sembilan

3.8K 313 23
                                    

Tak..

Tak..

Tak..

Langkah kaki si manis menapaki lantai kayu rumah kecilnya. Tangan kanan menenteng se ekor ikan dan sebelah kiri, tiga tangkai bunga anggrek pesanan sang nenek.
Pandangannya mulai mencari keberadaan sang Nenek.
Melangkah masuk ke bilik sang nenek, namun kosong wanita tua yang sangat Jimin sayangi itu tak ada di sana.

'Nenek kemana ?'

Wajah manis itu melengos cepat, langkahnya kembali ke luar. Mendapati Jungkook yang berdiri di teras masih sibuk menarik turun ujung kaos nya.
Aktifitasnya terhenti ketika melihat Jimin keluar dengan raut wajah khawatir.

"Jiminie, kenapa ?"

"Nenek tidak ada hyung"

"Huh.. kemana nenek, berjalan saja sudah susah ?"

'Nenek merindukan kakek'

Jimin bergegas melangkahkan kakinya tanpa pamitan dengan Jungkook.
Jungkook yang bingung pun segera mengekor di belakang Jimin.

"Jimin... kau mau kemana ?"

"Mencari nenek"

"Hyung ikut"

Keduanya berjalan tergesa-gesa, menuju ke mana Jungkook tak tahu. Ia hanya terus mengekor di belakang Jimin. Arahnya kebelakang rumah kecil mereka.

Cukup jauh...

Hingga langkah Jimin terhenti, begitupun Jungkook.
Setelah pandangan mereka mendapati sang nenek, tubuh renta itu bersandar di atas gundukan tanah.
Mata dengan kelopak keriput itu terpejam rapat.

"Nenek.." suara si manis, mengusap lembut pipi sang nenek dengan tangannya.

Perlahan kelopak itu terbuka begitu berat. "Ka..u... sudah kem...bali, sayang.." tuturnya terbata-bata.

"Nenek kenapa tidur di sini, ini bunga yang nenek minta... untuk kakek."

Jimin mengulurkan tangannya yang menggenggam tiga tangkai bunga anggrek.
Sang nenek pun menerima nya dengan senyuman.

"Terima kasih Jiminie... terima kasih sudah.. menemani hidup nenek selama lima tahun ini.."

"Nenek..

'Kenapa nenek bilang seperti itu, kenapa bilang terima kasih sudah menemani seperti eoma dulu ?
Jiminie takut eoma...

Kita pulang ya nek, Jiminie gendong"

Suara Jimin bergetar menahan tangis, pikirannya kalut karena rasa takut.

"Biar Jungkook yang gendong nek" Jungkook mendekat hendak mengangkat tubuh nenek shin yang terlihat sangat lemah.

Tangan nenek shin menepisnya "tak perlu Jungkook-aah, nenek nyaman di sini bersama kakek."

"Nek kita harus pulang hikss.. nenek harus makan siang hikss.. Jimin bawakan ikan untuk hiks Nenek hiksss" Air mata sudah megalir deras di pipi si manis. Hatinya merasa hal buruk akan terjadi.

"Jiminie..." nenek shin tersenyum menatap wajah Jimin yang memerah karena menangis.

"Kita pulang nek.. Jiminie mohon"

"Sshhh.. dengar... kan. Nen..nek,
Nen..nek...sud...dah.. ten..nang.. sekarang... ad.da.. Jung...kkook.. yyang...akkkan.. menja..ga.. cucu.. ne..nek... yang.. manis...ini... heum..." nenek shin tersenyum meski tatapan matanya terlihat kosong.

"Nenek...hikkkss aku mohon.. jangan nek.." Jimin memeluk sang nenek erat. Berharap sang nenek tak pergi.

"Jungkook... tollong...kkau jja..ga Jimin...,"
Jungkook mengangguk beberapa kali, meyakinkan sang nenek bahwa ia akan menjaga Jimin.

LOST for LOVE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang