𝟎𝟑

483 46 13
                                        

𝐇iruk-piruk terdengar dari seluruh penjuru tempat diadakannya Piala Dunia Quidditch. Dimana Irlandia memenangkan pertandingan dengan skor 180-170, meski Viktor Krum—Seeker Bulgaria menangkap snitch.

Di tenda khusus yang telah disediakan kementrian, Draco Malfoy mengamuk karena kalah taruhan dengan sepupunya Lyra Black. Taruhan ini dimulai ketika Lyra mulai risih dengan Draco yang terlalu mengagung-agungkan Victor Krum.

Sebenarnya dia dihasut oleh si kembar Weasley untuk ikut taruhan juga dengan Ludo Bagman—seorang komentator pertandingan dengan mengikuti apa yang diperkirakan Fred dan George yaitu 'Irlandia akan menang tapi Victor Krum akan menangkap snitch' bisa dibayangkan dia mendapatkan keuntungan dua kali lipat.

Dipertengahan drama per'taruhan' itu mereka dikejutkan dengan suara seorang pria yang berteriak didepan tenda menyerukan "mereka disini!!".

"Anak-anak, kita harus segera pergi dari sini!!" Teriak Narcissa Malfoy saat memasuki tenda dan langsung menyeret keduanya untuk keluar dari sana.

Suasana awalnya sedang bersuka ria, seketika menjadi tidak terkendali. Orang-orang berlarian kesana-kemari, teriakan dimana-mana, mereka saling tabrak untuk menyelamatkan diri.

"Apa yang terjadi disini bibi Cissy?" tanya Lyra karena seketika semuanya tidak terkendali, seolah area yang sedang melangsungkan Turnamen Quidditch itu berubah menjadi arena perang.

"Kita tidak punya waktu, segera keluar dari tenda dan bergegaslah ke bukit yang ada di belakang rumah muggle penyedia tenda, seseorang sudah menunggu kita disana." balas Narcissa tergesah-gesah sambil mengemas beberapa barang di tenda.

"Come on, sis." Ucap Draco sambil menarik tangan sepupunya. Draco mulai mengerti dengan ucapan ayahnya sesaat sebelum mereka berangkat ke Turnamen Quidditch tadi.

"Tapi, Draco. Bagaimana dengan ayah dan ibu ku? Dimana Ibu, bibi?" teriak Lyra, karena suara teriakan orang-orang diluar sana mengharuskannya untuk berteriak agar ucapannya terdengar.

Narcissa memilih untuk tidak menjawab pertanyaan keponakan kesayangannya itu. Dia mengalihkan pandangannya ke anak semata wayangnya. Seolah mengerti Draco langsung menarik paksa Lyra untuk segera keluar dari tenda dan bergegas menuju bukit yang diberitahu ibunya tadi.

Bruk...

"Si*alan, Br*ngsek. Dasar tidak punya mata!" teriak Draco emosi karena ditabrak seseorang, "Come on, sis... sis? SIS!! LYRAA!! LYRA BLACK!!! Si*l dia hilang." sambung Draco saat menyadari genggaman tangannya kosong, sepupunya menghilang. Dia menoleh kesegala arah sambil memanggil Lyra diantara kerumunan orang yang sedang panik ingin menyelamatkan diri mereka.

Draco langsung mengubah arah jalannya menuju arah kemungkinan Lyra terseret oleh orang-orang itu. Tidak peduli apakah dia menginjak tubuh orang-orang yang pingsan, dipikirannya saat ini hanyalah menemukan perempuan yang tadi diseretnya paksa.

.

.

.

.

.

"Lyra? Dear? Kau kah itu?"

Suara seorang pria yang dia kenal, ya itu adalah suara dari kepala keluarga Weasley—Arthur Weasley. Arthur segera menghampiri Lyra yang terlihat cukup berantakan tidak jauh berbeda dengan kondisi Harry yang ditemukannya bersama anak dan sahabat anaknya tadi, sepertinya saat keributan tadi dia berlindung dibalik tenda yang sudah tidak berbentuk itu.

𝐏𝐄𝐓𝐑𝐈𝐂𝐇𝐎𝐑 ⊹ 𝙊𝙡𝙞𝙫𝙚𝙧 𝙒𝙤𝙤𝙙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang