Tangannya dengan lihai mengasah pisaunya, ia memotong kecil kecil daging itu lalu dimasukkannya ke dalam panci yang sudah ada air mendidih di dalamnya.
"Kau masak apa?" Suara bariton terdengar dari belakangnya, Leon baru saja selesai mandi, tangannya sibuk mengeringkan rambut dengan handuk, kini dia hanya memakai celana jeans panjang tanpa atasan di tubuhnya.
"Masak sup ayam." jawab Bella singkat dan kembali sibuk dengan masakannya.
Leon melihat daging yg direbus di dalam panci itu, "Itu benaran daging ayam kan, bukan daging manusia?" tanya Leon pada Bella.
Bella yang mendengar hal itu pun tertawa geli dan sempat menghentikannya dari acara memotong daun bawang, "Tentu saja ini daging ayam, aku bukan kanibal yang memakan daging manusia, Leon." jawab Bella setelah meredakan tawanya.
Leon mendengus, "Ku kira kau suka yang begitu."
"Aku tidak doyan dengan daging manusia."
'Tapi aku suka memotong daging manusia.' Batinnya tanpa di ketahui oleh Leon.
Bella mematikan kompor ketika sup itu sudah matang, hidangan sup ayam di pagi ini benar benar menggugah selera, Leon sudah siap sedia dengan piring diatas meja, dia sudah duduk manis menunggu Bella membawakan sup tersebut ke atas meja.
"Kau pakai baju dulu!" Perintah Bella saat tangan Leon ingin meraih centong sup ayam.
Leon yang mendengar perintah itu pun dengan malas mengambil bajunya dikamar dan kemudian memakainya.
Lelaki itu kembali kedapur dan mendapati Bella sudah duduk di kursi.
"Aku sudah memakai baju, ayo kita makan." ucap Leon dan duduk di kursinya, ia sungguh tidak sabar mencicipi sup itu.
Kemudian mereka makan dengan hikmat, hanya terdengar suara dentingan sendok di sarapan pagi mereka.
"Kau tahu Dr. Jhon?" tanya Bella tiba tiba.
Leon mengerutkan keningnya, "Tidak, ada apa memangnya?"
Bella beralih menatap Leon, "Dia target ku." ucap Bella langsung tanpa basa basi.
Pergerakan Leon terhenti, manik matanya beralih membalas tatapan Bella, dia bisa merasakan keseriusan di tatapan gadis itu.
"Alasan kau menjadikan dia target itu apa?" tanya Leon sambil menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.
Gadis berambut panjang itu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga sebelum menjawab, "Alasannya seperti biasa, kau tahu itu kan..." Bella menggantungkan kalimatnya.
"Ah, target mu itu punya dosa?" tebak Leon sambil menjentikkan jarinya.
Gadis di depannya menghela nafas pelan, "Semua orang punya dosa Leon", tak habis pikir dengan jalan pemikiran lelaki itu.
"Dia merugikan mu? Dia punya hutang dengan mu? Atau dia pernah mencuri dompet tipis mu?" Leon masih terus menebak nebak dengan raut wajah sedang berpikir keras.
Mendengar itu membuat Bella menggeleng gelengkan kepalanya, sudah pusing dengan tebakan tersebut, dan apa maksud lelaki itu soal dompetnya yang tipis?! Dompetnya tipis karena isinya hanya 2 buah blackcard, Leon sepertinya belum pernah di tampar dengan uang dolar.
"Cukup Leon!, jangan membuat otak kecil mu itu bekerja lebih keras, ini masih pagi, lebih baik kau selesaikan makan mu. Aku ingin pergi sekarang." gerutu Bella sambil menaruh piring kotornya.
"Apa target mu itu seorang dosen?, dia pintar bukan?" ucapan Leon membuatnya berhenti melangkah.
Bella mengambil tas ransel nya sejenak, "Percuma punya otak pintar, kalau dia sama sama bajingan dengan korban ku sebelumnya." Bella berucap dengan senyum sinisnya kemudian pergi dari sana meninggalkan Leon sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Life
Teen FictionBella adalah seorang gadis yang berusaha sekuat tenaga bertahan hidup di dunia ini, sendirian. Melakukan hal yang dianggap tidak lumrah bagi orang lain tapi dia melakukan itu supaya ia tetap bernafas. Hingga ketika ia bertemu dengan seseorang yang p...