When I First See You - O1

76 15 7
                                    

"Namaku Nashimura Niki, salam kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Namaku Nashimura Niki, salam kenal." Sebuah perkenalan singkat itu dapat tepukan heboh dari perempuan yang terpana melihat visualisasi yang cukup tampan, dengan tubuh yang begitu tinggi dan kekar, siapa yang tidak jatuh cinta.

Rambut kehitaman dengan mata begitu tampan, bibirnya tebal cukup tergoda dan bahu indahnya dan tentu pasti nyaman disandar. Namun, lelaki itu justeru tidak suka dengan perempuan seperti itu. Cuma kagum dengan visualisasinya, bagaimana dia tidak ada memiliki wajah tampan; sudah pasti (langkah pertama di gerbang sekolah) mendapat caci-maki dan panggilan cukup tidak enak didengar.

"Oke, baiklah, silahkan duduk di samping...Yang Areum." Gadis berambut belah hitam langsung mengangkat tangannya dengan ragu apalagi kalau bertatapan mata dengannya, sangat sulit untuk Areum. Niki cuma pandang perempuan itu menunduk tanpa suara. Dengan kaki diseret menuju ke tempat duduknya, langsung duduk tanpa niat menyapa.

Lelaki berkelahiran Jepang itu sama sekali tidak tertarik dengan pujian mengagumi wajah jangkung tersebut. Niki berpaling muka, menatap gula-gula kapas bertebaran di atas langit-langit serta teriknya matahari cukup membuat pelajar-pelajar yang memekik tidak suka saat berolahraga.

Niki kira dia cuma menatap langit-langit yang menarik perhatian itu, tidak tersangka ada pemudi dengan rambut di kuncir kuda serta kacamatanya bulat dibetulkan meski iris matanya fokus setiap huruf di buku dibacanya.

Pemuda itu mengetap bibirnya, menopang dagu dan siku menjadi tumpuan pada permukaan meja. Dia mengetuk-ngetuk jari-jemari pada pipinya, matanya tidak berkelip. Dengan seutas senyum garis di bibirnya, gadis itu telah menarik perhatiannya.

"Niki, hari ini adalah hari pertamamu sekolah di sini dan tidak mendengar kata-kata guru. Apa yang menarik di luar sana?"

Niki terus terdiam, kembali duduk seperti biasa, dengan muka datar melirik ke guru yang cuma mampu menggeleng kepala.

Sebenarnya dia bukan mendengar apa yang dikatakan oleh guru sejak tadi, dia terus melamun dan ingin mencari tahu nama gadis yang telah membuat dirinya tertarik.

Areum, perempuan itu sedari memerhatikan sikap lelaki di sebelahnya juga terlihat ketika dia diamati, dia menatap wajah datar Areum; tidak ada minat di wajahnya. Areum hanya diam, dia kembali fokus meski tidak memperhatikan pelajaran, dalam benaknya dia bertanya apa yang lelaki itu ketahui tentang dirinya?

“Terima kasih Guru!” Semua murid duduk kembali setelah gurunya pergi, Areum duduk sambil menghela nafas. Sepanjang pelajaran sejarahnya, dia tidak bisa fokus memikirkan lelaki di sebelahnya.

Sayang sekali, Niki tidak mengingatnya sama sekali. Padahal Areum berjuang untuk mengubah rambutnya sepanjang pelajaran sejarah agar lelaki itu sadar, ternyata tidak.

Areum ingin mengganti rambutnya lagi, dan iris matanya tertuju pada Niki yang sedang memperhatikan seseorang yang membantu muridnya membawa barang, lalu Areum memekik dalam hatinya, cupu itu tidak cantik!

When I Grow Up • Riki YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang