Tetep aku lanjutin nih, karna aku gak bisa berhentiin cerita ini gitu aja, hehe.
HAPPY READING!🍃
Denting lonceng sangat nyaring akibat siulan angin, matahari juga tidak begitu terik, gumpalan awan abu sedikit menghiasi langit bersama awan putih, aroma pepohonan juga begitu memanjakan suasana. Bagi kebanyakan orang cuaca seperti ini sangat disayangkan jika tidak digunakan untuk tidur.
Biyan Eldian, dia adalah sang pemimpi indah. Padahal mimpinya selalu buruk, ditambah jika bangun setelah mimpi buruk Biyan merasa terhantui, dia akan merasa salah yang tidak dapat terungkap. Beberapa cara sudah Biyan lakukan agar mimpi naasnya tidak mengganggu kala tidur, tapi tetap saja.
Dia lakukan beberapa ritual tidur yang diberikan ayahnya, lagi pula ayahnya orang yang paham agama. Jadi, ayahnya memberi doa mujarab yang kadang diberikan untuk orang yang terkena sihir seperti doa amalan, tapi mimpi buruk itu tetap datang seperti ber-episode.
Biyan hanya pasrah kepada Allah, sejatinya setiap mimpi hanyalah bunga tidur yang tak perlu diramal-ramal artinya. Namun lama-lama Biyan juga bisa depresot jika terusan mimpi buruk, padahal Biyan tergolong orang yang bodoh amat, cuek dengan segala hal.
Bukan hanya mimpi buruk yang Biyan rasakan hampir setiap hari. Namun Biyan merasakan aura ketampanan, ya tampan pasti letaknya di wajah. Lagipula siapa yang tidak mengenal seorang Biyan Eldian, si tampan, tajir, rajin, cuek walaupun agak geser otaknya. Satu lagi, pujangga renjana bagai kesatria bagi setiap wanita. Sedikit alay memang.
Biyan juga mempunyai adik se-rahim yang tidak kalah menyaingi ketampanannya. Dia bernama Zeyan Eldian, jagoan kakaknya, bukan kakanya yang menjadi jagoan. Agak berbeda dengan sang kakak karena Zeyan anak yang tak mau terikat dengan peraturan dan Biyan yang selalu menerima peraturan, Biyan tau mana yang harus dilanggar dan mana yang harus ditaati.
Tidak begitu saja, rasa persaudaraan Biyan dengan Zeyan sangat haru. Kala Biyan mengalami mimpi-mimpi buruk Zeyan akan sigap membantu Biyan sebagai adiknya.
"GENJI! Astaghfirullah!" Tangannya berulang kali menjambak rambut.
"Mimpi apalagi ini?!"Zeyan mengguncang tubuh sang kakak hingga sadar.
"GUE MAU MATI AJA, YAN!" Teriak Biyan semakin menjambak rambutnya. Zeyan mendaratkan satu tamparan ringan ke pipi sebelah kiri Biyan.
"Sadar, Biyan! Nanti gue numpang tenar sama siapa lagi kalo lo mati?!" Ucap Zeyan untuk menyadarkan kakaknya yang masih membayang mimpi buruk.
"Berani lo numpang tenar pake marga gue!" Jawab Biyan mengamuk.
Zeyan menggeleng kepala berulang kali dan memijat pelipisnya.
'Ya tuhan, Kakak gue cuma abis mimpi buruk kan? Gak gila?' Batin Zeyan.
"Biyan, dengerin gue, marga kita sama, kita satu bapak, satu ibu, satu kakek nenek. Cuma gue ga pinter terus lo pinter. Udah gitu!" Oceh Zeyan menahan emosi.
Lantas Biyan menjadi sadar dan sedikit melonggarkan jambakannya dan menatap wajah Zeyan yang tidak jauh mirip dengan dirinya.
"Lo ganteng." Ucapnya sambil menarik ujung bibirnya sebelah.
"Tapi gantengan gue." Sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eretabiyan
Jugendliteratur|FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA!| Hi guys! mungkin kalian akan dibuat bingung saat membaca di part tertentu. ____________________________________ "Gak masalah kalau gue liat banyak pohon disitu, namanya juga hutan. Tapi, coba pikir kalau lo berdiri d...