•°Chapter 5°•

87 27 1
                                    

Six dan (Name) pun menarik Mono dari dalam televisi tersebut dan seketika televisi mati dengan sendirinya. 

"Mono, apa kamu tidak apa apa?" Tanya (Name)

" Ya aku tidak apa apa, tapi anehnya aku tadi hanya memegang layar televisi tersebut dan secara tiba tiba aku ketarik ke dalam televisi tersebut"

"Di dalamnya ada apa?" Six pun bertanya

"Tadi aku lihat ada pintu dengan logo mata di tengahnya, dan saat aku berlari sekencang mungkin entah mengapa rasanya lambat sekali"

"Mau beristirahat dulu? Kau tampaknya lelah Mono" Jawab Six 

"Tidak usah Six, ayo lanjut" 

Ya mereka pun melanjutkan perjalanannya. Mereka keluar lewat jendela satu persatu dan mengikuti jalanan kembali. Tentu saja suasana disana memang sangat menyeramkan dan suram bahkan mungkin tidak ada sama sekali ketenangan dan kebahagiaan, tapi apakah suatu saat nanti ada kemungkinan kecil bahwa adanya ketenangan dan kebahagiaan disana? Tidak ada yang tahu soal itu. Mungkin saja sama sekali tidak 

Mereka yaitu (Name), Mono, dan Six sedang melanjutkan perjalanannya, tetapi suasana langit sedang tidak mendukung. Banyak pantulan cahaya kilat dan suara petir yang menyambar, hingga mereka pun buru buru untuk mencari tempat berteduh. (Name) melihat sebuah bangunan yang sudah sangat tua. (Name) pun mengatakan kepada Mono dan Six untuk pergi kesana dan Mono dan Six setuju. Mereka pun pergi ke tempat bangunan tua itu, dan setelah dilihat-lihat bahwa bangunan tua tersebut adalah sekolah. 

Setelah mereka mencari jalan masuk dan berhasil masuk kedalam pekarangan sekolah, mereka berkeliling sebentar karena penasaran akan pekarangan sekitar situ. 

"Mono", panggil Six

"Ya Six? Ada apa?", jawabnya

Six hanya menatap Mono beberapa menit dan tidak menjawab pertanyaan Mono.

"Hey? Six? Ada apa? Apa kamu baik baik saja?", tanya Mono

"Tidak jadi", jawabnya singkat lalu balik badan 

"Kamu tidak berbohongkan? Jangan bohong pada ku Six", jawab Mono sambil memegang lengan Six

"Tidak, aku tidak berbohong Mono" 

"Mono! Six! Aku- ah, maaf mengganggu kalian tapi aku menemukan jalan masuk ke dalam sekolah", jawab (Name) 

"Hah? Serius (Name)? Makasih ya, maaf aku tadi tidak bantuin kamu (Name)"

"Tidak apa apa Mon, santai"

"Six? Ayo kita masuk", ucap Mono sambil mengulurkan tanganya

"Baiklah", jawab Six sambil menaruh tangan nya ke tangan Mono

(Name) pun memberi tahu jalan masuk ke dalam sekolah kepada Mono dan Six dan ya mereka harus memanjat tali putih yang berasal dari jendela atas sekolah. Satu persatu dimulai dari Six, (Name) dan Mono memanjat melalui tali putih tersebut. Setelah masuk ke dalam sekolah, mereka melihat ada banyak lampu lampu yang masih menyala dan masih terang.

Mereka pun tertuju pada foto seorang wanita tua yang sangat menyeramkan. 

"Menyeramkan", ucap (Name) pelan

"Kalau takut pegang tangan ku sa- Hey Six?!"

Six menarik tangan Mono dan meninggalkan (Name) sendirian disitu

"Six kenapa ya?", tanya (Name)

Six pun membawa Mono ke dalam sebuah kamar yang berisi banyak tempat tidur tingkat. Mono pun melepas pegangan tangan Six

"Six? Kamu kenapa?! Jangan menarik ku secara tiba tiba seperti itu kasihan (Name) tahu!", jawab Mono sepontan sambil meninggikan suaranya

"Mono? Jangan seperti itu. Ga boleh ya, kasihan Six", ucap (Name) sambil berdiri di depan pintu kamar

"Six, kamu kenapa? Ada masalah kah?", tanya (Name) pelan

"Tidak ada", jawab nya dingin

"Baiklah baiklah, kalau aku ada salah aku minta maaf ya" jawab (Name)

"(Name) kenapa minta ma-", tanya Mono terpotong karena (Name) terlanjur pergi dari hadapan mereka

Mono pun menghadap ke Six dan berkata

"Jangan pernah menarik ku seperti itu lagi", dan pergi meninggalkan Six 

"Ini kalau ga salah matiin ini kan? seperti nya iya" tanya (Name) sediri dan jawab sendiri

(Name) pun mencoba dan mematikan saklar yang ada di depannya dan berhasil! (Name) berhasil mematikan lampu lampu di ruangan itu

'Ternyata jadi kecil itu susah juga ya, pendec', batin (Name)

Semua lampu pun mati, dan Mono panik karena lampu mati dengan sendirinya. Dia pun mencari (Name) dan menemukan (Name) sedang menatap foto wanita tua itu. Mono dapat melihat ada pantulan cahaya disitu.

"(Name)", ucap Mono

"Ya Mon? Ada apa?"

"Mengapa lampu tiba tiba mati sendiri? Apakah kamu yang mematikannya?"

"Ahhh soal itu maaf ya tiba tiba ku matikan dan aku menemukan pantulan cahaya disitu", ujar (Name) sambil menunjuk ke arah foto tersebut

"Apakah kita harus mencari barang yang bisa kita lempar? Sepertinya ada ruangan rahasia disitu", ucap (Name) lagi 

"Hmn, tadi aku melihat ada sebuah balok di kamar tadi. Aku ambilkan sebentar"

"Tidak usah, nih aku tadi mengambilnya", jawab Six tiba tiba sambil membawa 2 balok di tangannya

"Wih makasih ya Six, mau melemparnya bersama?", tanya (Name)

"Oke"

(Name) dan Six pun melempar kedua balok tersebut secara berbarengan dan foto tersebut jatuh dan membuka kan sebuah lubang yang cukup besar 

"Mau mencoba untuk masuk?", tanya (Name) kepada Mono dan Six

"Boleh yuk kita lihat siapa tau ada jalan", jawab Mono

Mono pun duluan karena dia yang ingin terlebih dahulu dan jaga jaga siapa tahu disana bahaya atau tidak. Karena Mono sudah masuk duluan (Name) pun menunggu Six

"Six kita masuk yuk", ajak (Name)

"Kamu duluan saja, aku terakhir" 

"Ahhh baiklah, aku duluan ya"

(Name) pun masuk duluan melalui lubang tersebut, dan tersisa Six sendirian

"Menyebalkan sekali"

Dan kata kata tersebut keluar dari ucapan Six. Setelah mengatakan hal itu, Six masuk ke dalam lubang tersebut.


➷◖𝙀𝙩𝙝𝙚𝙧𝙚𝙖𝙡 (ʟɴ 𝟸 x ʀᴇᴀᴅᴇʀ)◗➹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang