Part 3

18 1 0
                                    

Teriakan disertai makian yg semakin menggema membuatku semakin takut. Yg kulihat hanyalah jurang dalam yg hampa jika aku terus terdiam lebih lama disana. 

Melarikan diri adalah satu-satunya jalan yg tepat tuk dilakukan. Hanya dibekali lotion anti nyamuk serta rasa cemas yg terus mengikuti tiap Langkah ku berlari. aku meringkuk kedinginan di sebuah tempat ibadah yg disebut dengan "mushola".

Dinginnya malam dalam lingkup kekhawatiran terus mengawasiku semalaman. Jantung ku berdetak lebih cepat saat aku ingin Kembali ke rumah. Aku bingung bagaimana hari-hari ku kedepannya.

 Walau memang hal buruk tak pernah luput dari itu.


Rintik demi rintik, pagi silih berganti malam, dan alur kehidupan yg terus mengalir bak air terjun yg jatuh melewati tebing berbatu terus berjalan sampai aku membuka lembaran baru untuk kuisi. Hati yg dulu tertutup rapat lambat laun membuka celah.

Pribadi yg sempat menutup diri perlahan Kembali dimana diriku berasal. Awal baru dimana lembaran tersebut membunuh pribadi yg lugu, bodoh dan skeptis akan diri sendiri. 

Jauh lebih terbuka akan kekurangan yg menjadikan dasar tuk membangun Kembali diriku yg sempat jatuh berserakan.

Tak menutup kemungkinan untuk menghapus luka lama yg tergores dalam. Masa lalu yg sedikit meninggalkan jejak trauma untuk terus melangkah kedepan. 

Rasa ragu mengambil pilihan jalan terbaik apa yg harus kutempuh. 

Rasa takut untuk Kembali ke lubang yg sama memaksa ku untuk berpikir lebih matang.

Tertawa lepas tanpa memikirkan "lelucon apa yg harus kubuat agar orang lain tertawa seperti ini?". Bertingkah selayaknya orang bodoh yg kesepian untuk ditertawakan, berusaha memberikan kehangatan untuk orang yg meringkuk sendirian, menjadikan diri sebagai tempat cerita saat mereka hampir berada di titik pasrah. 

Cerita demi cerita dari berbagai pengalaman yg berbeda dengan akar yg sama yaitu, Lelah.

"Aku Pulang"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang