4. Takut

3.3K 381 35
                                    

3 bulan telah berlalu begitu cepat.

Tapi tidak berlaku bagi pasangan Jeno dan Jaemin.

"Maaf, bahkan bayi tabung pun istri anda tidak bisa mempunyai seorang anak."

Deg!

Jeno terdiam. Menatap sang dokter yang juga menatap datar ke arahnya. Jeno kemudian berdiri tanpa mengucapkan sepatah katapun. Jaemin yang baru saja bangun dari bangsal itu berhasil menatap kepergian suaminya.

Jaemin segera mengucapkan terimakasih pada sang dokter lalu menyusul Jeno. Lelaki yang baru saja mengganti rambutnya dengan warna orange itu berlari menuju area parkir mobil.

Dengan kata maaf yang terucap sesekali karna tidak sengaja menabrak orang-orang di koridor.

Tapi nihil, mobil Jeno bahkan sudah tidak nampak dari penglihatan Jaemin. Seketika Jaemin menjadi lesu dan merasa buruk saat ini. Jaemin menyesal tidak memberitahu Jeno bahwa dirinya berkemungkinan kecil memiliki seorang anak.

Jaemin yang pasrah dan menahan air matanya itu kemudian memesan taksi online melalui ponsel pintarnya. Setelah beberapa menit Jaemin dengan tetesan air matanya berjalan pulang ke rumahnya dan Jeno.

Jaemin kini sudah berada di depan pintu rumah Jeno, ah ralat rumah mereka. Entah mengapa Jaemin rasanya terlalu hina membuka pintu coklat tersebut. Dia tau, sikap Jeno akan berbeda setelah ini. Dan dia siap menerima itu semua.

Dengan semua nyali yang ia punya, dia memutar kenop pintu di depannya dan memasuki rumahnya. Tapi betapa terkejutnya si pemuda Na melihat suaminya yang duduk membelakanginya di sofa biru dongker bersama seorang perempuan.

Jaemin kemudian menangis dan membanting pintu coklat tersebut.

BRAK!

"Siapa itu Jen?" Tanya perempuan di rangkulannya. Tapi Jeno justru mengendikkan bahu tak perduli.

"Mungkin salah masuk rumah." Ucapnya lalu diangguki perempuan di sebelahnya. Keduanya kembali dalam pelukan setelah itu.

Berbeda dengan Jaemin yang kini tengah berlari menuju taman yang berada tak jauh dari rumah Jeno. Lelaki tinggi  itu kemudian menelfon seseorang.

"Halo Mark hyung, bisakah kau menjemputku?"

\\\

3 bulan pernikahan Jeno, maka 4 bulan usia kandungan Renjun.

Haechan kini mengemasi barang-barangnya dan Renjun untuk pindah ke apartemen ibunya karna takut submisif cantik itu marah dan mendiamkan dirinya berhari-hari.

Sebenarnya hanya Haechan dibantu maid suruhan ibunya yang mengemasi barang-barang mereka. Renjun hanya disuruh duduk di mobil menunggu Haechan. Jujur, Renjun sangat ingin membantu, tapi kekasihnya itu ngeyel untuk tetap membiarkan Renjun diam melongo di mobil.

Renjun yang kesal dan bosan akhirnya hanya menonton kartun kudanil putih gendut kesukaannya.

"Aegi, lihatlah betapa lucunya moomin ini. Haechan saja yang sering mengatainya gembrot." Protes Renjun sambil mengusap perutnya yang sudah mulai membesar.

"Ah- tarik lebih kuat!"

"Sedikit lagi!"

"Jangan menyelam!"

"AWAS!!"

Begitulah celotehan Renjun saat menonton moomin di episode memancing ikan. Terlihat dia begitu mendalami filmnya hingga ikut berteriak seperti itu.

Secret (Hyuckren)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang