salah- 09

48 36 95
                                    

  Setelah berhari-hari semenjak alisya tersadar dari masa kritisnya. baik Afwan maupun Farhan yang biasa menjenguknya Lisya di rumah sakit, sejak hari dimana Afwan dan juga Farhan terlibat perkelahian keduanya bahkan tidak pernah menampakkan batang hidungnya. jika Farhan enggan karena peringatan dari perdi orang tua alisya' lain dengan Afwan yang tak tau kabarnya, orangtuanya hanya mengatakan jika Afwan sedang ada urusan mendesak yang mengharuskannya bekerja ekstra.

"Nak manda' kamu bantu ya bawah barang kakakmu ke mobil."..

"Ia tante' sebentar ya Manda beresin yang ini dulu."

"Lisya' sini ibu bantu ya ".. ujar Larissa memakaikan baju kaos anaknya.

"Tia'..'' panggil Larissa.

"Iya kenapa?".

"Afwan kemana? sudah lama dia tidak kesini!."

"Jangan tanya Ris' dia itu kalau udah ketemu sama berkas-berkas kerjanya' lupa diri dia, belum lagi tahun ini Afwan harus menyelesaikan skripsinya ya jelas' lupa dia sama yang lain.''

"Iya juga sih' tapi hari ini lisya Kan sudah boleh pulang, apa dia tidak akan datang?? Secara Afwan itu jika menyangkut anak sulungku dia yang paling antusias!".

"Hehe,..kamu bisa saja Ris."

"Tia'.. kalau misalkan. Tapi masih misal ya! Kalau Afwan sama lisya tertarik satu sama lain gimana?!. Apa kamu akan setuju?"

"Hmm' ..aku sih tergantung sama anak-anak aja, toh yang ngejalanin mereka' bukan kita. sebagai orang tua kita hanya bisa berharap yang terbaik untuk kebahagiaan mereka".

"Kamu orang baik Tia' orang lain mungkin tidak akan sejalan dengan pemikiran kamu, apalagi kamu tau kan lisya!"..raut wajah Larissa berubah sendu.

"Tidak ada yang berbeda Ris' hanya saja orang-orang terkadang yang membuat perbedaan itu. menurutku semua itu tidak penting, tapi yang harus kita lihat'! bagaimana orang itu, baik untuk kita' atau malah sebaliknya?!.."

"Kok jadi Melo gini ya?" Ujar Larissa menatap Tia haru.

" jangan nangis! Udah tua juga' malu sama anak-anak!".

Larissa tersenyum singkat mendengar penuturan Tia.

"Ayo anak-anak! Kita turun ayah kalian sama Om Erwin pasti udah nungguin di bawah!"

"Iya Tante' ini lagi bantu kak lisya!".

"Sini lisya sama Tante aja'. Manda kamu bantu mama kamu aja' kasian, berat kalau harus di bawah sendiri".

"Iya Tante' aku duluan ya aku tunggu di bawah sama yang lain". Ucap Manda berlalu membawa tas milik lisya yang berukuran sedikit besar dengan kedua tangannya.

"Tia' kamu gak apa-apa bawah lisya sendiri??".

"Iya ris' ini juga ada kursi roda' tinggal dorong apa susahnya coba?!"

"Jadi gak apa-apa nih aku tinggal? Soalnya barang yang aku bawah lumayan ribet di bawahnya, kalau kelamaan dia angkut".

"Gaya kamu' kayah barang sekampung aja harus diangkut!" Larissa lagi-lagi tersenyum manis menatapnya membuat Tia bergedik, lalu ia ikut menyusul anaknya manda yang pergi lebih dulu .

"Tan!"... panggil lisya setelah memasuki lift.

"Iya nak kamu kenapa.?"

" Afwan mana Tante? Kenapa gak pernah nengokin lisya lagi!"

"Afwan lagi ada kerjaan di luar kota' belum lagi dia harus buru-buru menyelesaikan skripsinya tahun ini kan dia harus lulus kalau Enggak' siapa dong yang harus gantiin ayahnya di perusahaan milik kami?!".

SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang