"Tidak masalah? Apanya?" ulang seorang lelaki surai krem disampingnya. Sebab, dia mendengar jelas apa gumaman Hoshitani sewaktu itu.
Tapi, langsung dijawab Hoshitani 'bukanlah apa-apa'. Lelaki itu hanya diam saja, tak mengerti jalan pikir sang lelaki yang merupakan teman sekamarnya ini.
Hingga pembelajaran kembali hadir untuk dibelai. Mereka pun mulai memasuki kelas. Walau masih tak merasakan bahwa waktu kali ini berjalan begitu cepat ketimbang biasa.
Tapi, latihan seperti neraka akan tetap menunggu. Meski tim mereka pada akhirnya mendapatkan jatah yang berbeda, dari tim rival mereka dulu. Itu menurut mereka sangatlah tidak memuaskan.
Tentu saja, mereka menerima hasil akhir. Setidaknya selain berbeda panggung mereka akan tetap bisa melihat penampilan yang sedang berlangsung.
Menjelang malam, diri mulai mencoba kembali latihan yang biasa dilakukan seusai pembelajaran. Di mana saja, yang masih tak bisa dilakukan. Akan terus diperbaiki setidaknya, sewaktu tampil tak memalukan teman-teman dia.
Dering ponselnya berbunyi, membuat diri menghentikan aktivitasnya. Dilihat nama kontak [Full Name] tertampang mengirimkan sebuah pesan. Tidak begitu panjang, tapi tak begitu pendek juga.
Semangat ya, Yuuta-san.
Aku tidak sabar dengan penampilanmu.
Tentu saja, penampilan bersama teman-teman mu.Senyuman kecil hadir pada wajah Hoshitani. Lalu, ia memberikan balasan terhadap perkataan-perkataan penyemangat singkat itu.
Wah~ terima kasih, [Name]-chan!
Kira-kira dulu aku memanggilmu dulu seperti ini, kan?
Kalau begitu, aku akan semangat!
Nantikan penampilan kami, ya.Tapi, tak langsung mendapatkan balasan. Ia kembali menutup handphone-nya. Tidak lama lagi, hingga hari itu tiba. Namun, sebelum menuju hari itu. Keduanya ternyata menyempatkan untuk saling menemui.
Sepertinya memori masa lalu, menuntun mereka untuk kembali mengenang masa-masa pertemuan itu. Jadi, hingga keduanya bisa sampai sedekat ini. Bukanlah hal yang dapat mereka duga. Atau mungkin saja ini berupa keajaiban?
"Serius? Kapan Yuuta-san mulai mengingat kembali hal itu?" tanya [Name] penasaran.
Berhadapan dengan sang gadis hari itu, saat ini ia pun berbicara dengan leluasa seperti di chatting. "Belum lama ini, sih." Hoshitani mengatakan hal itu, seraya tangan mengusap-usap leher belakangnya.
"Wah~ keren. Tidak aku sangka, bisa secepat itu."
Respon yang tidak biasa didapatkan oleh Hoshitani. Ia berpikir akan canggung selayaknya sewaktu awal pertemuan mereka. Tapi, hal itu disebabkan ingatan Hoshitani, yang tak bisa tahu.
Benar saja, semakin jelas ia bisa melihat memori kenangan kecil keduanya. Meski tahu, bahwa keduanya tak sedekat itu pada awal percakapan. Aneh bukan, kedengarannya?
"Tapi, ya … aku senang sekali mendengarnya. Awalnya aku pikir, Yuuta-san tidak akan ingat."
"Eh?"
End
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY! Hoshitani Yuuta. ✓
FanfictionMengenang masa lalu, namun dia benar-benar telah melupakan kejadian itu. Diatas rel kereta listrik yang berjalan melesat mengakhiri pertemuan minggu kemarin, yang dikira suatu kebetulan tak terduga. Mereka bertemu sewaktu makan siang, memesan kari h...