the honest feeling

1.4K 411 32
                                    

hari ini lisa pulang cukup telat karena pekerjaan kantor yang menumpuk. benar. sejak lulus kuliah, si perempuan akhirnya mendapatkan pekerjaan layak dengan pemasukan yang memampukan lisa untuk hidup dengan baik. thanks to jaehyun sebenarnya. si lelaki tidak hanya memberikan lisa tempat untuk tinggal, namun juga pekerjaan di salah satu kantor cabang milik keluarga. 

sebagai bentuk terima kasih, lisa melakukan pekerjaan rumah di apartemen bernomor tujuh ratus tiga — tempat keduanya tinggal selama lima tahun terakhir — juga memastikan gizi yang dicerna jaehyun sehari-harinya cukup. sederhananya, she takes a good care of him.

semenjak malam itu keduanya menjadi lebih dekat, sebagai seorang teman tinggal juga teman menumpahkan curahan hati. namun lisa sudah memutuskan untuk mengubur dalam-dalam rasa sukanya pada jaehyun, karena setelah lulus kuliah si lelaki bertunangan dengan perempuan manis dari kalangan yang sama.

hal itu membuat lisa pada akhirnya menyibukkan diri untuk bekerja, sedikit demi sedikit menata hidupnya jadi lebih baik lagi. pikirnya, cinta akan datang pada waktu yang tepat. belum, tapi akan.

sungguh, lisa tidak mau pusing. dia baru dapat menikmati hidup, jadi lisa bertekad untuk menjalaninya tanpa peduli akan tuntutan sosial atau rencana hubungan jangka panjang. persetan. lisa masih ingin merasakan makan indomie tengah malam, menonton drama serial killer kesukaannya dan bangun telat di keesokan hari tanpa perlu mengurusi kebutuhan rumah tangga.

seusai meletakkan sepatu berhak lima senti yang tadi digunakan untuk bekerja ke rak sepatu, lisa menyalakan lampu apartemen jaehyun. keningnya sedikit berkerut karena hening yang menyambut, tanda bahwa tidak ada siapapun disana selain dirinya.

biasanya, jaehyun tengah asik menonton siaran berita di jam segini, namun si lelaki tidak terlihat di spot favorite miliknya. pun setelah lisa mengecek satu persatu ruangan di unit apartemen nomor tujuh ratus tiga tersebut, batang hidung jaehyun masih tidak terlihat.

diam beberapa menit, lisa coba ingat kembali percakapannya dengan jaehyun selama tiga hari terakhir. dia ingin memastikan jadwal jaehyun, perihal apakah si lelaki sempat mengatakan kalau hari ini dia punya kesibukan diluar, namun nihil.

seingat lisa, jaehyun tidak berbicara soal acara apapun yang dia datangi hari ini. pikirnya, mungkin jaehyun lupa memberitahu atau ada acara mendadak. entah lah, lisa tidak begitu perduli.

sehingga setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, si perempuan melangkah ringan ke arah dapur. dia belum makan malam.

sambil menunggu omelet jamurnya, lisa menonton tayangan komedi di televisi yang berhadapan langsung dengan dapur. tubuhnya ditumpu ke meja pantry, sesekali tertawa karena lawakan yang disuguhkan.

lisa menghabiskan makan malamnya ditemani lagu yang terputar dari ponsel pintarnya, sesekali ikut bersenandung dengan netra yang memantau notifikasi juga lidah yang asik menilai masakannya.

tepat saat dirinya tengah bersender di sofa ruang tamu, dengan tangan kiri yang memegang sekaleng bir beralkohol rendah dan tangan kanan bermain diatas layar ponsel, pintu apartemen kembali berbunyi — menandakan ada yang baru masuk.

perlahan, dicondongkan tubuhnya ke arah pintu, memastikan kalau yang datang memang benar jaehyun.

namun keningnya berkerut saat mendapati si lelaki yang tampak linglung, berusaha menahan diri dengan berpegangan ke perpotongan rak sepatu.

lisa memperhatikan setiap gerak gerik jaehyun, beberapa kali menahan nafas saat si lelaki hampir kehilangan keseimbangan. tapi dia sama sekali tidak berniat menghampiri.

pasalnya, lisa tau jaehyun sedang mabuk. sebuah tanda bahwa si lelaki tidak baik-baik saja, dan menginisiasi kontak fisik dengan jaehyun yang tengah dalam keadaan seperti itu bukan lah pilihan yang baik.

