Jeno. Orang yang baru saja menyesali semua perbuatannya di masa lalu. Mungkin ini karma baginya karna mengetahui Siyeon yang kabur bersama setengah hartanya. Dirinya kini hanya bisa diam merenungkan semua perbuatannya. Entah mengapa dirinya sangat merasa bersalah.
Na Jaemin dan Huang Renjun.
Kedua malaikatnya itu telah pergi meninggalkannya.
Jeno menyesal karna memanfaatkan Renjun.
Jeno menyesal karna telah membuang Jaemin.
Jeno menyesal karna telah menuruti rasa egoisnya.
Dia membenci dirinya sendiri karna begitu bodoh menyia-nyiakan kesempatan yang bahkan datang dua kali padanya.
Jeno kini dilanda keterpurukan. Dirinya merasa menjadi manusia paling hina dan menjijikkan. Jeno menyesali semuanya yang telah berlalu.
Tapi sayang, waktu tidak dapat berputar.
Ketika Jeno yang merenung sambil mengingat-ingat kesalahannya, ponselnya berdering menandakan panggilan masuk.
Ayahnya. Lantas dirinya menggeser tombol hijau di ponselnya.
"Halo?"
"Halo, Jen?"
"Iya ayah ada apa?"
"Bisakah kau menjemput ibumu? Dia bilang dia menghadiri acara pernikahan anak temannya, dan dia belum kembali sampai sekarang karna dia beralasan betah disana."
"Memang ibu dimana? Ayah bisa langsung mengatur penerbanganku."
"Ayah sudah mengaturnya, kau berangkat besok lusa."
"Ibu?"
"Dia berada di Indonesia, tepatnya di Bandung."
"Ah, baiklah hubungi aku saat penerbangan ya."
Jeno memutuskan telfonnya sepihak. Dirinya beranjak ke kamar dan mengambil koper yang berada di rak bawah.
Jeno menghembuskan nafas panjang. Baiklah, ayo fokus Jen.
\\\
"CHANIEEE, BANTU AKU!!" Haechan yang mendengar teriakan Renjun langsung bergegas beranjak dari ranjang menuju ke pintu apartemen.
Terlihat Renjun tengah berjalan dengan nafas tersengal-sengal karna menggeret kantung belanja bulanan yang lumayan banyak.
"Sudah, istirahatlah dulu." Renjun berjalan lalu duduk di kursi dapur.
Renjun tadi ke supermarket bersama Ten karna sama-sama ingin belanja bulanan. Ten dengan senang hati menemani sang menantu sambil itung-itung menjaganya jika terjadi sesuatu. Ten memang sedikit overprotektif soal Renjun. Apalagi Renjun menjadi pusat perhatian karna dia adalah male pregnant yang jarang ditemui di negara tropis tersebut.
"Kau belanja sendiri?" Renjun menggeleng.
"Aku bersama mama Ten." Haechan hanya ber oh ria saja dan lanjut menata barang-barang yang Renjun beli.
Renjun cukup memandangi Haechan yang sibuk merapikan bahan makanan di kulkas dan rak atas wastafel. Jika dipikir kembali dirinya lebih beruntung terikat dengan Haechan dibanding terikat pada ayah si bayi.
Renjun merasa dirinya adalah manusia paling beruntung sekaligus paling sial dalam urusan percintaan. Beruntung karna terikat dengan suami sekaligus sahabatnya, dan sial karna anak yang dikandungnya bukan anak kandung Haechan.
![](https://img.wattpad.com/cover/295825685-288-k732114.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret (Hyuckren)✓
Fanfiction[SELESAI/SHORT STORY] Huang Renjun sebenarnya hanyalah mahasiswa polos yang ditipu kekasihnya sendiri. Dia tidak menyangka menyembunyikan rahasia besar dari semua orang. Hingga sesosok lelaki rela berkorban demi Renjun. Renjun yang hamil dengan ora...