It's Beginning

143 30 0
                                    

Sudah tiga hari semenjak perayaan tahun baru kemarin. Hari ini menjadi hari pertama mereka memulai tahun ajaran baru lagi di sekolah.

Menjadi kebiasaan mereka, berangkat sekolah selalu bareng. Kebiasaan ini di mulai saat mereka menginjak kaki di sekolah menengah pertama, dimana Jaka, Bian dan Aden sudah mulai boleh membawa kendaraan sendiri.

Awal nya mereka semua berangkat dengan supir yang di miliki keluarga masing - masing namun semakin dewasa semakin ingin berangkat sendiri agar bisa menjemput pujaan hati, itu kalo ada.

"Jaka udah berangkat duluan ya?" tanya Kaysha, gadis itu baru keluar dari halaman rumah nya dan segera berlari menghampiri motor nya Bian.

"Udah, dia kan harus urus acara buat pengenalan sekolah anak baru."

"Jangan lupa dare nya ya!"

Kaysha memutar bola mata nya malas, sejujurnya, dia beneran gak terlalu suka dengan permainan ini karena sama aja nyakitin perasaan orang lain secara sengaja

Setelah menunggu Aden siap dengan motor nya, mereka berempat berangkat. Kaysha dengan Bian sedangkan Ody dengan Aden.

Kedatangan mereka jelas menyita banyak perhatian murid karena suara motor nya Bian dan Aden berisik, dari awal memasuki area sekolah sudah banyak yang menaruh perhatian ke mereka.

Dari tahun lalu juga sebenarnya begini, entah daya tarik mereka terlalu kuat atau apa yang jelas mereka selalu menjadi perhatian orang - orang di sekolah.

"Upacara dulu?" tanya Ody, begitu melihat Jaka baru saja memasuki kelas dan menaruh tas nya di bangku belakang.

"Iya, tahun ini karena di pimpin sama Jason jadi nya semua wajib ikut upacara."

"Ah! padahal tahun kita tuh ya cuma anak baru aja yang upacara," sahut Aden.

Menit berikutnya tangan Aden mengadah di depan Jaka, "Sarapan Jak."

Karena Aden terbilang sendiri di rumah, palingan cuma sama asisten rumah tangga dan supir jadi cowo ini jarang sarapan ke sekolah. Asisten rumah tangga Aden juga di suruh oleh diri nya untuk datang begitu jam menunjuk pukul 9 aja.

"Lo tuh! kenapa gak suruh mbak Iwa dateng dari pagi aja?" tanya Kaysha, tangan nya ikut mengadah juga padahal.

"Kasian Sa, anak nya mbak Iwa tuh masih SD loh. Dari pada ngurusin gua yang udah bisa kebut - kebutan naek motor mending urusin keluarga nya dulu," ucap Aden "mana sarapan nya?"

"Ganti duit gua ya lo," kata Jaka

"Iyeee. udah cepet mana sini."

Jaka mengeluarkan beberapa roti yang dia ambil pagi - pagi buta dari toko Bunda nya. Bunda Jaka ini memang memiliki usaha toko roti yang sudah menanmkan cabang nya sampai keluar kota, dan kalo kata Aden semua makanan di toko roti nya Bunda Jaka gak pernah mengecewakan.

Begitu bell berbunyi pertanda upacara akan segera di mulai, para murid berhamburan menuju lapangan.

Tahun ini menjadi tahun kedua mereka di SMA. Katanya, ini moment dimana semua kenangan gak bakal bisa di lupain dan menjadi kenangan indah pada akhir nya di masa tua.

Padahal banyak juga yang menjalani tahun kedua di SMA dengan kenangan yang biasa saja.

Ide Aden tadi pagi adalah bukannya pergi ke kelas setelah upacara selesai tapi cowo ini ngerayu teman - teman nya untuk ke kantin. Lagi pula tidak akan ada pembelajaran di hari pertama masuk sekolah, begitu katanya.

"Jaka masih di ruangan OSIS?" tanya Ody, semenjak kejadian tahun baru itu cewe ini jadi sering menanyakan tentang Jaka. Padahal dia sendiri juga tidak tahu Jaka ingat dengan ucapan nya atau tidak.

"Iya Ody, udah kangen aja sih? baru juga tadi ketemu," Goda Kaysha, yang di goda justru mempercepat jalan nya lalu melingkarkan lengan nya ke lengan Bian.

"Bin, itu tuh si Syabila," kata Aden

Mereka ambil tempat duduk diujung kantin, sengaja biar bisa memantau siapa saja yang memasuki kantin pagi itu.

"Cantik," sahut Bian

"Ah lo mah semua juga dibilang cantik," protes Ody, dia juga Kaysha udah kebal dengan semua omongan buaya tiga sahabat laki - laki nya itu.

"Gak memperlancar aksi?"

"Jangan sekarang lah, baru juga masuk anak nya. Trauma nanti,"

"Ido tuh Sa," kata Ody, begitu melihat Ido dan kelompok nya memasuki area kantin.

"GAK SEKARANG YA!" sahut Kaysha, berteriak sedikit dan sukses membuat orang - orang di kantin melihat ke arah nya, "Eh sorry - sorry, btw haii Ido!"

Bian, Aden dan Ody kompak menahan senyum nya melihat kelakuan Kaysha pagi itu.

Jaka kemudian dateng menghampiri mereka, berjalan tegap dengan kedua tangan dimasukan ke dalam samping kantong celana nya. Tebar pesona.

"Gua lewat loker tadi liat udah ada kantong kecantol di loker lo Bin," katanya

Ahh selain mereka ini langganan masuk base twitter sekolahan, mereka juga langganan mendapat makanan ringan kaya coklat, kadang dapat bunga, bahkan gak segan ada yang confess ke mereka.

Jaka pernah membahas disaat mereka selesai ujian akhir di kelas 10. Alasan kenapa mereka banyak dikagumi padahal kalau dilihat ya mereka sama saja seperti murid yang lain.

Gak ketemu, Jaka sampe sekarang masih bingung jawaban nya dari pertanyaan nya itu apa.

"Ada note nya gak?" tanya Bian

Jaka menggeleng, kemudian duduk disebelah Ody. Melirik ke cewe disebelah nya yang terlihat kaget sedikit begitu Jaka duduk disamping nya.

Saat sedang asik bercanda, membahas kelakuan bodoh mereka sewaktu kelas 10 yang sampai - sampai dipanggil ke BK karena ketahuan bolos pelajaran dan ingin cabut dari sekolah tapi semua itu gagal karena Aden yang tidak sengaja menjatuh kan tangga, akses untuk mereka keluar sampai mengeluarkan suara berisik.

Kegiatan tertawa dan ngatain Aden berhenti begitu ada kakak kelas yang mengahmpiri meja mereka. Ada sekitar 6 orang yang sekarang berdiri dihadapan mereka.

"Sorry, Aden?" katanya

Merasa nama nya disebut, cowo ini kemudian berdiri dan berjalan sedikit agar lebih dekat dengan kakak kelas tersebut, "Ya?"

"Hm... gini, gue liat dari base sekolah katanya lo masih jomblo ya?"

Aden mengkerutkan alis nya, seperti tahu kemana arah pembicaraan mereka, "Kenapa emang?"

Di tempat duduk belakang, ada Ody, Kaysha, Bian dan Jaka yang lagi taruhan tentang keadaan yang terjadi sekarang.

"Gue suka sama lo dari lo awal masuk, kalo gue minta lo jadi pacar gue gimana?" tanya kakak kelas tersebut, terdengar ragu namun tetap terucap.

Ody sontak tersedak minuman nya sendiri, kemudian disenggol lengan nya sama Kaysha mengode untuk diam, "Sorry - sorry, lanjut aja."

"Goblok," bisik Kaysha

"Jadi gimana Den?"

__________

bitternessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang