Selamat membaca~
Setelah selesai melakukan sumpah ksatria, Abelio mengajak Jihan untuk duduk dan menikmati makan malam pertama. Tentu Abelio ditemani oleh ajudan terpercayanya yaitu Jean - yang setia menemani Abelio di sampingnya. Jean sedikit heran dengan Abelio. Bertahun-tahun Jean mengabdi padanya, ini adalah pertama kalinya Abelio mengajak seorang gadis untuk makan malam bersama.
Bahkan tunangan Abelio - Liberia, tidak pernah diundang untuk menghadiri makan malam bersama keluarga kerajaan. Lalu mengapa Jihan yang notabene merupakan seorang budak berdarah rendahan begini dengan mudahnya dia diajak langsung oleh Abelio untuk menemaninya makan malam? Bukankah itu aneh?
Jihan sedari tadi tak menyentuh makanan yang telah datang sejak beberapa menit lalu. Ia hanya menatap bingung daging panggang yang di sisi-sisinya terdapat sebuah pisau dan garpu. Tunggu, bagaimana cara Jihan bisa memakan makanan ini?
"Kau tidak makan?" Abelio yang menyadari tingkah Jihan akhirnya bertanya.
"Ah ... Saya tidak terbiasa dengan makanan ini, Yang Mulia. Tetapi akan saya pastikan untuk memakannya."
Abelio menaruh alat makannya di atas piring berwarna emas lalu mengelap bibirnya dengan sapu tangan, "memang biasanya orang-orang Fetolian makan apa?"
"Saya tidak begitu tahu. Mungkin bagi orang-orang yang mempunyai harta lebih akan memakan makanan yang sama seperti ini. Namun karena saya adalah orang dari kalangan bawah, makanan ini sangat asing bagi saya. Ini pertama kalinya saya melihat makanan semewah ini."
"Kau belum pernah mencobanya kan? Kalau begitu, cobalah. Jangan khawatir, aku tidak memberi racun apapun di dalamnya. Jadi, kau bisa makan dengan tenang."
"Eh? Saya tidak berpikir kalau Yang Mulia memberi racun pada saya," Jihan mengambil peralatan makan kemudian ia menggunakannya untuk memotong daging sapi yang telah dipanggang dan memasukannya ke dalam mulut. Wah, ini terasa sangat lezat.
Abelio memerhatikan Jihan yang tampak senang dengan makanan yang dihidangkan. Mendengar Jihan berkata seperti itu, membuat Abelio berpikir. Kenapa Jihan sangat mudah percaya pada orang yang baru saja ia kenal? Meskipun benar jika Abelio tak mencampurkan racun ke dalam makanannya, tetapi kan seharusnya Jihan berwaspada. Gadis ini terlalu polos atau gimana sih?
"Kau ... Kenapa kau sangat mudah percaya pada ku?"
Jihan mengedipkan mata beberapa kali, "Em ... Maksudnya, Anda benar-benar memasukkan racun ke dalam makanan saya?"
"Tidak. Maksudku, kita baru saja bertemu. Kau tidak berwaspada jika aku bisa saja membunuh mu sekarang dengan makanan yang kau makan. Ditambah lagi, kau juga dengan mudahnya menerima tawaran sebagai ksatria ku dan melakukan sumpah di saat itu juga. Apa kau tidak memikirkan hal itu secara matang?"
Jihan memperlambat kunyahan nya dan menatap ke bawah, "saya akan jelaskan satu persatu Yang Mulia."
Gadis itu meletakan kembali alat makannya - mengikuti apa yang dilakukan Abelio tadi, "pertama, alasan mengapa saya bisa menerima tawaran Anda dengan mudah karena itu adalah bentuk rasa terimakasih saya pada Anda. Jika bukan Anda yang membeli saya, mungkin saya akan mendapatkan perilaku buruk yang diberi majikan baru saya."
"Sejujurnya, saya sangat bersyukur karena Anda membeli saya dengan harga semahal itu. Mungkin berterimakasih saja sepertinya tidak cukup, maka dari itu saya mempertaruhkan nyawa saya hanya untuk Yang Mulia dan setia di kerajaan ini. Kalau Anda berpikir bahwa saya pasti menyimpan rasa dendam pada kerajaan Van Damme, Anda salah besar. Saya tidak memiliki dendam sedikitpun. Walaupun tempat tinggal saya telah dihancurkan oleh Anda, saya tidak membenci Anda. Justru bagi saya, Anda lah penyelamat saya," lanjut Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knight of Van Damme
FantasyON GOING Jihan Parvise. Satu-satunya orang yang tersisa di Negara yang sudah dikalahkan oleh Van Damme yaitu Feliton. Hidupnya berakhir menjadi seorang budak yang diperjual belikan di Negara Van Damme. Namun siapa sangka jika ada seseorang yang mem...