Sudah sekitar 5 jam tim Quidditch Gryffindor latihan. Beberapa anggota sudah mulai kelelahan dan tidak sanggup lagi, tapi kapten mereka selalu merasa kurang puas dengan mereka selama latihan hingga lupa untuk mengistirahatkan anak buahnya sejenak. Angelina yang sudah tidak kuat lagi akhirnya membuka suara.
"Wood, sudah cukup. Kami bisa mati bahkan sebelum pertandingannya dimulai. Lagi pula pertandingannya masih lama tidak perlu sekeras ini." Ucap Angelina
"Tidak bisa. Kalian tidak lihat bagaimana pertandingan kita sebelumnya dengan Slytherin?!." Tegas Oliver
"Wood.. jika dilihat, kemampuan kita lebih unggul dari mereka hanya saja mereka menggunakan akal kotornya." Kata Alicia
"Aku lelah,"
"rasanya ingin mati saja." Sambung kedua Weasley bergantian."Kalian tidak fokus, itu adalah faktor utama kita!" Ucap Oliver frustasi.
"Sepertinya yang tidak fokus itu kau, Oliver. Aku menyerah, aku selesai sekarang." Balas Katie kesal dan menurunkan Broomstick nya, dan diikuti anggota yang lain.
"Katie benar Wood. Mungkin kau harus merefreshing kan pikiranmu sejenak. Jika kau butuh seseorang untuk ke Hogsmeade kau bisa mengajak si Kembar Weasley." Ejek Alicia saat menurunkan Broomstick dan melewati Oliver, sedangkan si Kembar yang mendengar ada yang menyebutkan mereka jadi menoleh. "Ya, kami siap kapan saja." "Bagaimana jika kita ke Zonko, Wood." Sambung mereka bergantian dan tertawa melihat ekspresi Oliver yang sedang kesal.
——————«•»——————
Slytherin common room
"Pans, hentikan itu kau jadi semakin terlihat seperti grim, menyeramkan." Ucap Blaise saat melihat bagaimana Pansy yang sedang bergaya di depan kaca besar di ruang tamu common room Slytherin dengan memanyunkan bibirnya beberapa kali dan tidak lupa dengan selalu mengatakan 'bagaimana penampilanku jika aku seperti ini' kepada Lyra dan Daphne yang menjawab 'bagus', 'sempurna' dan sebagainya yang bisa dilihat dari bagaimana ekspresi mereka berdua yang tersenyum terpaksa.
"APA?! GRIM?! BERANINYA KEPALA BOTAK SEPERTIMU MENGATAKAN AKU! YANG MENAWAN INI! SEPERTI GRIM?!" Teriak Pansy nyaring memekakkan telinga orang yang mendengarnya sambil berjalan mendekati Blaise yang terkejut dan menutup telinganya yang perlahan juga memundurkan dirinya. Lyra dan Daphne juga ikut menutup telinga dan memandang Blaise dengan tatapan 'kau telah mengucapkan kata kata keramat'
"BERISIK PANSY!!" Teriak Draco dan berjalan kearah mereka. Tidak. Lebih tepatnya berjalan kearah sepupunya Lyra.
"Kau tau Lyra. Kakakmu ini mendengar sebuah berita yang cukup menarik. Kau mau dengar?" Ucap Draco dengan nada menginterupsi tidak lupa menatap tajam sepupunya sehingga membuat Daphne dan Pansy yang masuk dalam tangkapan pengelihatan Draco ikut merinding karena merasakan aura menakutkan.
Lyra? Dia hanya tersenyum tanpa ada rasa bersalah, membuat pria bersurai pirang platinum yang sedang menatapnya tajam kesal. "Semenarik itu kah? Sampai membuat seorang Malfoy kesal. Dan aku baru tau ibu punya anak selain aku, apakah anda di adopsi Malfoy?" Jawab Lyra dengan nada menjengkelkan ditambah senyuman diwajahnya. Sebenarnya dia juga ikut kesal saat Draco menyebut dirinya kakak padahal mereka hanya berbeda beberapa hari saja.
Draco menggeram kesal. Dia bergegas pergi dari sana agar amarahnya tadi tidak keluar dan menyakiti perasaan sepupunya itu. Walaupun Lyra begitu padanya tapi dia sangat menyayangi wanita bersurai brunette itu, bagaimana pun sejak kecil hanya Lyra yang bersedia menemaninya.
"Apa itu tadi?! Berita apa?!" Pekik Pansy heboh saat Draco mulai menghilang dari pandangan mereka dan langsung mendudukkan dirinya di samping Lyra. Gadis bersurai pirang—Daphne yang ada di sebelah nya juga ikut penasaran.
"Great hall, kah?" ucap Blaise yang belum memindahkan posisinya dari tadi, mengundang atensi ketiga gadis Slytherin itu. "Memangnya tadi kenapa?" Ucap Daphne yang akhirnya menyaut karena penasaran.
"Wood." Sambar Blaise. Pansy dan Daphne yang mendengarnya bingung.
"Aha.. haha.. memangnya seburuk itu ya, padahal aku tidak sengaja memandangnya." Ucap Lyra lirih.
"Eww... Kau.. memandang singa liar?! Menjijikan ayo kita ke Hospital Wings minta ramuan pembersih mata untukmu Lyra." Ucap Pansy dan langsung berdiri mencoba untuk membangunkan Lyra dari posisi duduk nyamannya.
"Tidak ada yang seperti itu, Pans." Ucap Daphne yang ikut berdiri tapi dia seperti itu untuk mendudukkan Pansy kembali ke posisi nya tadi.
"Hah.." hela Lyra yang sudah lelah karena permasalah sepele seperti ini. Dia berdiri dari posisi duduknya sehingga membuat Daphne dan Pansy memandangnya penasaran.
"Mau kemana!?" Ucap Daphne dan Pansy bersamaan.
"Kamar. Mau tidur." Balas Lyra dan langsung menuju tangga asrama untuk menuju kamar tidur mereka. Daphne dan Pansy saling melirik. Mereka langsung bangun dan ikut mengekori Lyra. Meninggalkan Blaise sendirian di sana.
——————«•»——————
.
.
.
.
.maafffff. jujur menurut aku di chapter ini tuh kek masih kurang sregg(bosen) + kependekkan enggak sihh?? aku sebenernya lagi enggak mood juga nulisnya soalny bingung 😕 'kalo plot ini ditempatin disini cocok enggak ya' 'disambungin ke sini cocok enggak ya' dsb. aku tuh kalo udah mikir gitu tbtb malah dapet ide buat cerita yang lain akhirnya di bikin lagi draft ujung-ujungnya yg disini malah enggak selesai. labil banget emang ni otak maunya apa siehhh😭. padahal mah kalo sebelum tidur aku halunya teh lancar banget tapi pas mau dicurahin ke tulisan gini malah ngeblank. sebenernya aku udah nyiapin end part gitu :v parah banget mahh malah end part-nya yang udh fiks :v pokoknya jangan terlalu berekspetasi tinggi ya kawan-kawan. oks sekiannn ditunggu tulisan tulisan gaje ku mwahh :*
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐓𝐑𝐈𝐂𝐇𝐎𝐑 ⊹ 𝙊𝙡𝙞𝙫𝙚𝙧 𝙒𝙤𝙤𝙙
FanfictionKalian tau aroma dimana air hujan pertama yang menyentuh tanah? Sangat menenangkan, seperti dia. Kita bertatapan saat itu di lapangan Quidditch, kau tersenyum manis kepada ku di atas guyuran hujan. Aneh. . . . . . Sepertinya aku . . . . . . . . . . ...