enam

4.4K 312 11
                                    

Dengan perlahan Jungkook merebahkan tubuh mungil Jimin ke ranjang. Merapikan anak rambut Jimin yang sedikit menutupi dahinya. Yang sempat Jungkook pikir dekil, ternyata dahi Jimin putih bersih bahkan kulit itu sangat lembut.
Jungkook memandangi tubuh mungil Jimin yang terlelap, sungguh seperti malaikat. Teduh wajah Jimin membuat Jungkook mengulas senyum tipis.

"Akan aku buat kau banyak bicara, Jiminie" Monolog Jungkook masih dengan senyuman.

Jungkook merebahkan tubuh tingginya di samping tubuh mungil Jimin, Nampak sangat kontras.
Segera memejamkan matanya berharap mimpi segera menjemput.

"Ck.."

Jungkook kembali membuka matanya, tubuhnya gelisah tidak nyaman.
Miring ke kanan, ke kiri, telungkup namun tetap saja tidak bisa membuatnya segera tidur.
Bagaimana bisa ia tidur dengan hanya beralaskan selembar karpet yang sudah sangat lusuh dan.. selembar kulit harimau yang menutupi bagian bolong karpet tersebut.tanpa bantal empuk yang menopang kepalanya. Sungguh sulit di mengerti Jimin bisa hidup dengan ke adaan seperti ini.

Pergerakan Jungkook yang bertubuh tinggi dan kekar tentu membuat ranjang berguncang cukup kuat.
Dan lagi, ranjang tersebut tidaklah terlalu kokoh. hanya buatan tangan seorang kakek tua beberapa tahun yang lalu. Sudah di pastikan reot di kaki-kakinya.

"Kkau kenapa ?"

Suara Jimin terdengar parau, bukan karena sakit memang pria manis itu selalu menahan suaranya agar tidak banyak keluar.

Jungkook terkejut mendengar suara pria manis di sampingnya yang setahunya sudah terlelap dari tadi.

"Jimin.. kau terbangun. Maaf kan aku eoh.. maaf ?

Jungkook membalikan badannya membuat mereka saling berhadapan.
Ranjang yang sempit sudah pasti membuat wajah mereka tidak berjarak. Hingga Jungkook dapat merasakan deru hangat dari hidung si pria manis tepat di dagunya.

"Aku mengganggu tidur mu, maaf"

Jimin menggeleng kemudian mengulas senyum tipis di bibir ranumnya.
Manik mereka, abu-abu dan hitam pekat itu bertemu saling memeta ke indahan di hadapannya.
Sinar temaram dari lilin yang menempel di dinding tak mengurangi ke indahan yang tuhan ciptakan.

"Tidurlah, besok aku ajak ke sungai"

Deg...
"Eumm kau bicara lagi.. Jiminie ?"

"Tak mau dengar suara ku ?" Mata indah itu mengerjap lucu.

Deg..
"Eehh bukan begitu, aku mau dengar. Sungguh. Suaramu sangat merdu Jiminie.."

Jimin nampak tersipu dengan pujian Jungkook. Bibirnya nampak tertarik di kedua ujungnya.
Menampakan gigi yang memang satu di antaranya tidak terlalu rapi, tapi terkesan menambah sentuhan manis di balik bibir ranum itu.

Deg.. deg.. deg..

"Jika bang PD nim mendengar suaramu yang sangat merdu ini pasti kau langsung di rekrut label miliknya" Jungkook mengusak rambut Jimin.

"Jungkook kau berlebihan" Jimin tertunduk setelah mengucapkan itu.

"Panggil aku hyung, aku lebih tua dua tahun darimu jika kau ingin tau" Jungkook terkekeh.
Dan membuat Jimin mendongak dengan mata mengerjap. Jungkook gemas di buatnya.

"Uuh.. maaf hyung.. dari mana hyung tau umurku ?"

"Aku cenayang..." Jungkook membuat wajahnya nampak serius.

"Uuhh.. benarkah...?"


"Tapi bohong... haha.." Jungkook tertawa geli karena melihat Jimin yang sangat menggemaskan dengan wajah polosnya.

LOST for LOVE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang