𝟎𝟎

717 75 10
                                    

𝐀ku tidak akan pernah melupakan senyuman itu. Di atas guyuran hujan kau tersenyum manis padaku. Aneh. Tapi kekesalanku menghilang karena mu tetapi aku tiba-tiba mulai gugup.

"Ehem. . . apa yang sedang kau lakukan, Black?." Ucapku sambil perlahan menghampirinya menggunakan Broomstick kesayanganku.

"Memperhatikanmu kurasa." Balasnya sambil tersenyum manis membuatku makin gugup, suaranya terasa menenangkan.

"Maksudmu mengejekku, Black?" Jawabku mencoba untuk menekan kegugupan.

"Untuk apa aku membuang waktu ku hanya buat mengejekmu, Wood." Balasnya, sepertinya dia mulai kesal.

"Seperti yang kita tau Slytherin memenangkan pertandingan kali ini." Balasku

"Hah, sudahlah Wood. Senang bertemu denganmu juga." Balas nya dan berlalu pergi

Dia pergi. Sekarang aku mulai setuju dengan si kembar Weasley yang berkata tentang payahnya seorang Oliver Wood dalam menghadapi seorang wanita.

——————«•»——————

"Apa tadi itu, Wood?" Tanya si Kembar Weasley—Fred dan George bersamaan saat Oliver baru saja memasuki tenda tim Quidditch Gryffindor.

"Apa maksud kalian, Weasley?" Kata Oliver kepada mereka dengan mengerutkan dahi bingung.

"Kau"
"Dan"
"Seorang"
"Gadis"
"Berduaan"
"Di atas"
"Guyuran hujan"
"Dan dia seorang"
"Slytherin" ucap mereka bergantian dengan nada menggoda.

"Jujur saja, Wood. Kami tidak keberatan jika kau mendekati seorang gadis."
"Walaupun dia seorang Slytherin."
"Walaupun dia seorang Slytherin." Ucap mereka bergantian lagi.

"Ya. Aku sempat mengira kalau kau itu sedang menjalin hubungan dengan Broomstickmu, Wood." Sambung Angelina Johnson.

"Black, bukan? Tidak terlalu buruk, Oliver. Jujur saja dia Slytherin yang cukup waras diantara yang lainnya." Sambung Katie Bell.

"Kau benar, Bell. Dia bahkan mau membantu kami mengerjai Filch." Ucap Entah itu Fred atau pun George Weasley tidak ada yang pernah bisa membedakan mereka berdua.

"Dengar kalian semua, tidak ada hubungan yang seperti itu diantara kami." Ucap Oliver mencoba untuk memberi pengertian kepada mereka sambil memijit dahinya pelan.

"Bukannya tidak ada, Wood."
"Tapi, belum." Balas si kembar Weasley membuat Oliver membayangkan kalau itu akan terjadi suatu saat nanti, tanpa sadar dia tersenyum tipis.

"Lihat, Wood tersenyum." Ucap Harry Potter sambil menunjuk kearah Oliver.

"Ngomong-ngomong, Wood. Jika kau benar tertarik padanya, aku bisa sedikit membantumu. Seperti yang kau tau pamannya Lyra adalah ayah baptis ku. . . . Walaupun kami tidak pernah mengobrol dengan akrab." Sambung Harry sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan sedikit ragu dengan perkataannya.

"Tidak, kau tidak perlu melakukan itu Potter. Aku ... tidak terlalu tertarik padanya." Jawab Oliver ragu.

"Ya, tidak perlu Potter biar Oliver sendiri yang akan berusaha mendekatinya tapi dia perlu berhadapan dengan si pirang penggila status darah, Malfoy. Ayo segera bersih-bersih sebentar lagi makan malam." Ucap Alicia Spinnet.

——————«•»——————

Great Hall

𝐏𝐄𝐓𝐑𝐈𝐂𝐇𝐎𝐑 ⊹ 𝙊𝙡𝙞𝙫𝙚𝙧 𝙒𝙤𝙤𝙙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang