Tengah malam hari, siapa sangka ada orang sedang sibuk berangan di sana seraya tersenyum lebar bak orang sedang jatuh cinta.
Ah, seperti kelihatannya begitu.
Dia tengah jatuh cinta pada gadis itu.
Wajahnya terus terlintas di pikiran Niki Nashimura.
Yang merupakan sosok pemuda yang merupakan sosok yang enggan berteman dengan orang-orang di sekitarnya.
Entah apa kuasa gadis itu bisa menjadikannya seperti ini.
Apa karena wajahnya?
Apa karena senyumannya?
Apa karena yang lain?
"Kau seperti orang bodoh saja terus senyum begitu," begitu ucapan dari orang di ranjang tengah fokus pada satu titik; alat permainan di tangannya.
Niki merotasi bola matanya, "bukan urusanmu."
Lelaki itu meliriknya malas, "memang bukan urusanku tapi caramu senyum begitu membuatku merinding saja."
"Kau memang adik tidak kurang ajar."
Lelaki itu menunjukkan cengar-cengir nya, sama sekali tak perduli dengan katanya.
“Omong-omong siapa yang berhasil mengubah lemari pendingin ini menjadi orang?”
Tuturannya agak kurang agar, Niki tak hiraukan, ia terpaku pada satu ayat di sela-sela kata adiknya itu.
Lelaki di atas ranjangnya, lekas mengubah duduknya lalu mengedikkan alisnya, “ayolah siapa yang berhasil mengubah kakakku ini?”
“Bukan urusanmu,”
Niki mendengus dingin, kembali pada posisi semula; menghadap ke meja belajarnya.
Adik lelakinya berdecak.
“Biar orang yang kakak sukai itu, disukai oleh banyak lelaki, agar kamu tidak bisa mendapatkannya!”
Niki bersumpah, dia tengah mengumpat dalam hatinya berharap adiknya tersungkur di sela-sela waktunya berjalan.
Ia menghela napas seraya menutup buku paketnya yang gagal memenuhi kebutuhannya untuk belajar.
Seharusnya, dalam waktu begini Niki tak pernah melewatkan waktu belajarnya di tengah malam saat ini.
Untuk pertama kalinya, dia melewatkan waktunya untuk kembali melamun.
Tak mengapa, kedua orang tuanya sedang tertidur pulas, begitu juga adiknya.
Setidaknya dia bisa mengistirahatkan tubuhnya sekaligus akalnya untuk kembali bekerja di tengah pagi nanti.
Tetapi akalnya menolak untuk tidur, dengan posisi yang merupakan salah satu kebiasaan Niki tak bisa terlelap pulas.
Dan tambahkan wajah itu terus terlintas dalam benak Niki.
Astaga, inikah namanya cinta pada pandangan pertama?
Kenapa dia menjadi gila.
;
Pagi ini, Niki setelah tiba di kelasnya, dia langsung menidurkan kepalanya pada meja dengan lengan menjadikannya tempat ganti bantalan.
Mengabaikan rekannya tiba dan mulai riuh di sana.
Sepanjang malam itu, dia tak bisa menutup matanya bahkan semenit kemudian ia kembali membuka matanya.
Niki mendengus, kembali belajar dan gagal karena wajahnya masih terus terbayangkan olehnya.
Dan sinilah, peran utama kita tengah terlelap tenang hingga tak terasa waktu berlalu begitu menghabiskan waktu pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Grow Up • Riki Yuna
Fanfiction❝Aku sekarang berusia 15 tahun, tapi kamu tetap 17.❞ - when I grow up Karya theonives © 2021.