|12| Rasa

16 6 0
                                    

Ingatan itu masih terpatri rapih di dalam memori.
Memunculkan slide demi slide kepahitan saat otak mulai memutarkannya.
Tentang hati yang pernah tergores luka.
Terbuka habis luka itu meninggalkan bagian jiwa yang rapuh.
Serta tertambat pada hati yang terakhir.
Semua terjadi memang bagian dari rencana skenario-Nya
Semua tentang aku dan kamu yang terlibat dalam cerita skenario-Nya.
Semua telah menjawab jawaban.
Bukan aku mau mengeluh, bukan pula aku akan menyerah dengan perasaan yang tak pernah tinggal lama dalam hati.
Namun, bukankah usaha itu banyak bentuknya.
Bukankah berjuang tak selamanya bisa dipandang?
Memperbaiki diri juga dinamai usaha, berdoa juga dinamai berjuang.
IYA KAN?
Sejak saat itu tidak ada hari yang ku lewatkan.
Tulisan tanpa jeda tentangmu, buku diary-ku juga penuh dengan cerita tentangmu,
Begitu juga ingatan itu tak lepas dari bayang-bayang sajak tentangmu.
Ya ... Kini aku sadar bahwa ini adalah tentang perasaan, tapi bersama kesadaran harapanku ternyata tak sesuai kenyataan.
Aku kita setelah sajak yang ku tuliskan hanya tentangmu, Tuhan tak lagi mengajakku bercanda soal perasaan, Namun ....
Ternyata tidak!
Aku sudah membentengi diri kuat-kuat dengan tak ada lagi perasaan yang bernostalgia tentang sajak rindu.
Aku penasaran dengan cara-Nya mengembalikan hatiku yang pernah patah itu.
Membuat hati semakin kuat.
Iya ... Aku selalu penasaran akan hal itu sama seperti sekarang, sedang ku nanti kejutan dari-Nya dengan rasa penuh penasaran.
Begitu juga dalam hal sajak perasaan.
Agar waktu penantian tidak berlalu dengan sia-sia, maka yang harus dilakukan dengan menggunakannya penuh makna.
Memperbaiki kualitas diri sebaik-baiknya.
Mempererat hubungan dengan-Nya.


Putri Mentari
Semarang, Oktober 2020

Aksara MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang