.
.
.
.
"Setidaknya kau harus mengeceknya lebih teliti lagi." ujarnya lewat telfon. Orang yang ada di seberang mengangguk meski tak dapat dilihat oleh partner nya ini.
"Ya terus mau gimana dong?" tanya nya dari seberang.
"Yaudah deh. Gue bantu, kirimin aja data-datanya. Nanti gue tangkep terus bawa kehadapan Lord."
"Gue kirim. Hati-hati sama manusia modifikasi, mereka musuh terbesar kita. Dan jangan biarkan siapapun tahu akan keberadaan kita." nasehatnya di akhir.
"Iya gue tahu kok. Di bumi gue udah tinggal selama beratus-ratus tahun, jadi Lo gak usah takut. Gue bakal hati-hati kok."
"Bagus deh, gue tutup nih,bye."
Tut-
Sambungan terputus sepihak. "Na, na udah dibilangin buat gak usah khawatir. Udah lah, cap cus kuy!" berjalan pergi meninggalkan taman yang akhir-akhir ini sepi.
..
.
"Menurut Lo gimana?" Nardian melihat barang yang tak sengaja David temukan setelah menang dari tawuran dan pergi melalui sebuah gang sepi plus dilarang untuk di lewati.Loh kan dilarang kenapa mereka berempat lewat situ? Jalan pintas jawabannya.
Ya, gang sepi dan keramat ini mengarah langsung ke basecamp tempat mereka berkumpul, dan di basecamp sudah ada Arjuna yang menunggu kedatangan keempatnya. Dan rumor itu mereka berlima yang membuat nya. Dengan kata lain, jalan ini hanya boleh di lewati oleh kelimanya. Jika ingin masuk pun harus ada izin khusus. Wah sudah seperti markas rahasia saja ya.
Slow motion baby slow motion yeah~
Slow motion baby slow motion yeah~Itu adalah handphone milik Kevin yang bergetar. Kevin segera mengeceknya dan tertera lah nama salah satu dari kelimanya.
Arjuna.
"Halo Jun kenapa?" tanya Kevin
"Cih, lama amat." jawab Arjuna dengan nada ketus. Lihat saja wajahnya yang ada di seberang sudah berubah datar. Terlihat mengerikan. Merasa ada yang tak beres, Kevin mengaktifkan speaker suara agar yang lainnya dapat mendengar berita apa yang Arjuna bawa.
"Kalian berempat cepat balik." Ketiganya langsung menoleh ke arah belakang, tatapan mereka tertuju pada handphone Kevin yang tengah menyala.
"Loh kenapa emangnya? Ini kita lagi di jalan loh." tanya Nadhirka. Jujur, mendengar nada suara Arjuna yang ketus sekaligus dingin membuat nya sedikit merinding.
"Cih, tahanan nomor 15 kabur dari penjara. Dan sekarang ada di sekitar kalian, juga ngelewatin jalan pintas ke basecamp kita. Dan untungnya gue sadar dan langsung ngusir sekaligus buat dinding penghalang biar dia gak bisa masuk, dan ya dia gak bisa masuk dan memilih mencari jalan lain. Mending kalian balik deh, gue jelasin langsung. Susah kalo lewat telfon." kata Arjuna di seberang. Dia benar-benar kesal, karena si tahanan itu telah mengangu waktu tidurnya yang berharga.
"Oke, kita segera kesana. Ayo." Kevin memutuskan hubungan secara sepihak dan langsung berlari menyusul ketiganya yang sudah mulai menghilang dari pandangannya. Lagi-lagi ia tertinggal di belakang. Ya, tak apalah itung-itung bisa ngawasin keadaan sekitar.
..
.
Seseorang perempuan yang duduk di tahta tertinggi tersebut menatap kesal dua orang penjaga dihadapan nya ini yang tak becus menghadapi satu tahanan. Dan berakhir tahanan tersebut kabur."Kira-kira apa hukuman yang pantas untuk kalian ya?" ujarnya dingin. Matanya menatap dingin dua orang yang berhadapan dengan nya ini. Melalaikan tugas, maka bersiaplah untuk mati.
"Ma-maafkan kami Lord." Salah satu diantara keduanya meminta ampun untuk keselamatan nyawanya serta nyawa sang sahabat.
"Maaf katamu?" tanyanya dengan nada sedingin es. Kedua nya mati-matian menelan Saliva. Aura yang dipancarkan orang yang memiliki jabatan lebih tinggi, sekaligus yang mengatur dunia tempat para bangsawan serta bangsawan hidup sangatlah menakutkan.
"Lord maaf menganggu, mungkin menahan mereka di penjara hingga tahanan tersebut kembali di tangkap adalah hal yang lebih baik." Seorang perempuan dengan Surai pirang dan sedikit ada warna pink tersebut datang menghampiri kemudian mengeluarkan apa yang ada dipikiran nya mengenai hukuman untuk keduanya.
"Nyo. R ide mu sangatlah bagus." Nyo. R tersanjung, "Terima kasih atas pujiannya. Akan tetapi, keputusan ada di tangan Anda, Lord."
Lord tersenyum, "Kita lakukan seperti saran yang nyo. R berikan. Penjaga bawa mereka ke tahanan!" Kedua nya bernafas lega, tapi tidak dengan beberapa kepala bangsawan yang mengikuti rapat tersebut. Menurutnya menempatkan keduanya kedalam tahanan sampai menunggu si tahanan yang kabur kembali itu terlalu ringan.
Tanpa di sadari, nyo. R, Lord, serta kedua penjaga yang dipanggil menyeringai licik. Dan seringainya tersebut dapat dilihat jelas oleh salah satu bangsawan yang kebetulan lewat serta salah satu dari keduanya.
"Tuan Raon tolong selamatkan saya dan teman sahabat saya!" teriaknya memanggil nama sang bangsawan yang lewat. Semuanya menatap ke arah dimana seseorang dengan nama Rain berdiri menghentikan langkahnya dan menatap tajam kedua orang yang diseret menjauh oleh dua penjaga.
Tanpa mengatakan sepatah katapun, Raon pergi meninggalkan tempat tersebut tanpa menoleh. Membuat seringainya mereka melebar, tentu nya tanpa di sadari oleh siapapun.
..
.
"Eh ada Rael toh." Rael menoleh kebelakang dimana ada Rivaldi yang menyapanya serta Dammiel yang terlihat tengah menggoda beberapa cewek cantik di perpustakaan.
"Gak sopan Lo Ama yang lebih tua, CK." Rivaldi menatap Raja dengan tatapan tak suka. Serah dia dong mau manggil Rael kayak gimana. Kan Rael nya sendiri yang bilang gak usah formal-formal aja.
"Ja gue yang bilang gak usah manggil gue pake embel-embel 'kak' atau sejenisnya." Raja menatap Rael tajam. Kok gitu sih?
"Eh neng tahu gak apa perbedaan nya matahari sama kamu?" tanya Dammiel memulai sesi gombalan nya.
"Gak tahu kak. Emang nya apa?"
Dammiel tersenyum, "Kalo matahari satelit nya bumi kalo kamu satelitnya hati aku."
Plak
Satu jitakan berhasil mendarat mulus di kepala Dammiel. Pelaku nya tentu saja sang mantan nya yang ke-8, Erla.
"Gombalin anak orang lagi Lo! Sanah pergi!" usir Erla. Terpaksa lah Dammiel pergi dan menghampiri Rivaldi yang lagi main pelototan sama Raja.
"Udah main pelototan nya. Nanti jatuh cinta baru tahu." celetuk Dammiel membuat Rael tertawa sekaligus membuat dua orang yang disingung menatap tajam ke arah nya.
"Idih, gue masih normal ya." balas Raja tak terima.
"Betul tuh, gue juga masih normal. Lo aja Sanah yang belok." Dammiel balas menatap tajam keduanya. Makin membuat Rael tertawa, dan berakhir lah keempat nya tertawa bersama.
Sebuah tawa memanglah menular. Kebahagiaan itu sederhana, lihat melihat ketiganya tertawa bersama membuat senyum Rael terbit. Jarang-jarang dia bisa melihat kejadian seperti ini.
"WOY INI PERPUSTAKAAN YA, JANGAN BERISIK!" teriak penjaga perpustakaan dari tempatnya duduk. Menatap tajam keempat orang yang berisik.
Sedetik kemudian mereka menghentikan tawanya saat sadar bahwa mereka berempat tengah berada di perpustakaan.
Oh iya kira-kira siapa ya Nyo. R itu? Siapa juga ya yang teriak di perpustakaan buat bikin Rael dan yang lainnya gak berisik?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nobleman
FanfictionMereka bukan sembarang bangsawan. Juga bukan sembarang manusia. LOKAL! Gak suka? TINGGAL PINDAH LAPAK SAJA! Jadwal update: kalo lagi mood