Malam yang gelap tak mampu menghentikan langkah kaki seorang wanita yang terlihat tergesa-gesa. Tanpa memedulikan rasa sakit di telapak kakinya yang polos, wanita itu terus menyusuri hutan tanpa henti. Sesekali meringis pelan merasakan perih kala tak sengaja menginjak kerikil kecil maupun ranting.
Satu hal yang membuatnya terlihat panik dan gelisah. Jauh di belakang sana, terdengar keras tapak kaki kuda yang tidak hanya berjumlah dua atau tiga, mengejarnya dengan kecepatan penuh tanpa henti.
Carmia, nama wanita itu. Di dekapannya, seorang bayi lelaki menangis keras kala tak sengaja kakinya tersandung oleh akar pohon, membuat keduanya terjatuh kasar ke atas tanah. Tak memedulikan tubuhnya yang terasa sakit, Carmia terus mendekap bayi itu dengan rasa takut akan menyakitinya.
"Maafkan ibu, Kei.. maaf,"
Tak terasa, air matanya menitik jatuh saat mencium kening Keivan—putra satu-satunya yang ia miliki. Carmia mendekap erat Keivan kala suara tapak kaki kuda semakin mendekatinya. Wanita itu ingin berlari, namun apalah daya tubuhnya yang tak kuat lagi untuk bergerak. Wanita itu terisak pelan, ketakutan semakin menghinggapi dirinya saat merasakan sorot cahaya terarah penuh kepadanya.
Mereka telah sampai, mereka berhasil mengejarnya.
"Sampai kapan kau akan terus berlari?" Suara familier itu terdengar dingin, juga lirih.
Carmia mendongakkan kepalanya, menatap tajam pada sosok pria dengan pakaian kebesarannya, juga matanya yang menatap was-was pada orang-orang yang mengikuti pria itu.
"Kalau kau mau mengambilnya dariku, kau harus membunuhku dulu." Tanpa takut, Carmia mengancam. Namun sayangnya, pria itu tak mengindahkan ancaman Carmia. Kakinya terus melangkah mendekati wanita itu, membuat Carmia menyeret mundur tubuhnya ke belakang.
"Berikan bayi itu padaku, dia anakku."
"TAPI AKU YANG MELAHIRKANNYA! KAU TIDAK BISA MENGAMBILNYA BEGITU SAJA! PERGI!" Carmia berteriak lantang, tak peduli pada siapa sebenarnya sosok pria di hadapannya.
"Aku mohon jangan ambil Kei, aku hanya memilikinya saat ini.." lirihan Carmia membuat pria itu menghentikan langkahnya.
"Kenapa kau berpikir aku akan mengambilnya darimu?"
"Karena kau memang akan melakukannya! Kau tahu? Aku akan membencimu seumur hidupku kalau kau benar-benar melakukannya!"
Pria itu menatap sendu, "dia anakku, anak kita. Bagaimana mungkin aku akan memisahkan anakku dari ibunya?"
• • •

KAMU SEDANG MEMBACA
Hiding The Crown Prince
RomanceElefthería series 2 ••• Carmia, seorang penari yang memiliki ciri khas dengan pakaiannya yang serba merah. Kecantikannya yang tertutupi selendang berhasil menarik perhatian seorang pemimpin besar Kekaisaran Maitias, Kaisar Castiel. Hingga tak sengaj...