"udah makan malem?" suara lisa yang memenuhi ruangan itu membuat jaehyun mendongak, tersenyum getir sebelum menggeleng ribut. "minum saat perut kosong? that's fucked up."

jaehyun terkekeh, sedikit mempercepat langkah untuk menghampiri lisa. tanpa berpikir panjang, si lelaki menghempaskan diri di bagian sofa kosong di samping lisa. jaehyun lalu menyenderkan kepala di bahu si perempuan, menghirup dalam aroma sabun yang menguar dari tubuh lisa.

"ganti sabun?" lisa mengangguk sebagai jawaban, dan membiarkan jaehyun mencari ketenangan dalam posisi keduanya saat ini.

setelahnya si lelaki meracau, tanda  bahwa jaehyun sedang tidak dalam keadaan sadar. sementara lisa kembali sibuk dengan ponsel dan birnya, sesekali terkekeh mendengar celotehan jaehyun yang lebih mirip seperti rengekan bayi. tidak nyambung dan asal membicarakan apapun yang melintas di pikiran.

"mauuuuu." lisa menarik kalemg birnya, menjauh dari jangkauan jaehyun lalu memukul pelan punggung tangan si lelaki.

"udah mabok juga, masih aja." jaehyun mengerucut lucu sebagai respon, melingkarkan kedua tangannya di lengan lisa. kedua mata si lelaki dengan susah payah ditahan untuk tetap membuka.

"ga mau nanya aku kenapa?" lisa merotasikan matanya, sedikit geli dengan panggilan aku-kamu yang dilontarkan jaehyun.

namun dengan perlahan, dibalasnya pertanyaan si lelaki. "emang boleh tau?"

jaehyun terdiam cukup lama, sebelum akhirnya mengangguk pasti. alhasil, lisa melontarkan pertanyaan yang sejak tadi berusaha ditahan. "lo... kenapa? something's bothering you?"

di akhir pertanyaan itu, jaehyun tersenyum. tangannya yang semula berada di lengan lisa, kini melingkar di pinggang si perempuan. dari posisi ini, lisa dapat mencium bau alkohol yang menguar dengan sangat jelas.

"gue disuruh nikah, bulan depan paling lambat." lisa mengangguk, tanda bahwa dia mendengarkan. jadi jaehyun melanjutkan, "tapi gue ga mau. she never be the one for me, gue- wait, there's actually someone i wanna protect and love more than her."

lisa mengernyit bingung kali ini, mencoba mengingat soal perempuan yang dimaksud jaehyun namun nihil. beberapa bulan terakhir ini, jaehyun lebih banyak berbicara soal pekerjaan dan sosok perempuan yang menjadi tunangannya. tidak ada perempuan lain, dan itu sangat membingunkan.

"siapa?"

"lo."

"lucu."

jaehyun menggembungkan pipinya, cukup kesal karena tanggapan lisa barusan. matanya membuka, bertemu tatap dengan milik lisa. "serius. gue sayang sama lo, dan beneran mau jagain lo. that's why gue gamau nikah sama dia, i can't do that."

mengerjap kaget, lisa tidak tanggapi lebih pernyataan jaehyun. si perempuan malah menggoyangkan tangan di depan wajah jaehyun, memastikan kalau si lelaki hanya mabuk. dan perkiraannya semakin kuat saat beberapa menit setelahnya dengkuran jaehyun terdengar, memenuhi ruangan.

to be continue

×××

author note: kayaknya ini kelar dalam empat chapters deh, niatnya tiga tapi kurang aja gitu gimana gatau

truth (lmb.jjh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang