebas kepala mereka satu persatu.

"Kalian sangat mengganggu"

Tassshh tasshh

Darah para zombie sudah muncrat kemana-mana dan pakaian Singto yg berwarna hitam putih tersebut sudah berlumuran darah, begitu pula dengan wajahnya.

"Apakah tidak masalah" Singto berpikir kalau dirinya akan terinfeksi jika terkena darah

"Aaahh sudah lah, intinya aku selamat"

"Aku tidak mendengar suara apa pun" Ucap Ice.

New perlahan melangkahkan kakinya ke arah pintu dan membukanya secara perlahan, New melihat kanan dan kiri tidak ada siapa-siapa.

2032Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang