setidaknya sudah satu jam lisa berada di dalam kamar mandi, namun isak tangisnya masih belum berakhir juga. tubuhnya merosot ke lantai, seratus persen mengacuhkan bagaimana tubuh atasnya hampir terekspos sempurna karena tali gaun malam yang digunakan tidak lagi berada di posisi semula.
perempuan berumur dua puluh itu tampak kacau — tampilannya, pun emosinya yang tidak bisa terbendung — merutuki takdir yang terlalu senang mempermainkan.
beruntung, malam itu bar dan karoke tempat lisa bekerja memang tidak begitu ramai. begitu juga toilet yang tengah dia gunakan untuk bersembunyi dari pahitnya dunia, dari rasa malu saat lelaki yang ditaksirnya mendapati perkerjaan 'kotor'-nya. jadi, dia tidak perlu menjadi tontonan lebih banyak orang lagi.
sedikit merasa tenang, lisa mengusap wajahnya yang tertutup riasan malam. sulit, namun setelah lima belas menit yang terasa begitu panjang, si perempuan kembali bangkit. shift miliknya masih tersisa lima jam lagi, dan lisa harus kembali jika tidak ingin kehilangan pekerjaannya.
benar. lisa benci pekerjaannya, sangat. namun dia juga butuh uang, dia harus bekerja untuk bisa bertahan hidup.
jadi meski terasa begitu berat dan 'rendah", si perempuan tetap melakukannya — menghibur para lelaki, melakukan apapun yang mereka inginkan untuk bertahan hidup. you see? tidak semua punya orang punya pilihan yang baik, beberapa terjebak melakukan hal yang tidak mereka inginkan untuk bertahan hidup.
that's how sucks life is.
dengan tangan yang bergetar, Lisa memutar kenop pintu kamar mandi. Tampilannya sudah lebih baik, wajah bengkaknya sedikit tertutup dengan touch up riasan yang diaplikasikaan beberapa waktu lalu.
clek.
bunyi itu sedikit menggema di lorong, undang atensi pemuda berjaket kulit yang sejak tadi menunggu diluar. netranya yang semula menatap ubin tempat berpijak, kini bertemu dengan netra hazel milik lisa. untuk sepersekian detik keduanya terdiam, bingung harus mengucapkan apa.
lisa dapat merasakan oksigen di dadanya berkurang drastis, panik karena kembali bertemu dengan jaehyun yang dihindarinya namun juga berusaha untuk tetap tenang. matanya yang membengkak mendapat atensi jaehyun sepenuhnya.
"kalo lo mau sebarin info ini, gue ga peduli." ketus. lisa memang punya kemampuan khusus menyayat hati lawan bicaranya, entah siapapun, dengan kata-kata yang terlontar dari bibirnya.
namun bukannya tersinggung, si lelaki justru menggeleng pelan. ada raut khawatir di wajah tampannya yang buat lisa sedikit tidak nyaman. dia tidak biasa dengan perhatian, kecil sekali pun.
jadi saat suara jaehyun teralun merdu, lembut seolah lisa adalah sosok begitu rapuh, emosi yang dirasakan lisa kembali memuncak.
"lisa, mau balik sama gue? malem ini ga usah kerja dulu. bisa?" jaehyun bertanya, menyesuaikan posisi berdirinya karena kaki yang sedikit kebas akibat berdiri selama satu jam lebih.
iya. sejak keduanya bertemu di salah satu ruang karaoke ratusan menit lalu, saat lisa memilih untuk kabur, jaehyun mengikuti. si lelaki juga bingung, tapi jaehyun ingin memastikan kalau si perempuan baik-baik saja. dan ternyata instingnya tidak meleset.
"ga bisa." lisa menatap netra jaehyun, lekat dan memancarkan sorot putus asa. dia menggeleng pelan, mulutnya sedikit terbuka, ragu untuk berbicara.
jaehyun mengerutkan keningnya. "kenapa?"
ok, jaehyun akui pertanyaannya itu agak bodoh. sedikit. pasalnya, siapa pula yang bisa kabur dari pekerjaan begitu saja? tapi biarkana saja lah. si lelaki benar-benar kalap saat ini. dia tidak pandai menahan diri saat melihat seorang perempuan menangis, siapapun itu.
"i need to work..." cicit lisa, menatap segala arah terkecuali netra kelam jaehyun. "aku tidak bisa pergi begitu saja... unless."
"unless?" ulang jaehyun, sedikit menuntut.
"you pay me enough for the whole night." lisa terkekeh, sedikit sumbang karena dipaksa. pikirnya, ucapannya itu hanya sebuah omong kosong yang tidak akan diubris oleh jaehyun.
tapi nyatanya lisa salah. si perempuan lupa seberapa kaya seorang jung jaehyun. sehingga saat pertanyaan jaehyun terlontar, irisnya melebar dua kali lipat. "rate lo berapa?"
lisa menggeleng cepat, kaget bukan main. "gue bercan-"
"rate lo berapa, lalisa?"
kali ini si perempuan tertegun, tidak lagi memprotes begitu suara bariton penuh dominasi itu mengudara. "seratus lima puluh per jam..."
jaehyun mengernyit, ingin memprotes karena menurutnya tarif segitu terlalu rendah. namun dia menahan diri. "dua belas jam berarti satu juta delapan ratus- boleh, temenin gue dua belas jam."
lisa mengulum bibirnya, meremat kedua tangannya dengan kencang. jantungnya benar-benar berdegup kencang, tidak karuan dan nafasnya tercekat.
sudah dua tahun lisa menyukai jaehyun, namun selama itu si perempuan tidak pernah punya keberanian untuk mendekati si lelaki. bahkan ini kali pertama keduanya berbicara hanya berdua, dan jelas timing-nya bukan satu yang lisa suka. dia terlihat begitu rendah dan kotor.
"tapi shift gue cuma sepuluh jam, jae."
jaehyun mengerjap, kaget dengan jawaban yang tidak diduga. "ga boleh lebih dari segitu? gue tambahin jadi dua juta lima ratus deh for additional dua jamnya." si lelaki memperhatikan lisa dengan seksama, menantikan respon perempuan di hadapannya.
kalau boleh jujur, jaehyun benar-benar takut jika kalimatnya menyinggung lisa. maka dari itu, dengan cepat dia mengkoreksi. "i mean, gue ga maksa. i just need someone to accompany me until sunrise. kalau lo keberatam, just tell me."
gantian lisa yang sekarang memperhatikan jaehyun, tersenyum tipis saat melihat si lelaki jadi panik. padahal lisa tidak menaruh curiga pada si lelaki. niat awalnya hanya untuk memberitahu jaehyun perihal jam kerjanya.
"kalau gitu lo bisa ke resepsionis buat sepuluh jamnya, sisanya bisa ditransfer ke rekening gue." pada akhirnya lisa menyetujui. menurutnya ini bukan negosiasi yang buruk, lagipula jaehyun hanya minta ditemani. dan lisa butuh duit.
masih malu tentu saja, benar-benar menyedihkan nasibnya malam ini. tapi kembali lagi, lisa butuh uang. jadi saat jaehyun memakaikan jaket kulit si lelaki untuk menutup bahunya yang terekspos, dan menuntunnya ke meja resepsionis, lisa mengikut.
to be continue

KAMU SEDANG MEMBACA
truth (lmb.jjh)
Fanfictionlisa punya satu rahasia besar. sialnya, jaehyun malah mengetahui itu. --- note: lowercase jolinalalisa, 2021