Renjun adalah mahasiswa manajemen dan baru menginjak semester empat. Dia bukanlah siswa yang mencolok sebenarnya, tapi karna pemuda bernama Lee Jeno itu namanya menjadi melejit dan trending topik di kampusnya.
Lee Jeno yang sudah menjabat sebagai kekasihnya selama dua bulan terakhir itu merupakan anak dari donatur terbesar di universitas nya.
Tapi Renjun benar-benar hancur. Suatu kesalahan membuat Renjun dilanda kesedihan yang mendalam. Renjun tak menyalahkan siapapun dalam hal ini, karena dia juga ikut andil di dalamnya.
Renjun berada di ruangan bernuansa putih yang berbau menyengat. Ruangan dokter spesialis kandungan khusus male pregnant adalah tempat dia berhenti dan mendudukkan tubuhnya.
"Kau keguguran." Renjun menatap amplop putih di depannya dengan senyum yang ia paksakan. Renjun berusaha mati-matian agar menahan air mata sialan ini tidak luruh.
"Terimakasih." Ucap Renjun tanpa berbasa-basi lalu berlari ke parkiran menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi seakan menganggap remeh nyawanya. Tangisannya pecah di sepanjang jalan hingga dia memasuki apartemen miliknya.
Dirinya tidak sanggup, tolong.
Tapi perutnya melilit. Sakit yang sangat amat perih ini menyiksanya. Tubuhnya gemetar dan dia melihat darah keluar dari paha bagian dalamnya. Bukan, bukan darah karena terkena benturan, melainkan itu anaknya yang sudah gugur.
Renjun menyentuh darah tersebut.
"Hiks hiks anakku... maafkan ibu nak, ini demi menutupi aib ayahmu hiks maafkan ibu." Racaunya kemudian menangis keras.
BRAK!
Pintu itu di dobrak oleh seseorang. Renjun masih menatap darahnya, dia tidak bisa berdiri saat ini.
"Astaga Renjun!." Teriak pemuda berkulit gelap itu.
Tanpa ba-bi-bu lagi dia mengangkat tubuh Renjun dan membawanya ke kamar mandi. Mendudukkan tubuh ringkih tersebut ke atas kloset lalu berjongkok agar Renjun dapat menatapnya.
Tapi tatapannya beralih pada darah yang tak henti-hentinya keluar. Haechan tau.
Di detik kemudian Haechan berdiri lalu merengkuh Renjun. Dia merasa kasihan pada lelaki ini yang harus menggugurkan kandungannya yang masih berusia 6 minggu demi kekasihnya yang jelas-jelas hanya mengincar tubuhnya.
"Chan anakku hiks." Isaknya yang membuat hati Haechan terenyuh. Ibu mana yang tak histeris ketika ditinggal oleh anaknya?
"Aku tau, sudah ya? Kau bisa sakit." Renjun membalas pelukan Haechan dengan erat.
"Aku jahat Chan, aku iblis hiks a-aku tidak p-pantas hidup Chan!" Haechan tetap mengusap punggung sempit Renjun dengan lembut. Haechan mengetahui dan dapat merasakan apa yang sahabatnya itu rasakan.
"Tidak apa Renjun. Kau bukan iblis." Haechan berusaha tenang.
"Sudah ya." Ucap Haechan lembut dan melirik ke arah bawah. Sudah berhenti mengalir rupanya. Haechan terus mengusap punggung dan bahu Renjun sembari mengucapkan kata-kata penenang yang sekiranya dapat membantu.
Tak lama Renjun sudah diam dan tubuhnya lemas. Kebiasaan jika terlalu lama menangis, pria itu akan tertidur pulas. Haechan hanya bisa menghela napasnya lalu membersihkan Renjun.
\\\
Dua minggu berlalu begitu cepat setelah kejadian naas yang menimpa Renjun. Kini Renjun selalu dalam pengawasan Haechan seakan tak membiarkan Jeno bertindak lanjut.
Tapi kali ini Renjun harus sendirian karna Haechan ada kelas sore. Dirinya terpaksa menunggu hingga Haechan selesai kelas baru ia akan pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret (Hyuckren)✓
Фанфик[SELESAI/SHORT STORY] Huang Renjun sebenarnya hanyalah mahasiswa polos yang ditipu kekasihnya sendiri. Dia tidak menyangka menyembunyikan rahasia besar dari semua orang. Hingga sesosok lelaki rela berkorban demi Renjun. Renjun yang hamil dengan ora...