Chapter 2

39 4 0
                                    

Kami sangat menerima kritik dan saran kalian semua

Mohon maaf jika banyak kesalahan tulisan

Oh ya, video di atas itu BGM jadi bagi yang mau dengerin silahkan play videonya saja :P

Selamat membaca \\ 0v0 //





Selepas sekolah, Kayler segera pulang menuju panti asuhan dengan berjalan kaki. Ya, dia memang tidak memiliki orang tua. Oleh sebab itu sejak kecil Kayler tinggal di panti asuhan dan diasuh oleh pengasuh panti.

"Kak Kay, kak Kay!" Terdengar suara yang memanggil Kayler dari sebelah kiri. 

Itu adalah teriakan dari anak-anak di panti. Walau umur mereka yang berbeda jauh. Kayler sangan akrab dengan anak-anak. Mereka yang selama ini menemani dan bermain bersama Kayler. Anak-anak itu berlari seraya berseru memanggil Kay. Dua anak perempuan dan satu anak laki-laki yang terlihat sedikit lebih muda dari yang perempuan. Kay melangkah menghampiri lalu memeluk mereka sekaligus. Kay berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak-anak itu.

"Huaaa.... Kak Kay sudah pulang sekolah, ayo main sama Yema!" Seru anak perempuan berambut pendek sebahu dalam dekapan Kay. 

"Ayo main bareng." Ujar anak perempuan yang berambut panjang seraya menarik tangan Kay. Dia adalah Flo, salah satu anak yang berbakat dalam seni dari banyak anak di panti asuhan ini, panti asuhan Wisma Bakti.

Sedangkan anak laki-laki hanya diam tersenyum dalam dekapan Kay dengan mainan mobil kecil ditangannya. Anak laki-laki itu bernama Cello, sejak dulu ia memang tidak banyak berbicara. Hanya Flo dan Yema, anak perempuan yang berteman baik dengan Cello. Ia sendiri yang tidak ingin berbaur dengan anak-anak lain, dan hanya mau berbicara dengan Yema, Flo, dan Kay. Pastinya. Kayler juga tidak mengerti apa penyebab dan mengapa ia seperti ini. 

Anak-anak mengajakku bermain bersama saat aku baru saja pulang dari sekolah. Tentu saja aku tidak menolaknya, aku ikut menemani mereka bermain. Hingga malam pun tiba, tak terasa aku sudah lama bermain bersama anak-anak. 

"Ayo dimakan, ibu buat makanan ini untuk kalian. Enak loh makanannya." Ajak bu Laras kepada anak-anak panti.

Kami makan malam bersama, bersama anak-anak lainnya juga. Itu pasti, karena kami tinggal dalam satu tempat. Ibu Laras yang membuatkan makan malam untuk kita semua, dibantu oleh beberapa anak yang lebih tua dari anak-anak lain yang masih terlalu kecil untuk memasak. Ibu Laras pula yang merawat kita semua. Aku juga terkadang ikut membantunya. Ia tidak pernah marah bahkan mengeluh, ia dengan tulus merawat anak-anak yatim piatu. 

Sehabis makan malam bersama, aku mencuci piringku lalu segera menuju ke kamar untuk beristirahat. Beruntung tidak ada pr atau tugas dari guru hari ini, jadi aku tidak perlu tidur terlalu larut malam hanya untuk mengerjakan tugas. 

Bocah laki-laki itu sudah berbaring di kasurnya, menarik selimut biru kesayangannya kemudian menatapku.

"Selamat malam kak Kay." Ucapnya kepadaku.

"Selamat malam." Balasku kepada adikku.

Dia adalah Cello adik laki-lakiku. Umurnya baru delapan tahun sedangkan aku sudah tujuh belas tahun. Walau umur kami terpaut cukup jauh, dia tetap adikku yang aku sayangi.

Ku rebahkan tubuhku di atas kasur empuk milikku, lalu memejamkan mata untuk tidur. Namun belum sempat aku tertidur, indraku menangkap suatu bunyi dari luar yang terdengar asing. Ya dari luar kamarku, tepat di sebelah dinding kamar tidurku ini. Dengan kata lain bunyi ini berasal dari hutan di dekat rumah.

PortentousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang