iya, betul. ini chapter terakhir.
selamat membaca.
***
pukul enam kurang dua puluh pagi, lisa tengah mendinginkan lauk sisa semalam untuk bekal makan siang dirinya nanti, saat jaehyun datang ke dapur dengan setelan tidur si lelaki dan rambut yang acak-acakan. dehaman bariton khas si lelaki tarik atensi lisa, membuatnya berbalik untuk mempertemukan kedua sorot mata mereka.
lisa tersenyum manis saat jaehyun duduk di meja makan, memperhatikan dengan teliti lelaki yang semalam pulang dalam keadaan mabuk berat. "I made a soup. makan untuk ngilangin hangover-nya."
jaehyun mengangguk, lalu meraih mangkuk sup keramik di hadapannya yang tertutup oleh pot lit, menghirup aroma khas bawang putih yang bercampur dengan kaldu dan membiarkannya memenuhi rongga penciuman.
"how about you? udah makan?" jaehyun berdeham, cleared his throat. dibalas lisa oleh anggukan dan kata 'udah' yang terlampau pelan. setelahnya si perempuan kembali sibuk menyusun kotak bekal miliknya, membersihkan panci yang digunakan untuk masak serta peralatan dapur lainnya.
dari tempatnya duduk, jaehyun memperhatikan punggung dan gerak gerik lisa. hening menyapa udara, tidak ada satu pun yang mau berbicara karena sibuk dengan kegiatan dan pikiran masing-masing. sampai akhirnya, jaehyun teringat akan pertanyaan yang sejak terbangun tadi hendak ditanyakan.
"lisa?" pertanyaan si lelaki membuat lisa berbalik, mempertemukan sorot mata keduanya yang penuh tanya dan pertimbangan.
"ya? ga enak sopnya?" lima menit tidak mendapat kelanjutan, lisa beranikan diri untuk balik bertanya.
refleks, jaehyun menggeleng cepat, menghapus kesalahpahaman yang mungkin saja sempat tercipta. "no, ini enak. cuma mau ngomong soal semalam-"
"you were drunk. I got it, don't-"
"no." jaehyun memotong dengan cepat, membuat iris coklat milik lisa sedikit melebar. alisnya terangkat, menanti penjelasan lebih lanjut dari bibir jaehyun. "I mean, I was drunk but what I've told you last night is the truth. I don't wanna get married with her, I like you, lis."
memilih untuk tidak langsung menanggapi, lisa sandarkan tubuhnya ke wastafel built in yang ada di belakangnya, menatap langit-langit sambil menerawang. bingung. lisa bingung harus bersikap bagaimana.
dia coba mengingatkan si lelaki, "you are engage with her for two years, jaehyun."
jaehyun mengangguk kecil, menatap kalu sup yang masih tersisa di mangkuk sarapan. "and this is my last chance to get out from that relationship, lisa. dateng sama aku ke rumah, mau? I wanna introduce you to my parents as the one that I love, the one I wanna marry."
terkejut. lisa tatap lurus netra kelam milik jaehyun yang masih terlihat sayu, lelah karena apapun yang dipikirkan dan dilakukan si lelaki semalam. "you're still drunk."
jaehyun memijat pelipisnya saat lisa bersiap untuk keluar dari dapur, mengacuhkan pernyataan rasanya barusan, juga fakta bahwa hanya lisa yang bisa bantu jaehyun keluar dari permasalahannya ini.
namun secepat angin lisa beranjak, jaehyun lebih cepat dalam mencegat si perempuan. perlahan, ditariknya lisa ke dalam sebuah dekapan, membuat keduanya terdiam cukup lama dengan perasaan yang saling bertolak satu sama lain.
"please..." jaehyun melirih, sarat akan permohonan yang begitu besar. sementara lisa mati-matian menahan degup jantungnya yang menggila, juga jeritan di otaknya agar tidak keluar tanpa seizinnya. "can you please be honest about your feeling? I know I'm not the only one who fell."
KAMU SEDANG MEMBACA
truth (lmb.jjh)
Fanfictionlisa punya satu rahasia besar. sialnya, jaehyun malah mengetahui itu. --- note: lowercase jolinalalisa, 2021