[Prolog]

22 10 0
                                    

Nama pemuda itu Yagen Toushiro.

Pemuda paling aneh dan misterius yang pernah kutemui. Rambutnya yang sekelam jelaga sungguh menawan, hingga membuatku berpikir bahwa pesonanya mampu menyaingi sang malam. Netranya begitu gemilang, berwarna amethyst cerah yang membuatku terus tenggelam dalam binar indahnya.

Ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mampu membuatku tenggelam menuju dalamnya asmaraloka.

Dan membuatku tahu akan ikatan kejam sang takdir yang menunggu di ujung jalan sana.

Keberadaannya bagai sebuah mukjizat bagiku. Ia datang dan mulai mengenalkan berbagai warna dunia padaku yang masihlah bodoh untuk memahami makna terdalam sebuah kehidupan. Mengajarkan bahwa betapa indahnya hidup meski kau hanya terkekang dalam waktu terbatas. Kau tahu? Hidup manusia itu sementara, mereka tak akan pernah sekalipun mencium aroma keabadian. Yang ada hanya maut dan perpisahan.

Namun, justru itulah bagian terhebat dari manusia. Waktu terbatas membuat mereka mengistimewakan setiap detiknya. Di mana mereka mampu menjadi sosok yang akan selalu melindungi sang terkasih. Dan, terkadang, memilih jatuh dalam buaian semu yang disebut cinta kemudian tenggelam oleh kelamnya kegelapan penuh kepedihan. Maka yang tersisa hanyalah penyesalan. Hei, bukankah itu karena perasaan bernamakan cinta itu tak pernah selalu indah?

Tapi, dengan sorot percaya dirinya, pemuda itu mengatakan bahwa itulah bagian dari indahnya kehidupan. Jika disuruh memilih antara kehilangan dan penyesalan, maka ia berkata pasti akan memilih kehilangan. Karena sesungguhnya, menurut yang ia yakini, menikmati setiap waktu dengan seseorang yang berharga jauh lebih baik dibanding berdiam di pojokan tanpa mengambil tindakan apapun dan menyesal pada akhirnya ketika kau kehilangan sosok itu. Alih-alih mengukir kenangan bersama seseorang yang dimaksud, kau justru berdiam, menunggu, menonton, hingga lenyap ditelan waktu dan berakhir tenggelam dalam pahitnya penyesalan. Dirundung duka macam itu, Yagen bilang ia tak mau merasakannya. Tak apa meski kehilangan, asal ingatan berisi jutaan kenangan itu selalu tersimpan dalam benaknya, maka itu sudah lebih dari cukup. Karena, kau tahu? Kenangan, akan selalu hidup abadi—sampai kapanpun.

Itulah yang selalu dia ajarkan padaku.

Sungguh, betapa luasnya makna kata-kata yang ia ucapkan itu.

Kadang, aku tak pernah memahami caranya berpikir ataupun bagaimana cara dirinya memandang dunia—tak pernah sekalipun. Ia selalu dapat melontarkan kata yang membuatku tersentil akan realita yang selama ini kuhindari. Membuatku sadar dan dapat kembali melihat cahaya dalam jalan hidupku. Seolah setiap katanya memang sudah dirancang untuk menggugah perasaan seseorang—termasuk diriku, yang mulai merasakan debaran asing dalam dadaku—aneh, namun aku menyukainya.

Ya, memang, semenakjubkan itu dia.

Kali pertama kami berjumpa, aku masih ingat setiap detiknya seolah baru kemarin terjadi, saat di mana aku hanyalah seorang gadis biasa yang dungu. Ditemani guyuran hujan yang menyanyikan simfoni alam, aku menemukan sosoknya yang bagai oasis di tengah padang gurun.

Dan yang kutahu, sungguh, betapa malang nasibnya karena bertemu denganku.

Seorang gadis bodoh yang jatuh cinta padanya.

- Addicted -

Kianana15
26-12-2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Addicted - Yagen ToushiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang