III : The commotion on the first day

0 0 0
                                    

Selamat membaca~

Hari ini seluruh ksatria akan memulai latihan dengan lari pagi. Jihan maupun Chirac sudah memakai kaos hitam dan celana panjang berwarna coklat muda - ini adalah pakaian yang digunakan para ksatria untuk latihan. Jihan mengangkat kepalanya melihat sang surya sedang bersinar terang di atas sana. Pagi itu mereka semua tengah berbaris di lapangan rumput dan diberi arahan terlebih dahulu sebelum latihan dimulai.

Setelah Jean menjelaskan jadwal latihan kali ini, barulah mereka semua berlari mengelilingi lapangan sebanyak tiga puluh kali tanpa henti. Di putaran ketiga sudah banyak ksatria yang tumbang karena kelelahan. Jangan salah, luas lapangan ini hampir sama dengan luas istana Raja. Maka tak heran jika banyak ksatria yang menyerah sebelum latihannya selesai. Ingat, ini baru latihan pertama mereka.

Jihan menengok kebelakang sembari berlari. Gadis itu melihat beberapa pria yang tengah memegang kedua lutut sambil mengatur nafas yang terengah-engah. Tak peduli, Jihan lanjut fokus pada tujuan utamanya.

"Hei, Jihan. Kau tidak lelah kan?" Chirac yang sedari tadi khawatir dengan Jihan pun akhirnya bertanya.

"Tidak, ini sudah biasa bagiku," jawab Jihan santai. Omong-omong, sekarang Jihan terbiasa berbicara santai dengan Chirac karena ia memintanya begitu.

"Kita masih ... Hosh ... Ada ... Dua puluh putaran lagi."

"Aku tahu itu."

"Kau santai sekali, ya. Apa kau pernah ikut latihan seperti ini sebelumnya?"

Jihan terdiam sebentar, "ketika masih di Feliton aku pernah menjadi prajurit bayaran saat usiaku empat belas tahun."

Lagi-lagi Chirac dibuat terkejut, "kau serius? Hei, di umur segitu aku masih menghayal bisa menjadi istri pangeran! Kau hebat sekali, Jihan."

Senyuman manis terukir di wajah cantiknya, "terimakasih Chirac. Tapi itu semua hanyalah masa lalu."

"Tetap saja kau terlihat sangat keren! Aku mengagumimu."

Latihan pertama sudah berakhir. Kini mereka diperintahkan untuk berbaris seperti semula dan akan memulai latihan berikutnya. Latihan selanjutnya adalah duel pedang. Dimana dua orang ksatria akan saling adu pedang sesuai yang sudah mereka pelajari selama di pelatihan ini. Tetapi, bukankah ini pertama kalinya Jihan ikut latihan? Apakah Jihan bisa mengalahkan ksatria lain yang melawan dirinya?

"Setelah ini akan ada duel pedang. Tetapi sebelum itu kalian diberi waktu istirahat selama lima belas menit dari sekarang, jika sudah selesai tolong kembali lagi ke tempat dimana kalian berbaris tadi," titah Jean menatap seluruh calon ksatria itu.

"Siap, dimengerti!"

Tibalah seluruh ksatria di sebuah ruangan yang biasa digunakan untuk melepas rasa penat dan lelah. Ruangan itu tidak begitu luas, hanya ada beberapa meja yang terbuat dari kayu dan lampu remang di atasnya. Chirac menggandeng tangan Jihan dan menyuruhnya duduk di paling pojok ruangan. Di meja yang mereka tempati sudah ada dua gelas air yang disediakan di setiap meja.

Chirac meminum airnya dengan cepat bahkan ketika Jihan baru meminumnya seteguk Chirac sudah lebih dulu menghabiskannya, "ah! Ini benar-benar segar!"

"Kamu kuat minum ya," Jihan meletakan gelasnya kembali.

"Hari ini cuacanya sangat panas, ditambah lagi kita baru saja latihan. Minum air dingin seperti ini sangat menyegarkan kerongkongan ku," jelas Chirac yang hanya dijawab anggukan oleh Jihan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Knight of Van DammeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang