"Menyebalkan sekali"
Dan kata kata tersebut keluar dari ucapan Six. Setelah mengatakan hal itu, Six masuk ke dalam lubang tersebut.
"Mono? Apakah menemukan sesuatu?"
"Belum (Name), aku belum menemukan sesuatu hanya ruangan kosong disini"
"Iya, kau benar hanya ada kursi, beberapa barang barang yang sudah rusak, dan gambar mata di dinding-dinding"
"Ya kau benar- tunggu apa ini? lantai kayu yang satu ini aneh sekali", ujar Mono
"Mana mana?", kata (Name) sambil mendekati Mono
"Ini disini, coba injakan kaki mu disini tapi perlahan ya takut kenapa-napa kaki mu (Name)"
"Iya Mono iya tenang saja, oh ya kau benar aneh sekali lantai ini"
"Sepertinya kita harus melompat di lantai kayu itu", usul Six dari belakang
"Ah ya benar! Ide yang bagus Six!!", puji (Name)
"Namun, kalau terjadi apa apa?", ucap Mono khawatir
"Tapi tidak ada jalan lagi Mon, kita harus kemana lagi?", tanya (Name)
"Benar kata (Name), harus kemana lagi kita selain ke sini?", ucap Six menambahkan
"Hah... Baiklah ayo kita melompat bersama-sama", ajak Mono kepada (Name) dan Six
Mereka pun lompat bersama-sama hingga lantai kayu itu rusak dan mereka masuk ke dalam sebuah jalur, namun sempit dan gelap sekali. (Name) pun ingat kalau dia memiliki senter.
"Disini gelap sekali", kata Mono
"Oh ya aku lupa kalau ada senter", ucap (Name) sambil mengambil senter milikinya dari sakunya
"Aku pinjam ya (Name), nanti ku kembalikan", kata Mono sambil mengambil senter milik (Name) dari tangannya (Name)
"Pakai saja tidak apa apa"
"Makasih (Name)"
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka kembali, dan seperti biasa Mono memberi aba aba kepada Six dan (Name).
"Pelan pelan ya"
"Tundukan kepala kalian"
"Aku akan mencari jalannya, jadi kalian tenang saja"
Kurang lebih aba aba Mono seperti itu kepada Six dan (Name), hingga Mono menemukan sebuah jalan yang harus melompat turun dan cukup tinggi jaraknya. Mengingat dimana (Name) sangat takut akan ketinggian, akhirnya dia mencari cara agar (Name) bisa turun dengan aman dan tanpa rasa takut.
"Kalian tunggu disini aku akan mencari cara untuk turun", ujar Mono kepada Six dan (Name)
Mono pun mencari ide agar (Name) bisa turun dengan selamat, sementara keadaan Six dan (Name), mereka satu sama lain hanya bisa diam dan tidak ada yang memulai percakapan.
"Kau-", ucap Six membuka percakapan
"Hm? Kenapa Six?", jawab (Name) sambil mengangkat kepalanya
Six hanya bisa mengepalkan tangannya keras, hingga (Name) melihat kepalan tangan Six
"Six? Kau kenapa?"
"Tidak, tidak jadi", ujarnya sambil memalingkan mukanya
"Ah, baiklah", ujar (Name) menutup percakapan antara mereka berdua
'Perasaan ku sangat tidak enak, perilaku Six aneh sekali. Apa aku ada salah?', batin (Name)
(Name) menutup percakapan dirinya dengan Six karena ada perasaan yang menurut (Name) aneh. Perilaku Six seperti ingin mengatakan sesuatu yang ada didalam hatinya tapi ditahan oleh Six. Mungkin lebih baik hubungan antara (Name) dan Six harus di beri jarak.
'Aku sepertinya harus menjaga jarak dengannya agar tidak terjadi hal aneh, benar kan?'
Tak terasa Mono pun memanggil mereka berdua, Mono pun menjelaskan bagaimana cara mereka akan turun. Mono pun turun duluan dan sampai ke pijakan kayu yang ada dibawahnya.
"(Name), sekarang kamu turun ya aku akan menangkap mu dan kamu akan selamat", ucap Mono sambil mengulurkan ke dua tangannya dan memberikan kepercayaan kepada (Name) bahwa dirinya akan menangkap (Name).
(Name) pun jalan perlahan memberanikan diri untuk maju dan turun, tentu saja dia melihat Mono dibawah sana sambil mengulurkan kedua tangannya. Saat (Name) ingin turun, Six secara sengaja mendorong (Name) dengan keras sehingga dia terjun ke bawah, namun untungnya Mono dengan sigap dan cepat langsung menangkap (Name).
"AAAAA, UGH-"
"(Name)! Kamu tidak apa apa?!?", tanya Mono panik karena tentu saja melihat kejadian tadi
"Y-ya, aku tidak apa-apa untung saja kau menangkap ku dengan cepat. Jantung ku rasanya ingin lepas tadi", jawab (Name) sambil mengatur napas nya kembali
"Kau beneran tidak apa apa kan (Name)? Aku sempat kaget tadi kamu didorong tiba tiba oleh Six"
"Ya aku beneran tidak apa", katanya dan napasnya mulai teratur kembali
Six pun lompat turun, dan mengatakan sesuatu yang tak terdengar lalu lompat turun kembali
"Cepatlah, kalian lama sekali", ucap Six
"Lama? Maksud mu apa-", ucapan Mono pun terpotong karena (Name) memberikan kode bahwa 'sudahlah tidak usah dilanjutkan Mono', dan pada akhirnya Mono hanya bisa diam.
"Baiklah, (Name) aku akan loncat ke bawah nanti aku akan menangkap mu kembali"
"Sepertinya tidak usah Mon, jaraknya tidak terlalu tinggi jadi aku bisa lompat kok"
"Ya baiklah, namun aku akan tetap menangkap mu", ucapnya dan lompat turun ke bawah
'Sifat Mono seperti biasa ya', batin (Name). Dia pun lompat turun ke bawah dan ya seperti yang dikatakan oleh Mono dia akan tetap menangkap (Name) walaupun jaraknya tidak terlalu tinggi.
"Makasih ya Mono"
Mereka pun membuka sebuah ventilasi dan masuk ke dalam satu persatu. Mereka pun keluar dari ventilasi tersebut dan mereka masuk ke dalam sebuah lorong yang gelap bahkan mereka bisa mendengar suara yang sangat mengerikan. Saat mereka maju perlahan terlihat sebuah bayangan dengan leher panjang yang menyesuaikan kembali seperti leher orang orang pada umumnya, dan pintu tersebut pun tertutup. Mono, (Name) dan Six hanya bisa diam melihat bayangan tersebut.
"Itu tadi bayangan... Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
➷◖𝙀𝙩𝙝𝙚𝙧𝙚𝙖𝙡 (ʟɴ 𝟸 x ʀᴇᴀᴅᴇʀ)◗➹
FantasySecara tidak sengaja masuk ke dalam dunia game, dan tiba tiba bertemu dengan seorang anak laki laki memakai kardus di kepalanya dan seorang anak perempuan yg menggunakan jaket kuning. Wait kayak kenal? Bentar, mengapa aku bisa di dunia ini? Seharus...