Chapter 1

6.3K 626 88
                                    

Merasa bosan terus dicecar soal pernikahan, Wang Yibo dan Xiao Zhan setuju menikah atas dasar perjodohan kedua keluarga. Namun, dibalik pernikahan itu sebenarnya keduanya sudah sepakat bahwa setelah dua tahun mereka akan mengajukan perceraian bersama.

Belum genap dua tahun, mereka bertengkar hebat yang menyebabkan keduanya berpisah. Yibo memutuskan keluar negeri setelah mengirimkan surat cerai pada Zhan.

Siapa sangka setelah tiga bulan menunggu, Yibo tak pernah mendapatkan panggilan dari pengadilan perihal perceraiannya. Akhirnya Yibo kembali ke China dan mendatangi rumah mereka dulu yang ternyata sudah kosong. Entah kapan Zhan pindah dari rumah itu dan surat cerai yang pernah dikirim Yibo tiga bulan lalu tergeletak di balik pintu tanpa pernah dibuka. Surat itu tidak pernah sampai di tangan Zhan.

Yibo memutuskan mencari keberadaan istrinya dengan niat menceraikannya supaya ia bisa bebas dari kungkungan pernikahan.

Setelah satu tahun mencari akhirnya secara tidak sengaja, saat sedang melakukan perjalanan bisnis, ia menemukan Zhan di sebuah pulau kecil. Namun, Zhan tidak sendiri. Ada dua bayi kecil yang bersamanya.

"Sepertinya itu istrimu."

Dari dalam mobil, mata Henry Lau membidik melewati tubuh Yibo ke arah seberang jalan. Tepatnya ke depan toko buah pinggir jalan.

"Ya. Itu memang istriku," jawab Yibo datar tanpa rasa terkejut sama sekali. Padahal sampai lima menit yang lalu ia sangat terkejut saat melihat Zhan, bahkan ia sampai meyakinkan penglihatannya selama beberapa kali bahwa ia tidak sedang salah lihat.

Yibo memperhatikan bahwa waktu satu tahun tidak banyak mengubah Zhan. Tubuhnya masih kurus sebagaimana yang Yibo ingat sebelum mereka berpisah tapi wajahnya bertambah manis, dan tampaknya tidak menua di usianya yang ketiga puluh tahun. Yibo ingat bahwa bulan lalu adalah ulang tahun Zhan. Tidak sulit mengingatnya karena bulan lahir mereka hanya berselang dua bulan saja.

Namun, yang berbeda adalah keberadaan dua bayi yang kembar identik yang ada di samping Zhan. Bayi-bayi itu sedang duduk manis dalam troller sambil menunggu Zhan belanja.

"Apakah itu anak-anakmu?" Henry berkicau lagi.

"Kupikir iya. Karena mereka sangat mirip denganku sewaktu kecil dulu. Atau kalau bukan, dia pasti selingkuh dengan orang yang sangat mirip denganku. Hebat, bukan? Aku punya anak kembar tapi tampaknya Zhan sama sekali tidak merasa perlu untuk memberitahuku."

Sialan kau, Zhan. Yibo memaki dalam hati. Tidak peduli meski kita akan bercerai tapi seharusnya kau memberitahu kalau aku punya anak. Bukan cuma satu anak, malahan ada dua.

"Dan siapa pria itu?"

Yibo juga tengah mempertanyakan hal yang sama dengan Henry sewaktu melihat seorang pria turun dari mobil dan mendekati Zhan. Keduanya tampak akrab saat mengobrol. Tidak, mungkin lebih dari akrab karena setelahnya Yibo melihat pria itu bercanda dengan kedua bayinya.

Melihatnya, rasa panas mulai menjalari dada Yibo. Ia harus tahu siapa pria itu dan apa hubungannya dengan Zhan.

"Rasanya tidak mungkin kalau dia suami baru istrimu dan ayah dari bayi-bayi itu," Henry melanjutkan analisanya. "Bayi-bayi itu tidak mirip dengannya. Mereka lebih mirip denganmu."

"Kita lihat saja nanti," jawab Yibo dingin. "Tapi kalau benar pria itu suami baru istriku, aku akan menuntut ganti rugi yang banyak terhadapnya karena dia masih istriku secara hukum. Aku akan menuntutnya karena telah berselingkuh sebelum bercerai dariku."

"Wah, lihat. Dia bahkan masuk ke dalam mobil pria itu bersama bayi-bayinya."

"Aku tahu," erang Yibo dengan kesal. "Tak perlu heboh seperti itu."

WHEN LOVE TAKES OVER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang