Warning dulu dari awal, he's walking red flag 🚩
I guess 👀
• • •
Benar kata Flair, satu hal yang dapat mendeskripsikan tiran itu. Tampan, atau sangat tampan?
Kali ini Carmia tak akan menyangkal. Sosok yang dengan angkuhnya duduk di atas sana membuatnya terpesona sesaat. Surai pirang keemasan yang dipadukan dengan jernihnya netra biru sapphire-sangat kontras dengan miliknya, juga tatapan yang menyipit tajam dengan alis tebal turut menambah nilai plus. Labium merah muda itu terkatup rapat, dengan garis wajah dan rahang yang tegas. Sikunya bertumpu pada salah satu tangan singgasana, menopang sisi wajahnya yang terlihat bosan.
Castiel Leroy Maitias, nama yang Carmia ingat.
Tak lama, suara alat musik memecahkan keheningan-membuat Carmia lantas tersadar dari kenyataan. Dengan cepat pula gadis itu memutus kontak mata, takut-takut kalau ia dicap sebagai orang yang tak sopan karena menatap Sang Kaisar secara terang-terangan. Walau pria itu justru melakukan hal yang sama padanya.
Dentuman alat musik yang saling beradu membuat suasana yang tadinya hening menjadi meriah. Carmia mulai menggerakkan tubuhnya dengan lihai. Tangan, kaki, hingga tubuhnya tak ada yang berhenti bergerak. Gadis itu terus meliukkan tubuhnya dengan indah, mengibaskan selendang di tangannya ke sana kemari. Hentakan kakinya membuat gelang-gelang yang melingkar di kakinya beradu menghasilkan suara nyaring.
Carmia melentingkan punggungnya ke belakang, dengan kedua tangan yang bergerak lentik ke atas-yang tanpa sadar gerakan itu membuatnya kembali menatap Castiel dengan posisi terbalik. Menyadari pria itu yang terus fokus pada tariannya, membuat Carmia tanpa sadar mengulas senyum dibalik cadar merahnya.
Semua orang yang berada di sana terlalu terpaku pada setiap gerakan yang Carmia lakukan, hingga tanpa sadar musik mulai berhenti, bertepatan dengan tarian yang telah usai. Carmia berusaha mengatur napasnya yang sedikit tersengal, bulir-bulir keringat mulai mengalir di dahinya. Gadis itu tanpa sadar kembali melirik ke atas singgasana, hal itu pula yang membuatnya kembali tersenyum menyadari Castiel yang tak lagi menopang wajah-tak lagi menampilkan ekspresi bosannya.
Entah kenapa hal itu membuat Carmia sedikit merasa bangga, tariannya berhasil menghibur semua orang, termasuk Kaisar Castiel.
"Carmia.. ayo memberi salam," bisik Kamala yang kini telah berdiri di sampingnya.
"Ah, iya!"
Carmia beserta grupnya dengan cepat memberi salam hormat, membuat semua orang yang tadinya terdiam kini kembali tersadar dan memberikan tepukan tangan ringan untuk tarian mereka. Tepat setelah itu, Carmia beserta teman-temannya langsung membalikkan tubuh untuk segera keluar dari ballroom. Perlahan namun pasti, punggung Carmia semakin menjauh, hingga pada akhirnya tertelan oleh pintu yang kembali tertutup.
Gadis itu tak sadar, sepasang mata yang sejak tadi terus menatapnya tanpa henti-kini sedikit mengerut kesal menyadari tak ada lagi eksistensi menarik yang baru saja ia lihat. Castiel, pria itu menatap daun pintu dengan tatapan tajam, seakan-akan tatapannya bisa saja menghunus menembus pintu untuk melihat sosok ayu di baliknya.
Acara selanjutnya yang kembali berjalan membuat Castiel kembali merasa bosan. Ingin rasanya pria itu meniadakan pesta tahunan seperti ini, namun sayangnya hal ini sudah menjadi tradisi yang tak bisa dilewatkan. Melihat para tamu undangan yang asyik menikmati pesta, Castiel berdiri dari singgasananya.
"Yang Mulia, Anda mau ke mana?"
Baru saja Castiel melewati tangga terakhir singgasana, suara seseorang yang sangat ia kenali berhasil menghentikan langkahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/295770585-288-k363867.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiding The Crown Prince
RomanceElefthería series 2 ••• Carmia, seorang penari yang memiliki ciri khas dengan pakaiannya yang serba merah. Kecantikannya yang tertutupi selendang berhasil menarik perhatian seorang pemimpin besar Kekaisaran Maitias, Kaisar Castiel. Hingga tak sengaj...