Story of 1013 : a Tale of Twin Souls

Chapter 2 : The Beginning

Story of 1013: a Tale of Twin Souls
💫

.

.

THE BEGINNING

💫

Seoul, 2006

"Siwona...Siwona!" Donghae memanggil ketika sang visual grup idol yang belum lama debut tiba di dorm, "ayo kenalan dengan member baru kita!" Sahabat sang visual bersemangat, dengan tidak sabar menggamit lengannya lalu menyeretnya ke ruang tengah.

Choi Siwon, sang visual berwajah sempurna mendengar akan ada tambahan anggota satu orang lagi. Aneh menurutnya---mereka debut enam bulan lalu. Temannya sudah berkumpul menyambut si anggota baru. Setahunya, anak yang akan bergabung umurnya lebih muda dari Ryeowook.

Siwon mengernyit, wajah teman temannya berbanding terbalik dengan senyum ceria yang tersungging dari raut wajah Ryeowook. Ekspresi mereka datar, tidak ada sambutan hangat yang seharusnya teman temannya berikan. Hanya Ryeowook yang antusias seperti menemukan mainan baru dan Donghae yang tertawa-tawa. Siwon heran dengan tanggapan Ryeowook, tatapan terpesona ditujukan pada seseorang yang belum pernah Siwon temui.

Sesosok pemuda kurus dan tinggi berdiri membelakanginya. Kepalanya dihiasi surai kecoklatan yang sangat tebal. Siwon tersenyum mengamati anak itu dari belakang, kata indah melintas di benaknya. Sesaat ia merasakan dorongan aneh untuk memeluk dan menciumi puncak kepalanya.

Hati Siwon berdesir.

Donghae menepuk bahu si rambut tebal. "Kyuhyun, kenalin ini hyung mu yang lain."

Nama Kyuhyun di telinganya terdengar sangat cantik.

Si Rambut Tebal berbalik.

DEG!!

Siwon tersentak.

Terpesona.

Terpana.

Sangat.

Mata itu...

Mata itu mengucapkan selamat datang kembali?

Ia bagai terpental ketika bertemu pandang, seperti dihempas tapi tanpa rasa sakit. Siwon yakin ia bertemu refleksinya, refleksi jiwanya sendiri. Dirinya sedang berkaca, seolah melihat ke dalam cermin pada anak manusia yang berdiri di hadapannya. Tentu saja takjub, secuil jiwanya bersemayam di sana---melambai padanya minta dipeluk, dan sejak kapan ia bisa melihat jiwa? Aneh. Absurd. Sinting.

Kenapa aku seolah ada padanya?

Napasnya, jiwanya, denyut kehidupannya, kewarasannya dihisap oleh sepasang mata jernih cemerlang yang paling hangat yang pernah Siwon lihat sepanjang hidupnya. Hatinya bergetar, yang bisa dilakukannya adalah diam terpaku. Jantung berdegup siap meloncat keluar. Ada beban berat menghimpit hingga dadanya sesak, ia jadi susah bernapas.

Gelenyar hangat menjalar dari telapak kaki melesat sampai ke ubun ubun dan langsung kembali menyebar ke seluruh tubuh, merembet ke ujung sepuluh jarinya, ke permukaan kulitnya. Makin lama makin panas. Nyaman---mengingatkannya ketika ia berendam dalam air panas untuk melepas penat.