Naya menyampingkan tas gendongnya menjadikannya tas selempang.setelah menghabiskan waktu 15 menit untuk sampai disekolah,akhirnya Naya pun sampai di kelasnya.dengan suasana kelas yang masih sepi, Naya pun duduk dengan ancang-ancang meletakan tangannya di meja sebagai tumpuan kepalanya yang hendak tidur.
Tidak lama setelah Naya sampai,sesosok anak laki-laki yang kemarin meminjamkan penggaris pun sampai dikelas.ia pun menyadari bahwa keadaan kelas yang masih sepi dan hanya di huni satu anak perempuan yang meminjam penggarisnya kemarin,ada rasa ingin menegur namun ia bukan sosok yang seberani itu.akhirnya dia memutuskan untuk keluar kelas.
Waktu pun berlalu.satu persatu murid berdatangan dan mengisi bangkunya masing-masing.Meya yang menyadari bahwa temannya yang satu ini datang lebih awal namun sepertinya memiliki mood yang kurang baik,karena menurut Meya,Naya bukan anak yang bisa tertidur dikelas terkecuali memiliki penyebab tertentu.
"Nay,Naya!."ucap Meya sambil menepuk-nepuk pelan bahu Naya agar terbangun dari tidurnya.Naya pun menerjap-nerjapkan matanya berusaha sadar sepenuhnya.
"Nay,bangun dah rame."
"Hemmm,aku ke kamar mandi dulu'"ucap naya terbangun dari duduknya.
"Mau dianter ga?."ucap Meya menawarkan dan dijawab anggukan oleh Naya.
Merekapun berjalan keluar, meninggalkan kelas menuju toilet.Naya memegang erat tangan Meya karena belum sadar sepenuhnya."Nay!,jalannya yang bener dong, jangan sempoyongan kek orang mabok tau gak,hahhhahah."ucap Meya diiringi tawa ringan.
"BUGHHH.''
Naya menabrak dada pria bertubuh tegap dan tinggi.sambil mengusap-usap keningnya,Naya melirik dari bawah hingga atas mengamati sosok yang ia tabrak secara tidak sengaja.Sambil berkata dalam hatinya"tinggi banget MANUSIA satu ini".Mereka berdua terdiam mematung. karena salah satu dari mereka tidak ada yang mengawali untuk membuka suara akhirnya Meya menghampiri mereka berdua untuk memecah keheningan.
"Aduh, Naya kamu gak papa kan."Ucap Meya sedikit khawatir sambil merangkul balik Naya.
"Penggaris!,nanti ya."Ucap Naya begitu saja tanpa memperdulikan kejadian tadi dan melanjutkan langkahnya menuju toilet.namun percayalah dalam hatinya tidak setenang sikap yang ditunjukannya tadi.
"Naya ka-." panggil Meya yang terpotong karena Naya berlari masuk menuju toilet.
"Huffffft,Naya,kebiasaan deh sikapnya suka tiba-tiba."monolog Meya dengan nada kesalnya.
Sesampainya di dalam toilet."Duh gila,kenapa harus nabrak si mau ditaro dimana muka gue."Monolog Naya dengan nada kesal.
Meya yang menunggu di luar toilet tidak berhenti mundar-mandir, karena khawatir ada guru yang masuk kekelasnya,sedangkan Naya yang di dalam toilet tak habis-habis memaki dirinya sendiri tanpa meghiraukan temannya yang menunggu lama di luar.Meya yang sudah gelisah sedaritadi akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam toilet menyusul Naya.
"Naya!,Naya!,udah belum cepet nanti ada guru masuk gimana?."Khawatir Meya sambil mengetuk-ngetuk pintu toilet.
"Iya,iya udah kok."
"Aku tunggu di luar!." teriak Meya sambil meninggalkan toilet.
Setelah selesai dengan urusannya di toilet dua anak gadis itu kembali ke kelasnya.Seorang guru dengan badan yang kurus namun berwajah cantik masuk ke kelas membawa buku absen siswa dan buku paket IPA yang ber listkan namanya yaitu Raya Pratiwi.
"Selamat pagi anak-anak."
"Selamat pagi bu ." Ucap seisi kelas dengan serentak.
"Kemarin kelas sepi ya?,maksud ibu gak ada guru yang masuk,iya kan?." Tanya bu Raya mengawali pembelajaran hari ini.Sosok "Bu Raya" adalah sosok guru yang sangat akrab dengan murid-muridnya,dan bersikap menjadikan murid sebagai teman itu andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABYIAN ANGGARA
Novela JuvenilCerita tentang "DIA" yang pernah hadir dihidupku,mengenalkanku pada sebuah alunan melody,nada dan lirik yang sangat menjanjikan. melody yang indah di dengar, lirik yang mengalir penuh makna namun kini menjadi trauma yang fatamorgana. seorang laki-la...