✔
Cekrek..
Cekrek..
Cekrek..
Jepretan kamera DSLR berpenyangga tripod bergilir bagai ritme teratur mendominasi sebuah ruangan studio fotografi. Sorotan lampu tronic seakan membidik objek potret layaknya cahaya rembulan yang menerangi suasana di kegelapan malam. Softbox juga tak mau ketinggalan unjuk aksi, berdiri pada kedua sisi objek di samping kiri maupun kanan demi membuat efek cahaya terkesan lebih halus dan sempurna terarah pada si objek potret. Dua payung reflektor berderet rapi didepan samping lampu tronic guna memantulkan cahaya secara merata pada satu titik goal yakni seorang model cantik yang saat ini tengah berpose dengan sangat anggun dan memukau.
Tubuh moleknya dibaluti mini dress putih tali spaghetti dengan belahan dada yang kentara rendah sehingga kontan membuat kaum adam meneteskan air liur ketika melihat 'bukit kembar' si model cantik yang tampak jelas lekukannya akibat dress minim yang dia kenakan.
Bahkan, sang fotografer yang tengah berjongkok memotretnya jua kontan dibuat panas dari dalam berikut meneguk ludahnya kasar melihat pemandangan ciptaan Tuhan yang teramat indah nan tersuguh jelas didepan mata.
Namun, dia tetap bertindak profesional dan mencoba sekuat tenaga menahan gelanyarnya aneh yang hadir dalam dirinya karena tak ingin karier cemerlang yang dia rintis dari nol langsung berakhir di hari ini. Bukankah terdengar gila jika surat kabar memuat berita dengan tajuk, seorang fotografer profesional lancang menerkam modelnya sendiri?
Karena memikirkan hal itulah sehingga kontan membuat Utakata tetap rileks dan juga profesional hingga sesi pemotretan ini berjalan lancar menjelang usai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet In Bitter [Hiatus]
Fanfic... ⚠️ ... Perhatikan letak urutan chapter 3 dan 4 ya!! Soalnya letaknya kebalik. Secangkir kopi yang pahit bisa menjadi awal pertemuan yang manis diantara sepasang sejoli penikmat minuman berkafein itu. Tanpa mereka sadari benang merah begitu saja...