PEMUDA berpakaian lengan panjang serta bunga di tangannya memandang ke arah gambar terpapar besar di sana dengan beberapa bunga menemani bingkai foto itu.
Pemuda itu seketika nyaris tak ternapas kala melihat gambar itu adalah sosok yang ia kenal bahkan sangat kenal.
Apa terjadi? Dia baru saja mendarat ke negera kota Seoul ini bukan mendapat kabar gembira malah—kabar buruk baginya.
“Paman, apa terjadi selama aku tidak ada di sini?” Niki bertanya dengan nada bergetar, meremas bunga ditangannya—merasa tercuit seketika hatinya.
“Maafkan paman, Nak. Paman—”
“Paman apa!” Niki meninggikan suaranya, tak peduli banyak mata memandang mereka, Niki tak menyangka, selama ia tinggalkan gadisnya di dunia kota kejam ini ternyata salah.
Pamannya—ayah kepada mendiang anaknya ini benar-benar berubah. Tidak seperti dahulu kala isterinya masih bernapas baik.
“Paman memukulnya lagi? Paman menyiksa dia lagi! Atau paman—” Tidak. Tak mungkin dia melakukan itu pada anaknya sendiri, ‘kan. Jika itu terjadi, Niki bersumpah akan membunuhnya dan rela berada di penjaga demi membalas dendam.
Pria itu menunduk saat mata Niki memanas; beribuan api berada di matanya. Seketika itu ia merasa tak pantas sebagai ayah kepada mendiang anaknya.
“Niki, maafkan paman—” Niki mencengkam kerah bajunya, memaksa pria itu menatapnya dengan terdongkrak.
“Aku tak butuhkan maafmu! Aku hanya butuhkan penjelasan darimu! Gadisku kenapa! Kenapa dia bisa pergi tinggalkan aku! Jawab aku!”
“Niki, keep your language! He’s older than you!” Ten—sang ayah kepada Niki segera leraikan anaknya dan pria itu. Napas Niki memburu, tak peduli tatapan sang ayah kini memintanya tentang.
“Dia tak pantas disebut ayah!” Ucap Niki sinis, memandang pria menatapnya tak percaya dengan kalimat yang ia lontarkan. “Jika dia benar menyayanginya, dia tak mungkin berada di sini.”
“Niki!”
Niki membalik tubuh, berlari keluar dari ruangan itu dipenuhi orang-orang asing. Niki sama sekali tak kenal mereka.
Niki keluar—menuju ke mana ia tak tahu, dia bingung, kacau. Kenapa, kenapa dia pergi saat dirinya menagih janji gadisnya.
“Aagh! Fuck-off!” Niki teriak sebelum terduduk di tanah dengan isakan pilu terdengar. Niki merasa tak pantas untuk hidup jika bintangnya telah pergi.
Pergi meninggalkan bulannya kini makin menggelap.
14 Februari 2O22,
No word.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Grow Up • Riki Yuna
Fanfiction❝Aku sekarang berusia 15 tahun, tapi kamu tetap 17.❞ - when I grow up Karya theonives © 2021.